Chapter 8

92 17 0
                                    

"Tuan, ini berkasnya"

"Letakkan disana" titah pria sembari menghisap tembakau. Lelaki itu mengangguk dan menaruhnya dimeja pria itu.

Si pria kemudian membuka berkas itu kemudian membacanya dengan teliti, senyuman aneh muncul dibibir si pria.

"Huh? Si bocah itu mau menerkam Sindari ya..? Berani juga, padahal sebenarnya Adamar lah pelakunya" gumam terkekeh pelan.

Ia kemudian menaruh berkas itu dan menghisap kembali tembakau miliknya.

"Omong-omong..."

"Si bocah bernama Indra itu.., katanya menemukan [Name] ya..? Apa itu benar?" tanya pria sambil mengelus-elus dagunya.

Bodyguard disampingnya mengangguk pelan, ia kemudian membuka iPad miliknya dan menekan tombol.

Muncul sebuah layar dengan gambar [Name] berserta data-datanya.

"Namanya [Name], umurnya 19 tahun, mahasiswi jurusan DKV, lalu mempunyai pekerjaan sampingan sebagai penulis dan komikus, dan hobinya adalah melukis dan bermain gitar akustik."

"Mempunyai teman sejurusan bernama Banyu. Itu semua sudah saya cek berkali-kali, tuan," ucapnya menatap fokus si pria.

"Huh? Menarik..., awasi terus pergerakannya dan jangan sampai terlewati satupun"

"Baik tuan.."

♧♧♧

Disebuah manor mewah berwarna hitam disitu dirinya berada, ia menatap salah satu bodyguard yang berada didepannya.

".... Aku, datang mencari tuan... Arjuna, apa beliau ada?" tanya [Name] ragu pada salah satu bodyguard. Bodyguard itu menggeleng.

"Apa anda sudah membuat janji dengan tuan Arjuna?" tanya salah satu Bodyguard, [Name] menggeleng, ia kemudian menunjukkan sebuah photo dan bodyguard itu mengambilnya.

Dua bodyguard itu saling bertatapan dan kemudian mempersilahkan [Name] masuk kedalam. Gadis itu mengerutkan keningnya bingung tapi kemudian mengangguk pelan.

Ruang tamu mewah dan luas, dihiasi dengan sebuah lukisan besar dengan tiga orang. [Name] menatap lekat lukisan itu, matanya terpaku pada seorang gadis kecil yang berada di gendongan seorang wanita cantik.

'Itu..., mirip sepertiku' batin [Name].

Memang benar, [Name] merasa gadis kecil yang berada di lukisan itu mirip dengan dirinya, mata ungu yang terang, lalu rambut hitam yang lurus sedikit berkilau.

Matanya kemudian menatap fokus pada wanita yang menggendong nya, seorang wanita dengan senyuman lembut, mata ungu yang sedikit redup, dan rambut ungu sedikit gelap.

[Name] kemudian kembali berfokus pada seorang pria yang berada disamping wanita itu sembari memegang bahu si wanita.

Tampak serasi, pikir [Name] yang kemudian mendengar suara langkah kaki berjalan kearahnya. Dia menengok kebelakang.

Pria berumur 50 tahun yang tampak muda dengan berpakaian jas rapi menghampirinya, terlihat jelas raut syok diwajahnya.

Tangan kekarnya terulur memegang pipi [Name], air mata menetes tanpa sadar. Dengan cepat dia menghapus air matanya.

"[N-name]?..."

Dia bergumam pelan, dengan cepat ia memeluk sang gadis. [Name] terpaku sejenak sebuah ingatan muncul dalam pikirannya.

"Wah... Jadi ini anaknya Arjuna? Hah! Lemah sekali,"

"Pegang sedikit pun tidak masalah, kan?.. Ahahahaha!"

[Name] seketika meronta dan mendorong pria paruh baya itu. Pikiran yang kalut dan badan bergetar ketakutan membuat sesak didada [Name] semakin kuat.

Pria paruh baya itu melebarkan matanya kemudian senyuman manisnya menjadi tatapan sendu. Tangan kekarnya ingin mengelus si gadis, namun dengan cepat ditepis olehnya.

'Aku mau pulang, tapi sayang udah nyampe kesini. Mana jauh dari kontrakan lagi...' batin [Name] dengan raut waspada.

'Mana lupa ijin sama Faisal lagi, mati aku.' batinnya lagi yang merasa resah.

[Name] mencoba tersenyum, raut kaku nan khawatirnya terlihat di jelas diwajahnya yang Ayu. Pria dihadapannya terdiam sejenak kemudian membalikkan badannya.

"Ikuti saya...," titahnya lembut dengan suara serak.

Tbc...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 01 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BERTAUTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang