15. Bad or Good

291 41 28
                                    


Please be a wise readers. This story is fiction atau fiksi. Not related with real life. If there any similarities, it was unintentional.

Semua yang ada di cerita ini hanya fiksi dan tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan nyata cast dll. Jika ada kesamaan maka itu tidak disengaja.

Maafkan jika ada typo dan lain-lain. Im sorry if there any typos or mistake.

-----------------------------------------------------------



“Besok waktunya,”

Pria itu mengangguk, “Happy?” Wanita didepannya menoleh dan mengangguk, “Very, thank you so much, darl.”

The man giving perks on that woman lips, “My pleasure, My lady.”

“For God’s sake.”

 **

“Jadi selama ini kita dijebak?”

“Iya, sudah kubilang berapa kali?” Eugene ingin sekali menghunuskan pedangnya ke otak Joanne.

“Jad-tidak jadi.”

Joanne mengurungkan niatnya, Tatapan Eugene mengerikan.

“Kenzie ya?”

Kathrina mengerut, dijebak apa maksdunya? Dan Kenzie? Siapa dia? Belum sempat ia melayangkan protes, “Gereja sudah bergerak sejak lama,”

“As I thought, hanya saja ada satu organisasi selain gereja itu. Para pendeta hanya dijadikan alat.”

Semakin Kathrina tidak paham, hanya saja, “Kudeta?”

Mereka menatap sang putri, tak ada yang berani bersuara. Winter mengelus tangan sang putri, “Benar.”

Kathrina menatap satu-satu dari mereka, Kenapa? Hal sepenting itu ia tidak tahu?

“Sejak..kapan?” suaranya agak bergetar. “Apakah selama ini ayah sibuk membahas ini? Kenapa tak ada yang memberitahuku.”

“Maaf, hanya saja, kita belum—”

“Kamu juga tau?” Oh, nadanya amat sangat kecewa. “Maaf.”

Bukan, bukan itu yang Kathrina mau, “Nanti, akan ku jelaskan.”

Semua menatap Winter, “Ini bukan waktunya berdebat, sepertinya kudeta sudah dimulai.”

Benar, semua petugas tahanan sedang panik, “Dan nanti aku akan diadili, hukuman mati.”

Semua terkejut, Kathrina memeluk lengan Winter makin erat, “Jangan, tidak kau tidak boleh mati.”

Mereka terdiam, Winter akan dieksekusi mati. Eugene sudah berkaca-kaca, Joanne menahan tangisannya. Anton menatap iba Kathrina dan Winter.

Winter masih memeluk Kathrina, Tak ada yang berbicara diantara mereka berdua, hanya terdengar suara isakan dari Eugene. Joanne menutup matanya,”Crunch sialan.”

Eugene bersumpah serapah dalam hatinya, “Takkan kubiarkan Winter mendapat hukuman itu.”

“Kalau begitu haruskah kita bereskan si mata-mata itu?”

Anton bersuara, membuat semua menoleh kepadanya. “I know mungkin dia sudah tak berada di istana, sebaiknya kita harus menumbangkan para bawahannya, ‘kan?”

Joanne dan Eugene bangkit memeluk Anton, “Brother!”

Kathrina tertawa, mengecup sekilas bibir Winter. Hal itu membuat Winter diam, otaknya berputar keras, apa itu? Putri menciumnya?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 30 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

For.everTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang