Bagian 2 : Sebuah Lagu

9 2 0
                                    

"Tuan muda, kau tak apa-apa?"

Tanya Junkai

Junkai mengalihkan pandangannya kepada serpihan gelas karena Wang Yuan sedaritadi terus memperhatikannya

"Tidak apa-apa"

Jawab Wang Yuan singkat

Wang Yuan memegangi dadanya. Kenapa tiba-tiba terasa ada yang sakit?

"Bersihkan kekacauan ini. Junkai, kau akan berangkat besok"

Ujar Tuan besar

Junkai mengangguk tapi hatinya berteriak keras untuk menolak

-

"Tuan muda, bisa kah kau bermain lagi? Aku ingin mendengarnya lebih lama"

Pinta Junkai

Wang Yuan mengangguk kemudian jari-jarinya mulai memainkan piano di depannya, menciptakan musik yang indah

Hanya sebentar saja setelah itu
Wang Yuan berhenti

"Ada apa, Tuan?"

Tanya Junkai

"Kau akan pergi?"

Wang Yuan menoleh pada Junkai sekarang dan menatap pemuda itu dengan redup

"Kau tahu aku tidak bisa menolak perintah Tuan besar. Jangan khawatir, aku pasti akan kembali. Lagipula aku akan selalu memberimu kabar"

Ujar Junkai kemudian tersenyum hangat

"Aku takut. Aku takut semuanya akan berubah ketika kau kembali nanti. Mungkin aku juga tidak akan terbiasa tanpa kau"

Ujar Wang Yuan

Tatapan matanya semakin redup. Tatapan mata itu berbicara untuk meminta Junkai tetap berada di sini. Bersamanya

"Kau pasti akan terbiasa, Tuan"

-


Junkai POV

"Jaga dirimu baik-baik. Kau mungkin akan kedinginan karena di sana kau akan dilanda musim salju. Jadi, pakailah ini ketika musim salju tiba"

Ujar Wang Yuan

Wang Yuan memberikan mantel bebulu berwarna hitam untukku

"Terima kasih, Tuan. Aku pasti akan menjaga ini dengan baik"

Ujarku sambil memberi senyum terbaik untuknya

"Jaga juga hatimu"

Aku membeku

"Tuan?"

Aku yakin aku tidak salah dengar

"Jaga hatimu"

Ujarnya sekali lagi

Ia mendekatkan tubuhnya dan memelukku. Aku membeku. Kami memang selalu bersama sejak kecil tapi hal-hal intim begini tentu saja bisa membuat jantungku berdebar

Tubuhnya sangat hangat. Aku akan sangat merindukan pelukan ini setiap harinya

Aku memberanikan diriku untuk membalas pelukannya. Meletakkan tanganku kepada pinggang rampingnya, satu tangan lagi aku gunakan untuk mengelus belakang kepalanya dengan sayang

Mobil hitam sudah menungguku. Haruskah aku pergi?

Aku memang akan kembali tapi hati ku gelisah karena mimpi-mimpi yang terus mengangguku

Young Master (REMAKE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang