"Hei, gadis dapur"
"Oh, hai" Sapa Eirin.
Mimo terdiam memandangi wajah wanita di sampingnya, entah kenapa, hanya dengan menatap matanya, menjadi tenang.
"Mimo" Mimo mengulurkan tangan nya, berharap mengetahui nama gadis di depan nya.
"Eirin"
Lagi dan lagi, mereka hanya bertatapan, dengan tangan yang saling mengenggam sekarang.
Eirin langsung terkejut, dirinya berada di tempat lain dan langsung menatap Mimo yang ikut berpindah bersama nya.
"Kita dimana? Kenapa bisa berada di tempat ini?" Tanya Eirin dengan menoleh noleh memandangi sekitarnya.
Mimo tersenyum, "Bukan aku yang membawa mu eirin, tapi dirimu, kamu yang membawaku kesini" Jawab mimo yang senang menjadi orang pertama mengetahui kekuatan eirin.
"Aku tidak tahu, kita hanya saling mengenggam lalu kita berada disini"
"Ini hari kebangkitan, hal seperti itu bisa terjadi oleh para Acasha yang berhasil mendapatkan kekuatan nya"
"Jadi ini kekuatan ku?"
"Iya, kamu juga yang memilih tempat ini saat mengenggam tanganku" Mimo melihat sekeliling nya, indah.
Entah tempat apa dan dimana tempat ini, mimo hanya senang saja, dunia seakan milik mereka berdua, di tempat ini. Semua nya hijau, sejuk, dan tidak ada rumah satupun yang terlihat.
Mimo berjalan sambil menikmati tempat ini, tidak terbayang dirinya akan berada di tempat yang setenang ini. Eirin yang bingung hanya mengikuti langkah Mimo yang terus berjalan tanpa tujuan.
Eirin tersentak saat mimo tiba tiba duduk sambil menatap dirinya yang berdiri di hadapan nya.
"Beri aku waktu sepuluh menit untuk bersantai disini eirin" Mimo seakan memohon.
Eirin semakin bingung "Pikirkan, bagaimana cara kita, agar bisa pulang" Tanya Eirin.
Mimo langsung menarik lembut tangan eirin agar duduk di hadapan nya "Pikirkan saja sesuai keinginan mu, kamu yang mengendalikan kekuatan mu" jawab mimo membantu eirin yang masih bingung cara menggunakan kekuatan nya.
Eirin mencoba tenang. Entah kenapa dirinya tiba tiba menjadi gelisah, eirin tiba tiba memikirkan nasib teman teman nya. Apakah teman teman nya di berkati seperti dirinya? Bagaimana jika teman teman nya tidak berhasil? Eirin semakin cemas.
"Aku bisa membawa mu langsung masuk ke kelas A, jika mau" Tiba tiba mimo langsung menawarkan sesuatu yang jackpot, yang belum tentu orang lain mendapat tawaran langsung seperti ini dari anak pemilik matthias school.
Benar, mimo salah satu anak, dari pemilik sekolah itu. Mimo memiliki tujuh saudara, mimo anak yang ke terakhir, dia berasal dari keturunan rejaksa, yang berhasil menciptakan sekolah itu untuk anak-anak yang berbakat. Semua orang di sekolah itu tahu, begitu juga eirin, pernah membaca di buku sejarah sekolah nya.
"Tidak tertarik?" Tanya Mimo sekali lagi.
"Belum" jawab Eirin jujur. Dia hanya ingin berada di dekat teman-teman nya dan tidak ingin menjadi pusat perhatian.
Mimo tiba tiba menyentuh tanah di belakang nya. Eirin terkejut, perlahan sedikit demi sedikit, pohon tumbuh menjadi besar setelah tanah tersebut di sentuh Mimo.
"Kekuatan mu luar biasa" Puji Eirin dengan jujur dan takjub.
Mimo tersenyum tipis "Menurutku biasa" jawabnya jujur, karena di antara saudara-saudara nya, hanya kekuatan mimo yang selalu di tertawakan.