▼2▼

219 28 0
                                    

Aku mendesis ketika cahaya lampu terasa sangat menusuk mata.

Kepalaku mengkerut karena terasa sangat sakit. Tapi aku tetap berusaha untuk bangun dan mengambil posisi duduk.

“Hmm? Limbo! Sir Erick! Dia sudah bangun!”

Mataku mengerjap menyesuaikan sekitar demi melihat siapa saja yang ada dalam satu ruangan bersamaku.

“Kau baik?” tanya perempuan tadi, yang pertama kali datang. Aku balas hanya dengan anggukan pelan.

"Maaf, kalian siapa? Kenapa membawaku ke sini? Ini di mana?"

"Easy there, kiddo. Kami hanya bekerja di sini," kata seorang pria paruh baya yang menanggapi jejalan pertanyaanku.

Orang ini memang tua, tapi dia kekar dan ketampanannya masih bisa dilihat jelas. Apa dia sugar daddy yang sering ada di novel-novel bacaan temanku?

"Namamu Helia Raimon, kan? Mahasiswa jurusan teknik informatika, umur dua puluh satu tahun.

"Pekerja paruh waktu di cafe milik Mrs. Ollie, dan anak satu-satunya dari Nyonya Jian Raimon," ucap si perempuan seraya membaca sesuatu pada iPad yang dia bawa, sepertinya itu biodataku.

Tapi untuk apa dia memilikinya?

“Aku Estella. Lalu ini Sir Erick, pimpinan kami.”

Aku menoleh pada pria yang sejak tadi hanya diam memperhatikan.

Dia hanya menggunakan celana slim fit dan kemeja berwarna gelap, bagian lengannya sengaja digulung sampa lemgan. Terkesan simpel tapi tetap berkelas. Bisa kulihat otot-ototnya tercetak dengan jelas di sana.

Ugh! Pria ini terlalu sempurna.

Dan kenapa orang-orang asing yang kini aku temui seakan diberi anugrah ekstra dengan tampang rupawan mereka?!

“Kalau yang tua itu Limbo.”

Pria paruh baya yang baru kuketahui bernama Limbo menyentil kening Estella sampai membuatnya mengaduh.

“Yang sopan sedikit bocah!”

Estella menjulurkan lidah ke arah Limbo, tidak peduli dengan tegurannya barusan.

“Kami membawamu ke sini atas arahan dari Nyonya Jian. Dia bilang kami boleh ‘mengambilmu’ sebagai ganti uang yang dia pinjam.”

Aku mematung di tempat. Apa maksudnya? Ibu? Uang pinjaman? Mengambilku sebagai ganti?

“Akan kujelaskan. Ibumu, Nyonya Jian meminjam uang pada kami. Dia bilang pada kami untuk menjadikanmu sebagai ganti uangnya. Jadi singkatnya, kami membawamu ke sini karena itu,”

“Aku dijual?!”

“Bisa dibilang.”

Bukan Estella yang menjawab tapi pria yang dia panggil Sir Erick.

Sepersekian detik atensiku teralih padanya, menyebabkan pandangan kami terkunci satu sama lain.

Sorot mata Erick terlihat begitu tenang dan sendu, terasa sangat nyaman jika dilihat terus menerus.

FIANCÉ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang