02. The Trio

548 63 20
                                    

"Ugh. Sial, harusnya aku tidak ikut minum minum dengan mereka." belum sempat Winter bangun terdengar suara orang memuntahkan isi perutnya yang Winter yakini adalah alkohol. Benar saja, mereka minum alkohol sampai pagi buta:Joanne dan Eugene. Winter juga ingin tapi mengingat saat mabuk kedua temannya itu sangat amat rewel, jadi ia memutuskan untuk tidak minum terlalu banyak.

"Ugh, rasanya sungguh tidak enak." Eugene mengeluh sambil mengusap mulutnya. Mereka sudah tiba dirumah atau tepatnya dilantai dua Pub milik Hans. "Harusnya kau tidak usah mengidahkan ide konyol Joan." Winter mengingat taruhan antara mereka berdua; yang bisa minum sampai pagi akan dibelikan sebuah pedang baru. Konyol sekali tapi Eugene langsung saja menyetujui ide konyol itu. Winter abstain karna tau ia harus menjaga kedua temannya dari lelaki busuk yang ada disana.

"Ugh, perutku rasanya seperti terbakar." Joan menggerutu merasakan rasa yang tidak nyaman diperutnya. "Ini, minum dulu kalian berdua." Mereka berdua segera meminum air putih yang Winter berikan. "Kalian bahkan tidak pandai minum, dasar."

"Siapa yang menang?" Winter menatap mereka berdua. Hah, bisa-bisanya mereka masih memikirkan taruhan mereka. "Eugene." Sedetik kemudian Eugene berteriak kesenangan sambil melompat lompat, sedangkan Joan tersenyum pahit. "Uangku..." keluhnya.

Eugene menepuk bahu Joan dengan gembira. "Jangan lupa pedang barunya." tawanya sangat menggelegar, sampai Winter harus menyumpal mulutnya dengan lap bekas. "Berisik. Kau akan menggagu tetangga yang lain." tentu saja itu bohong, semua tetangga didekat Pub masih belum sadarkan diri didepan dan dijalanan tempat festival. Joan tertawa melihat itu.

"Aku juga akan membeli pedang baru." Winter memang berniat untuk membeli pedang baru untuk seleksi Imperial Knight. Mereka bertiga memiliki Blacksmith favorit walaupun harganya tergolong sedikit tidak murah tapi barang buatannya sangat worthy. Walaupun tidak bisa dibandingkan dengan pedang ataupun tombak milik para Bangsawan. Tetapi, skill smithy Mr. Jack tidak bisa diragukan lagi, kalau saja ia diberikan beberapa material yang pantas ia bahkan bisa membuat pedang yang langka.

Mereka akhirnya tiba didepan smithy milik Jack, setelah makan dan membersihkan diri, jangan lupakan Joan dan Jin yang terserang Hangover akibat minum berlebihan. "Halo, Jackie."

"Ampun, Jack. Tolong." Eugene dan Winter tertawa terbahak melihat Joan yang kewalahan saat Jack memelintir tangannya. "Jackie Jackie namaku Jack." ternyata memang dendam terdalam. Akibat Joan memanggilnya Jackie orang-orang juga mulai memanggil ia Jackie. Kenapa ia sangat benci dipanggil Jackie karna itu adalah nama Anjing keluarganya dulu.

"Kau sungguh tega, Jack."

"Pedang lagi?"

Mereka mengangguk. Jack dengan sengaja mengabaikan pernyataan Joan, menurutnya sungguh sia-sia jika meladeni Joan. "Tidak ada untukmu, Jo." raut muka Joan berubah ada kerutan didahinya. "Sudah kuduga kau seperti iblis, Jackie." hampir saja sebuah dragger akan tertancap dikepala Joan jika bukan Winter yang menghentikan Jack.

"Sekali lagi, kau yang akan mati ditanganku. Ingat Jo." Joan mengangguk, Well, Jack sangat menyeramkan sekarang raut muka-nya yang tidak ramah dan dia membawa sebuah dragger. Kalau saja Winter tidak menghentikannya mungkin ia sudah tidak ada didunia ini.

"Tolong pedang 3, Jack." Jack mengangguk mendengar ucapan Winter. Eugene sedari tadi sibuk melihat-lihat, mungkin ada yang cocok untuknya. Ia lalu mengambil sepasang dragger untuk berjaga-jaga tidak ada salahnya, Kan?

Taklama Jack datang dengan membawa 3 buah pedang yang mungkin akan cocok untuk mereka. "Win, ini katana-mu dulu, sudah kuperbaiki." Winter tersenyum melihat Katana-peninggalan orang tuanya, beberapa bulan lalu katana-nya rusak untunglah Jack bisa memperbaikinya. Tetapi ia tidak akan memakai katana-nya untuk mengikuti seleksi Imperial Knight.

"Ini Jack." Winter memberikan 1 koin emas. Iya, koin emas, kalian tidak salah lihat. Winter memang memiliki beberapa koin emas yang sudah ia kumpulkan sedari dahulu. "Untuk Pedang dan yang lainnya." Winter menunjuk Eugene dan Joanne yang telah memegang Dragger dan Crossbow.

"Puji Tuhan! Terbekatilah wahai saduari-ku Winter." Joan tersenyum senang yang artinya ia tidak akan mengeluarkan sepeser uang kali ini. Eugene mengerut kesal, "Kenapa kau membayarnya, Win? Harusnya biarkan si kalah itu membayarnya." protesnya tidak terima.

"Tak apa, anggap saja hadiah dariku untuk kalian berdua." Winter tersenyum kepada mereka berdua. "Jadi, Joan akan membayar semua yang kita makan hari ini,Jin." Eugene tersenyum senang, akhirnya ia akan membuat uang-Joan habis. Walaupun awalnya tidak suka, Joan akhirnya menyetujui ini.

"Baiklah. Let's go, Bill on me."

"Kami permisi, Jack." Jack melihat mereka pergi dari workshopnya lalu tersenyum. "Dasar anak muda."

Halo terimakasih yang sudah ngevote, maaf kalo ada typo. maaf juga kalo ceritanya aneh, ini cerita pertama yang kubuat. intinya thx u yang udah mau baca hehe

oh iya, ini terinspirasi dari beberapa manhwa sih, nama karakternya ada yang mirip mirip sama manhwa, tapi story linenya itu beneran ideku sendiri yah, egk nyontek.

Ini cuma fiktif jadi jaangan disangkut pautin sama Real Life-nya idol, oke!

For.everTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang