viii

705 76 13
                                    

maaf aku baru up malam ini 🙏

Jungkook semakin manja akhir-akhir ini. Selalu menempel kemanapun Taehyung pergi. Jungkook juga sering sekali mengendus lehernya. Atau menggeram pada Yoonji, jika wanita alpha itu mencoba mendekati taehyung. Yoonji sendiri juga jadi sedikit menjauh dari Jungkook. Kata Yoonji, aroma Jungkook sangat menyengat dan menyakiti hidungnya. Aroma Jungkook jadi semakin sensual.

Jika Taehyung tidak salah, ini sudah bulan ke-3 sejak Rut terakhir Jungkook. Taehyung yakin Jungkook sudah memasuki pre-rut miliknya. Dan Taehyung juga di yakinkan dengan ucapan Yoonji.

"Aku akan menginap di apartemen saja eonnie." Kata Yoonji ketika aroma Jungkook semakin menyengat baginya. Belum lagi Jungkook yang semakin sinis padanya. Menurut Jungkook saat ini, Yoonji adalah seorang musuh yang hendak merebut betinanya.

"Kenapa begitu?" Taehyung bertanya.

"Aku tidak ingin jadi potongan tubuh jika terus di sini eonnie. Kucing jantan mu sedang birahi. Dan saat ini aku adalah musuh baginya." Ucapnya. Tatapannya terarah pada Jungkook. Mata pemuda hybrid itu berwarna kuning ke-emasan.

"Bagus, pergi sejauh mungkin dari betinaku."

"Kau lihatkan eonnie?"

Taehyung menghela nafas, tangannya mengusap lengan Jungkook yang melingkari perutnya. Sedangkan pemuda di belakangnya tengah sibuk mengendusi lehernya.

_______

"Taehyung, aku ingin membuahimu." Ucap Jungkook.

Saat ini mereka tengah berbaring di tempat tidur. Jungkook bahkan tidak membiarkan tubuhnya bebas. Tangan dan kakinya membelit tubuh Taehyung. Taehyung merasa sesak sebenarnya. Tapi Jungkook tidak akan suka. Masa birahi Jungkook adalah masa termanjanya.

"Tapi Ggukie..."

"Taehyung, aku sudah lama menahannya. Ayolah..."

Taehyung terdiam mendengar permintaan Jungkook, jujur saja melayani Jungkook bukan hal mudah. Tidak dengan penetrasi saja Taehyung kewalahan. Apalagi Jungkook memintanya untuk bersedia di buahi.

Tatapannya beralih pada mata Jungkook, pemuda itu nampak sangat menahan diri. Tidak akan maju jika Taehyung tidak mengizinkannya. Meski begitu mata keemasan Jungkook nampak berkaca.

Taehyung menghela nafas. Mengangguk sebagai tanda persetujuan.

Sejujurnya aku buruk dlm nulis ini jadi gk bakal panjang

Jungkook memulai dengan mencium Taehyung lambat menikmati rasa dari bibir matenya. Bukan perta6kalunya tapi Jungkook tidak bisa berpaling darinya. Selalu merasa Haus, merasa kurang dan tidak cukup.

Berpindah dari bibir kini giliran rahang yang di kecupnya, Jungkook ingin semuanya berjalan lambat dan romantis. Bisa saja setelah ini Taehyung mengandung bayi-bayinya.

Puas dengan rahang, jilatannya berpindah ke leher, mengendus di sisi kanan leher Taehyung yang terbuka menyambutnya. Nanti bagian ini akan Jungkook sematkan gigitan klaimnya. Akan menyakitkan bagi Taehyung, maka Jungkook akan menyanjungnya.

Dada Taehyung memompa nafasnya yang terpacu, jantungnya memompa darah yang serasa berdesir tiap Jungkook menyentuh bagian-bagian tubuhnya, terasa lembut namun juga panas.

Ini akan menjadi awal yang sesungguhnya bagi Taehyung. Awal dari menjadi mate Jungkook seutuhnya.

Jungkook berusaha selembut mungkin dalam menyentuh tubuh matenya, begitupun ketika pusat gairahnya mengoyak Taehyung. Meski begitu, tetap saja Taehyung tidak bisa untuk tidak terisak. Sakit. Sangat sakit. Ini pertama baginya, dan Taehyung tidak menyangka bahwa akan sesakit ini. Entah karena ukuran Jungkook atau yang lainnya. Taehyung tidak bisa berfikir.

"Sayanghh... Hei, jangan menangish. Aku merasa... ahh... Burukhh"

Jungkook menjilat pipi Taehyung yang basah oleh air mata, melihat betinanya yang kesakitan Jungkook tidak tega. Tapi ingin mundur pun percuma, mereka sudah sejauh ini. Rasa hangat yang mengalir di campur bau anyir, jelas selaput dara Taehyung telah terkoyak. Jungkook merasa bangga sekaligus bersalah.

"Sa, aghh... Ssakitt. Ini sangat sakiittjhh."

"Sebentar lagi pasti membaik, percayalah padaku."

Jungkook mengusap perut Taehyung terasa sedikit menonjol di bagian bawahnya. Hal itu mengundang desahan dari Taehyung.

Merasa sudah lebih baik Jungkook mulai menggerakkan pinggulnya. Sulit, Jungkook sedikit kesusahan. Geramannya membuat desahan Taehyung makin menjadi.

Jungkook benar ini lebih baik. Terasa nikmat di mulai dari sini.

Semakin Lama gerakan Jungkook makin tak terkendali. Desahan Taehyung bagai bahan bakar untuknya semakin cepat bergerak. Membuat tubuh ramping di bawahnya terlonjak-lonjak.

"Jah..janganhh kasargh... Angghh, Ggukiee...ahhh..."

"Ya sebut namaku sayanghh... Sebentar lagi tunggu sebentar...aghh"

Gerakan Jungkook semakin tidak beraturan cepat, lambat lalu memutar. Taehyung merasakan tubuhnya tidak dalam kendalinya.

Tubuhnya kembali berjengit ketika merasakan jilatan Jungkook di lehernya gigi runcing Jungkook turut bermain. Belum lagi kejantanan yang rasanya makin membesar.

"AGHHKKKK!!!"

Nyaringnya teriakan Taehyung di susul geraman Jungkook sebagai tanda bahwa Jungkook telah menandai Taehyung belum lagi kejantanan yang membesar di bagian pangkalnya menyatukan mereka untuk beberapa saat. Perut Taehyung terasa penuh sebab itu.

Semburan benih Jungkook masih terasa meski sudah lewat beberapa menit. Jilatan lidah masih terasa di lehernya Jungkook menjilati lehernya yang masih mengeluarkan darah. Beberapa kali pinggulnya bergerak mendorong. Menimbulkan rintihan Taehyung yang kini setengah sadar.

Jungkook mengusap perut Taehyung yang kini menggembung. Berharap benihnya tumbuh menjadi bayi-bayi yang menggemaskan.

"Aku mencintaimu, sangat mencintaimu." Bisik Jungkook di telinga Taehyung yang kini telah tak sadarkan diri.

-TBC-

HALLO 👋

Maaf aku baru update dan pendek. Sejujurnya aku maju Munduk nulis ini aku gk pede hehe.

Mohon di tunggu kelanjutannya 👋👋👋

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 26, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Man Is A Cat 🐾Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang