part 1 chap 2

7 0 0
                                    

*3 years latter*

Tidak terasa hari sudah sore.
Akara yang saat itu masih menggunakan kebaya graduate SMA nya duduk di bibir pantai menikmati ombak dan langit yang diwarnai jingga. Akara yang menatap lumat kemilauan air yang tersiram jingga itu membuat hatinya sedikit tenang.


jika bisa di ibaratkan...
mungkin rasa nyaman yang diberikan senja itu seperti rasa nyaman di peluk seseorang.
ya... rasa tenangnya seperti itu.

Selain seja, laut dan langit adalah teman akara, teman yang selalu membuat akara tenang ketika hanya menatapnya saja. Mereka adalah ciptaan tuhan yang disyukuri akara dalam hidupnya.

Desiran ombak saat itu terdengar menyatu dengan hembusan angin, akara mengambil napas panjang dan kemudian di hembuskannya perlahan.
Hal itu ia lakukannya berulang ulang.

Dengan senyuman di wajahnya akara berbincang pada ombak.

Bisa jadi, di sana ayah dan ibu sedang dipinggir pantai juga. Begitu pikirnya.

"Ayah.. Ibu.. Akara sudah lulus SMA, ini graduate ke dua akara tanpa ayah ibu"

"Kata nenek akara cantik dengan kebaya ini, tau ga bu...  ini kebaya ibu waktu gadis loh, maaf ya ara ngerubah dikit modelnya biar lebih modis hehe"

"Ara  make ini karena rindu ibu " batin akara.

"Ini sudah 3 tahun, gaadil bangetbkalau cuma ara yang rindu haha?"

Akara menggambar 3 orang yang berpegangan tangan di pasir.

Seperti memahami Perasaan akara, ombak menyapu bersih gambarnya, tidak terlihat sedikit goresanpun pada pasir tersebut.

"Hmmm sampein gambar ini ke ayah ibu ya kalau ketemu mreka di pantai sana.  Oke! " ucap akara memerjntah ombak seperti moana.

Senja juga perlahan menghilang, seperti biasa akara kembali menitipkan rindunya pada sinar sang matahari , barangkali di sisi lain dari bumi sinar yang membawa perasaan ini akan menyelimuti ibu.

"Aku harap mereka baik baik saja"

Akara yang sedang ribut dengan pikirannya, menyadari langkah kaki yang perlahan mendekatinya.

"Seja pulang gih, lagi mau sendirian" usir ara.

"Langit. Bukan seja" ucap langit.

Mata akara membulat, sudah lama ia tidak mendengar suara laki laki itu.

"Kamu masih aja suka pantai ya ra" ujar langit.

Akara terdiam, ia tidak tau apa yang harus ia ucapkan, ini pertama kali mereka berbincang setelah laki laki itu memutuskan hubungan dengannya tahun lalu.

"Ada perlu apa?" tanya akara dingin

"Kangen tempat ini, kebetulan kamu juga disini" ujar langit

Akara terdiam. Keheningan yang berbalut jingga dari cahaya senja yang tertinggal menyelimuti dua remaja itu, hanya terdengar desiran angin dan ombak pantai saja.

"Kebayanya cocok sama kamu ra, cantik" ucap langit memecah keheningan diantara mereka

Akara terdiam sejenak.

"Terimakasih" jawab akara

"Sudah nentuin unniv?"

"Umm" akara mengangguk.

"Gue harap lo milih kampus yang sama" gumam kecil langit.

"Gimana??" tanya akara

"A-ah tidak tidak tidak ada" elak langit dengan terbata

Langit : Aku juga sudah dengar yang terjadi pada keluargamu, kamu baik baik saja?

Akara : ya tidak apa apa (jawab akara dengan senyuman)

Langit : ra...  Mau minta maaf juga sama apa yang terjadi di masa lalu.

Akara : udaah gpp lupain aja.

Langit : tapi... kamu ga pernah nanya apapun ke aku, alasan ke, apa kek, ga penasaran?.

Saat hendak menjawab dari belakang terdengar suara yang memanggil namanya

"Ara ayo pulang" suara seja yang memanggil akara.

Seja berjalan mendekati mereka berdua.

Akara : eh seja.

Seja : ayo pulang, nenekmu nelpon katanya kamu belum pulang, nomormu juga ga aktif! ternyata disini! (Seja menatap tajam langit)

Langit : pulang gih. Panas disini, padahal matahari udah turun tapi tetep aja gerah kenapa ya?. (Langit smirk)

Seja menggandeng tangan akara dengan kuat.

Akara yang mengikuti langkah cepat seja, melepaskan genggaman seja.

"Seja stop! Sakit"  bentak ara.

Seja : ra maaf..

Akara : ja im okay, aku mau lama di pantai ini soalnya aku bakalan jarang ke sini lagi.

Seja : maksudnya?
Akara : ja aku milih unniv 1 kota sama ayah.
Seja : dimana?
Akara : unniv bina nusantara.

Seja terdiam~~~ lalu memasangkan helm untuk akara, mereka menaiki motor.

Seja kembali melanjutkan perbincangan tadi

Seja : ra aku juga daftar disana

Akara : hah??

Seja : aku juga mau daftar disana raaaa!

Akara : hah apaa?

Seja : gua bakalan daftar disana juga budeg lo! Korek telinga lu woy!! (Nada seja ngegas)

Akara: *tertawa* benaran ja?

Seja : eh eh harus ubah cara ngomong juga tau,  disana harus pake lo gue.

Akara : emang harus?

Seja : umm ga sh tapi biar nyaman aja komunikasi sama temen temenmu ntar.

Akara: ribet amat anjir,  tapi tapi ngapain londaftar di sana juga?  Kan ko bisa masuk kampus negeri itb kek.

Seja : serah abang dong, lagian keluarga besarku  dikota itu ra, ayah kan cuma bertugas disini jadi ya skalian balik lah kasian rumah di sana kosongan.

Akara : baguslah masih bisa repotin seja huhuuuu seja memang terbaik di dunia.

Seja : iya dong, anak kecil gaboleh sendirian di sana, nanti di culik.

Akara : yee bilang aja gamau jauh dari gua kan lu haha

Seja : dih geer amat, gua cuma mau balik ke sana doang anjir.

Akara : ngaku aja sih susah amat huuuu (akara menggetok helm seja"

Seja : kualat ya lo, gua ini lebih tua setaun dari lo ya!

Akara : bodo! Yg penting kita se angkatan wek.

Seja : logat lo pake lo gue oke juga ya

Akara : iyalah kan sering nonton ftv hahaa

Akara seja tertawa.

*Merekapun sampai dirumah akara*

~~~~

~~~~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Rembulan Di Antara Ruang KosongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang