SINGLE PARENT

2.1K 98 2
                                    

Happy Reading

"Appa tau Jin sangat kehilangan Jisoo, tapi Appa harap Jin tidak terlalu larut dalam kesedihan.
Ada Putri kecil cantik yang Jisoo tinggalkan untuk Jin rawat dan besarkan", Ucap Ayah Jisoo sambil memeluk tubuh menantunya.

"Jin mengerti Appa", jawab Jin lirih.

"Jenny kecil butuh sosok ibu untuk membesarkannya, Jin juga butuh sosok pendamping hidup.
Appa harap suatu hari Jin bisa membuka hati untuk menerima wanita lain sebagai istri dan ibu sambung untuk Jenny", sedikit nasihat dari Appa Jeon untuk menantu tercintanya.

Jin hanya bisa mengusap air matanya yang jatuh tanpa seijinnya.

"Appa dan Eomma juga sangat kehilangan putri cantik kami. Tapi Appa tidak ingin terus-terusan terpuruk seperti ini selamanya.
Masih ada Putra kecil kami juga butuh perhatian sekarang juga ada Jenny yang harus kita besarkan bersama-sama",

"Terima kasih Appa", ucap Jin sambil memeluk mertuanya.

"Karena Jenny masih bayi biarkan kami yang merawatnya di sini.
Jin tak perlu khawatir ada kami yang akan bergantian menjaganya", Lanjut Eomma yang baru keluar dari kamarnya.

"Terima kasih Appa, Eomma, Jin titip Jenny. Jin akan rutin berkunjung setiap akhir pekan. Jin pamit untuk kembali ke Seoul. Mulai besok Jin akan kembali bekerja", pamit Jin pada mertuanya.

Sebelum pergi Jin menemui putri kecilnya yang saat ini sedang di gendong oleh Jungkook, Adik dari mendiang istrinya.

"Hi, Jenny. Appa harus kembali ke Seoul hari ini. Jadi anak baik ya, jangan menyusahkan kakek dan nenek", bisik Jin pada putri kecilnya yang berada di gendongan Jungkook.

"Hyung, sudah mulai masuk kerja?",

"Ia, Hyung sudah terlalu lama disini. Pekerjaan kantor sudah pasti menumpuk. Kasihan Sekretaris Yoongi kalau harus menghandle sendiri pekerjaan kantor",

"Hati-hati di jalan, Hyung",

"Terima kasih, Jungkook-ah.
Titip Jenny" ucap Jin sambil mengusak rambut Jungkook.

"Hyung..."rengek Jungkook.

Jin tersenyum melihat Jungkook.

"Kapan kau akan tumbuh dewasa kalau masih saja merengek seperti itu?", goda Jin.

"Hyung, yang mengacak-acak rambutku", ucap Jungkook sambil merapikan rambutnya dengan tangan kanan karena di tangan kirinya ada bayi mungil yang sedang ia gendong.

Jin tertawa melihat Jungkook yang ngambek karena kebiasaan jahilnya.

'Wajahmu mengingatkan aku pada istri tercinta ku, Jungkook-ah.
Bagaimana mungkin aku bisa melupakannya. Bahkan sifat dan sikapmu sama persis dengannya', batin Jin sambil melihat kearah Jungkook dengan pandangan sendunya.

Jin beranjak dari kamar Jungkook dan berpamitan pada mertuanya.

Kali ini Jin kembali ke Seoul tanpa di temani istri tercintanya.

Rasa sedih menyelimuti sepanjang perjalanan dari Busan ke Seoul. Jin tak bisa membendung air mata yang menetes di pipinya.

'Aku merindukanmu, Jisoo. Sangat merindukanmu. Kali ini aku sendirian, tak ada lagi celotehmu yang selalu menemani sepanjang perjalanan. Tak ada lagi tangan lembut yang selalu aku genggam. Apa kau juga merindukannku sayang?', lirih batin Jin.

Sesampainya di Seoul Jin langsung pulang ke Apartemennya.

Tempat dimana banyak kenangan indah bersama istrinya.

Jin memasuki kamar tempatnya menghabiskan malam-malam penuh gairah bersama Jisoo.

Jin tak kuasa menahan air matanya. Jin meraung sendirian hatinya sakit mengenang semua yang sudah ia lewati bersama istri tercintanya.

'Mengapa kamu harus pergi meninggalkan cinta dan luka yang teramat dalam. Aku dan  Jenny membutuhkanmu sayang. Bahkan saat ini aku harus terpisah dengannya karena keadaan', tangis pilu Jin.

060523

Terima kasih

Jangan lupa like & comentnya












BROTHER IN LAW ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang