21. Tugas Rangga

1.2K 161 86
                                    

Udah dengerin suara Rangga dan Kinaya nyanyi belum? Bisa liat di ig meliyana.j ya. Janji nggak mleyot😭🫵🏻

HAPPY READING

21. TUGAS RANGGA

Kinaya sedang memandangi lima bunga tulip berwarna pink yang ia beli saat pulang dari klinik diantar Rangga tadi. Lima saja rasanya tidak cukup untuk menggambarkan kebahagiaan Kinaya saat ini. Ia merasa ada sebuah harapan yang diberikan Ceilo.

***

Tepat hari Minggu sesuai janji Rangga untuk mengajak Kinaya ke sebuah danau. Rangga menuju bagasi. Ia menyibak terpal yang menutupi sebuah motor yang sudah lama tidak ia sentuh. Terakhir ia mengendarai motor ketika menempuh pendidikan S2.

Kali ini Rangga tidak menggunakan mobil untuk membawa Kinaya, ia memilih menggunakan motor saja. Rangga juga ingin membonceng Kinaya seperti Ceilo.

Rangga bersiap naik ke motor lalu menyalakan mesin. Setelahnya ia bergegas menuju rumah Kinaya.

Setibanya di depan rumah Kinaya. Kinaya yang sudah menunggu di teras masih tidak menyadari bahwa orang yang turun dari motor itu adalah Rangga. Namun setelah Rangga melepas helm baru Kinaya terkejut.

Rangga mengibas rambutnya sambil merapikan kembali. Ia menyimpan helm di atas jok motor.

"Kak Rangga? Pakai motor?" Kinaya menghampiri Rangga dengan penuh tanya.

Rangga tersenyum, matanya menyipit, manis sekali.

"Iya, sesekali, biar sambil hirup udara segar." Rangga berhenti di depan Kinaya, bertepatan Rano dan Laras yang keluar dari rumah.

"Eh, nak Rangga," sapa Laras.

"Udah nge-date aja nih?" goda Rano.

Kinaya seketika hanya terdiam digoda seperti itu.

"Selamat pagi Om Rano, Tante Laras," sapa Rangga.

"Pagi Rangga."

"Izin ya, Om, Tante, mau ke danau sama Kinaya."

"Iya, silakan. Kalau ke KUA juga gapapa," canda Rano.

Laras tertawa kemudian. Kinaya hanya memasang wajah cemberut.

Rangga menggaruk tengkuk yang tidak gatal. "Ya udah, Om, Tante. Saya sama Kinaya pamit dulu, ya." Rangga menyalim Rano dan Laras bergantian disusul Kinaya.

"Berangkat dulu ya, Ma, Pa."

"Iya, hati-hati kalian," peringat Laras.

"Siap, Tante."

Rangga mengeluarkan helm dari jok motor, lalu memberikan pada Kinaya yang langsung menyambut kemudian memakainya, Begitu pula dengan Rangga. Kemudian ia menaiki motor dan menyalakan mesin.

Rangga menoleh memberi kode dengan anggukan agar Kinaya segera menaiki jok motor. Kinaya lalu menempati jok motor Rangga. Sedikit aneh rasanya, karena biasa Rangga menggunakan mobil.

Rangga belum juga menjalankan motornya. Kinaya mencodongkan sedikit kepalanya ke depan. "Udah, Kak."

"Belum."

"Belum apa?"

"Kamu belum pegangan, Kinaya."

Kinaya bingung. "Pegangan di mana?" Ia mencari sekiranya di mana ia berpegangan.

"Peluk atuh, Kin," celetuk Rano.

Laras mengangguk setuju. "Calon suami kamu itu, sayang, peluk aja."

"Hah?" Kinaya ternganga. Ia terkejut kala tangannya terasa ditarik lembut oleh Rangga. Kemudian melingkar di perut Rangga. Ia mengerjap lucu.

Tarangga Untuk Kikanaya (republish)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang