Jin pulang larut malam, rasa lelah di tubuhnya mendadak hilang melihat Jungkook tertidur di sova dengan televisi yang masih menyala.
Jin membopong tubuh Jungkook ke dalam kamar pribadinya kemudian merebahkan tubuh Jungkook di tempat tidur King size miliknya.
Selesai mandi Jin membaringkan tubuhnya di samping tubuh Jungkook kemudian memeluknya.
Jin baru saja memejamkan matanya saat terdengar suara tangis Jen. Jin memeriksa layar di kamarnya kemudian keluar menuju kamar tidur Jen.
Jungkookpun terkejut mendengar suara tangis Jen, yang lebih mengejutkan lagi ia berada di kamar pribadi Jin hyung.
Jungkook buru-buru keluar menuju kamar Baby Jen.
"Hyung, kau sudah di sini rupanya", ucap Jungkook.
"Kau kembalilah ke kamar, biar Hyung yang membuatkan susu untuk Jen",
"Biar aku saja, Hyung. Hyung pasti lelah, biar aku saja yang menemani Jen",
Jin menggendong dan memberikan susu pada Jen. Beberapa saat kemudian Jen kembali tertidur.
Jin membaringkan Baby Jen di tempat tidurnya kemudian menarik tangan Jungkook untuk keluar dari kamar Jen.
"Hyung...",
Jungkook menolak ketika menyadari Jin membawanya ke kamar pribadinya.Jin tak menghiraukan Jungkook, ia tetap menarik tangan Jungkook menuju kamarnya.
kemudian Jin mengunci rapat kamarnya.
Jungkook ketakutan.
"Apa yang kau lakukan, Hyung?",
Tanpa banyak bicara Jin menarik tubuh Jungkook ke dalam pelukannya dan mulai melumat bibir tipis milik Jungkook.
Jungkook meronta.
"Please temani aku malam ini Jungkook-ah, aku sudah tak dapat menahannya lagi. Aku butuh tempat untuk melampiaskan hasratku. Aku mohon Jungkook-ah",
Pinta Jin."Tapi aku laki-laki, Hyung",
"Kamu percaya padaku bukan?"
Jungkook tak mengerti apa yang harus ia katakan.
Hingga semuanya terjadi.
Jungkook hanya bisa menangis, rasa sakit luar biasa ia rasakan saat benda tumpul mulai merobek lubangnya. Tubuh Jungkook seolah terbelah.Jungkook menjerit kesakitan.
"Sakit, Hyung...", Jungkook menangis.
Jin yang sudah di butakan oleh nafsu seperti tak mendengar teriakan pedih dari Jungkook.
Jin mengejar nikmat yang sudah lama tidak ia rasakan.
"Jungkook-ah, kenapa ini nikmat sekali", bisiknya di telinga Jungkook.
Jungkook tak lagi dapat merespon.
Ia pasrah dalam kungkungan Jin.
Hanya terdengar isak tangis dan desahan nikmat dari sudut kamar pribadi Jin.
Jungkook sesekali menyeka air matanya.
Ia tak mampu menolak kenikmatan juga rasa sakit yang Jin berikan.
Adegan panas itu di akhir oleh erangan nikmat dari kedua laki-laki tersebut.
Jin menjatuhkan tubuhnya pada tubuh polos Jungkook.
"Maafkan Hyung, Jungkook-ah. Hyung tak lagi dapat menahan hasrat yang kian hari kian memuncak",
Jungkook tak merespon apapun ia hanya bisa menangis tersedu sambil menyeka air matanya.
"Aku mencintaimu, Jungkook-ah", ucap Jin sambil memeluk tubuh Jungkook.
Jin membersihkan cairan yang keluar dari organ intim Jungkook.
"Aku mau ke kamar mandi, Hyung", ucap Jungkook sambil menepis tangan Jin dari tubuhnya.
Tanpa banyak kata Jin membopong tubuh Jungkook dan membawanya ke kamar mandi.
Jin mengisi bathtub dengan air hangat kemudian membenamkan tubuh Jungkook.
"Air hangat akan mengurangi rasa sakitnya", ucap Jin pada Jungkook
Jin ikut masuk ke dalam bathtub dan menarik tubuh Jungkook ke dalam pelukannya.
Jin membersihkan tubuh Jungkook dengan lembut, sesekali ia mencium tubuh Jungkook dan melumat bibirnya.
Adegan panas itu kembali terulang di di dalam bathtub.
Jungkook yang masih merasakan sakit pada lubangnya hanya bisa merintih kesakitan dan mengerang nikmat secara bersamaan.
Ini yang pertama buat Jungkook dan itu dengan laki-laki, Suami dari mendiang kakak perempuannya.
Setelah selesai mandi, Jin kembali menggendong Jungkook dan membaringkannya di tempat tidur.
"Hyung kenapa?", tanya Jungkook masih dalam pelukan Jin.
"Hyung butuh tempat untuk melepas hasrat, Jungkook-ah",
"Kenapa harus aku, Hyung?", tanya Jungkook sambil terisak.
"Hyung tidak mungkin melakukannya dengan orang yang tidak Hyung cintai",
Jungkook hanya bisa menangis dalam pelukan Jin.
"Maafkan Hyung, kalau ini melukai Jungkook",
Jungkook hanya mampu menyeka air mata yang tak henti menetes di pipinya.
Jin mengusap air mata Jungkook.
"Lihat Hyung, Jungkook-ah. Percaya pada Hyung. Hyung sangat mencintaimu. Hyung akan bertanggung jawab dengan apa yang sudah Hyung lakukan kepadamu", ucap Jin sambil menghujani wajah Jungkook dengan kecupan.
Jin memeluk erat tubuh polos Jungkook.
"Tidurlah, Jungkook-ah. Kamu pasti lelah".
280523
Terima Kasih untuk like & comentnya
KAMU SEDANG MEMBACA
BROTHER IN LAW ✔️
FanfictionRasa cinta dan kehilangan yang teramat dalam membuat Jin nggan mencari sosok pengganti untuk di jadikan istri dan ibu pengganti untuk anak semata wayangnya. Akankah waktu dapat mengobati rasa kehilangan Jin karena istri tercinta yang meninggal saat...