05 : hancur.

10 2 10
                                    

CAHAYA menghilang, memberi laluan kepada bulan untuk mengganti tugas matahari

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

CAHAYA menghilang, memberi laluan kepada bulan untuk mengganti tugas matahari.

Liyana yang selesai dari solat Isyaknya langsung mengambil telefon bimbitnya dan menelefon Nina.

" Assalamualaikum Nina, kau buat apa sekarang ni? " tanya Liyana.

" Waalaikumussalam, Oh Liya. Ni aku tengah buat kopi, nak marathon drama aku. Hehe " balasnya.

" Aku nak tanya pendapat kau lah. Patut tak aku terus terang dengan Hadief? Aku taknak dia kena tipu dengan perempuan tu. " tanya Liyana lagi.

" Aku rasa kan, kurang sesuai kalau kau nak luahkan perasaan kau masa macam ni. Aku takut nanti dia keliru. Kau classmate dia. Aku takut nanti dia tak layan kau sama macam dia layan kau sekarang. " balas Nina.

" Lagipun kalau kau confess sekarang, aku takut nanti, pelajar lain nampak macam kau ambil hak milik orang. " tambah Nina.

" Kalau macamtu, kau rasa bila masa yang sesuai nak bagitau dekat dia? " tanya Liyana.

" Taktau, tapi aku cadangkan jangan buat masa terdekat. " kata Nina.

" Wey, kalau dah takde apa-apa, aku off dulu. Nanti sampai bila-bila drama Siam aku tak habis. Hehe, Assalamualaikum. " terang Nina.

" Haha, yelah. Waalaikumussalam. " balas Liyana sebelum menutup panggilan.

Liyana berbaring di atas tilam empuknya. Dia berfikir dan terus berfikir tentang apa yang baru saja terjadi hari ini.

" Ya Allah, adakah ini pilihan yang terbaik untuk hamba-mu? Adakah engkau yakin dia bukan jodoh-ku? Jika iya, engkau jagakanlah dia untukku. Tetapi jika bukan, berikan lah dia jodoh yang lebih baik dariku. " fikir Liyana dan perlahan matanya tertutup untuk menuju alam mimpi.

 " fikir Liyana dan perlahan matanya tertutup untuk menuju alam mimpi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sehabisnya waktu rehat di sekolah, Hadief terlihat sangat bahagia. Dia duduk ditempatnya sebelum dia berjalan untuk bertemu seseorang.

Tidak lupa, dia juga membawa kotak yang telah dibalut rapi. Liyana yang melihat seperti tahu dia akan berjumpa dengan siapa.

Tetapi dirinya hanya mampu berdiam, kerana hubungan dia dan Hadief hanyalah sebatas seorang teman.

Beberapa saat kemudian, Hadief kembali ke kelas dengan wajah yang sangat ceria. Liyana yang sedang bersembang dengan Nina mendengarkan percakapan Hadief, Amirul dan Nazmi.

" Wey, aku dengan Wawa dah official! " Hadief berkata dengan senyum yang sangat lebar.

" Mantaplah Dief. Tak percaya aku ada jugak orang yang suka muka hauk macam kau. " kata Nazmi.

" Muka kau hauk! Dia ni dahlah pelajar kedua terhensem se-tingkatan. " balas Amirul.

" Jap, dahtu siapa yang paling hensem? " tanya Hadief.

" Hehe, dah sah lah aku. " jawab Amirul.

Dan Liyana yang mendengar hanya mampu memendam rasa sakit kerana sang kekasih hati telah menjadi hak milik orang lain.

" Liyana... kau cari je lah orang lain ye? Banyak lagi yang hensem selain Hadief. " ucap Nina.

" Entahlah Nina. Aku dah malas nak berharap. " katanya sebelum membuka buku teks Sejarah untuk diulang kaji.

" Ibu, Liya keluar pergi taman kejap tau? " tanya Liyana kepada sang ibunda

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

" Ibu, Liya keluar pergi taman kejap tau? " tanya Liyana kepada sang ibunda.

" Okey sayang! Jangan balik lewat tau! " sahut sang ibu dari dapur.

" Baik Ibu. " balasnya sebelum berjalan keluar menuju kearah taman.

Di sepanjang jalan, dirinya hanya memutarkan lagu untuk menghilangkan kebosanan.

mengapa sulit
untuk ku bisa miliki hatimu
bahkan selama ini, hadirku tak
berharga untukmu

yang terjadi kini, ku hanya rumah persinggahanmu
disaat kau terluka, dan disaat semuanya reda
kau menghilang begitu saja

Dia duduk di buaian, sambil menghayunkannya perlahan. Melihat kawasan sekitar. Kanak-kanak berlarian, bermain gelongsor dan jongkang-jongket membuat hatinya terasa hangat.

Lalu dirinya teringat kata-kata yang Hadief pernah ucapkan.

" Langit ni memang buat aku tenang. Satu-satunya pendengar setia yang akan ada untuk aku, kau dan semua orang. "

Lantas Liyana langsung menghadap ke arah langit sambil memberitahu keluh kesahnya yang selama ini dipendam.

' Lega '. kata-kata itu dapat menggambarkan isi hati wanita kecil itu.

Dia terus menatap langit yang berwarna biru itu. Benar seperti yang dikatakan oleh Hadief.

Indah memang perkataan yang sangat sesuai untuk ciptaan Allah yang satu ini.

Tiba-tiba datang seorang kearah Liyana. " Dah rasa lega? " tanya orang berbaju hitam dan bertopeng itu.

To be continued...

To be continued

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
secret admirer | liyana.Where stories live. Discover now