✨ ~ Berstatus Dosen ~ 🌻

48 45 80
                                    

" Kamu yang mengajariku tentang dunia, hanya mampu melirik tanpa mengatakan cinta padaku " ~hys~

" Axel, Xell. " teriak Rafa mahasiswa yang sejurusan dengan Axel, mendekati meja yang di tempati ketiganya.

" hah, kenapa lo ?? " tanya Axel meneguk minumannya.

" lo dipanggil ke ruangan dosen. "

" HAH ?! " ucap Axel kaget, sampai suara meja yang ia pukul membuat orang-orang kompak menatap ke arah mereka. " anyingg, lo beneran aja kalau kasih info. Seumur hidup gue nggak pernah di panggil ke ruang dosen. "

" gue serius. Lo di panggil sama Pak.Vino " ucap Rafa ikut duduk di sebelah Feli.

" yaelah ini anak ! Pak.Vino siapa emang ? Lo ya, mentang-mentang tadi gue di keluarin dari kelas, lo bercandain gue. Nggak lucu anying. " ucap Axel melanjutkan menyeruput minumannya.

" astaga, gue serius. Lo di panggil sama Pak.Vino, dosen yang keluarin lo dari kelas. " ucapan Rafa membuat Axel menatap kearahnya tanpa berkedip.

" lo serius ? nggak bercandakan ? " tanya Axel memastikan pendengarannya.

" iya atuh neng. Gue kagak bohong, sumpah " ucap Rafa disertai dengan dua jari yang mendakan dia serius dengan perkataannya.

" anj- " belum sempat Axel mengeluarkan kata-kata mutiaranya, Feli dan Zara serempak menutup mulut Axel sebelum Rafa mendengar berbagai umpatan yang keluar.

" Fa, mending lo minggat dulu deh dari sini. " ucap Feli masih menutup mulut Axel.

" kenapa ? "

" udah minggat aja "

" yoweslah. Gue pergi dulu. " ucap Rafa melambaikan tangan ke arah ketiganya yang hanya dibalas oleh senyuman Feli dan Zara. Keduanya pun saling melempar tatapan sebelum akhirnya melepas tangan yang membekap mulut Axel dan dengan cepat menutup kedua telinga.

" anjing, kampret, taik, tolol, brengsek !!!! argghhhhhh " ucap Axel mengeluarkan kata-kata mutiara kesayangannya. " ahh, lega banget." dengan seyuman iblisnya, Axel berjalan meninggalkan keduanya yang menatap punggungnya dalam diam.

***

Tokk..tokkk

" Masuk " suara berat yang terdengar dari dalam ruangan, membuat Axel meraih kenop pintu dan membukanya. Axel masuk kedalam ruangan yang dipenuhi dengan banyaknya buku, belum sehari pria ini mengajar di kampus, buku-buku sudah berjejeran di dalam ruangannya.

Kasihan banget gue sama istrinya, pasti tersiksa batin bangettt batin Axel menggeleng-gelengkan kepalanya prihatin atas keadaan istrinya.

" ngapain kamu, geleng-geleng kepala ? " suara bariton yang menyapu seluruh ruangan, membuat Axel menggeleng kaku.

" Bapak panggil saya ? " tanya Axel berusaha menenangkan dirinya. Karena ia merasa, rasanya sebentar lagi ia akan meledak.

" saya manggil anak yang merasa dirinya terlambat di kelas saya. " ucap pria itu.

" ohh, kalau gitu saya permisi dulu Pak. Soalnya saya nggak merasa diri saya telat Pak. " ucap Axel berjalan ke arah pintu.

Pria itu meletakkan pulpen dan kertas miliknya ke meja. Matanya menatap punggung Axel yang membuka kenop pintu. " ngapain kamu ? "

" buka pintu " ucap Axel membalikkan tubuhnya menghadap pria yang saat ini menatap dirinya dengan tatapan tajam.

" kamu nggak merasa telat di kelas saya ? " pertanyaan pria itu dibalas dengan gelengan kepala Axel. " sini kamu, duduk "

My Handsome LectureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang