Selalu bersiaga selama 24 jam, waspada dalam segala hal, mampu menangkap para penjahat, menjadi bagian dari simbol perdamaian, dan selalu menjadi sasaran liputan para wartawan, kiranya begitu kehidupan pahlawan professional yang terjadi setelah insiden krisis yang sempat menimpa Jepang hingga berada dalam masa terpuruk.
Berkat kejadian itu juga, anak-anak kelas 1 dari segala jurusan mulai disoroti pihak public 2 tahun lalu, bahkan kelas 3A disoroti banyak pihak tak terkecuali Uraraka Ochako, semenjak dia disorot publik berkat bantuannya dalam menghadapi aliansi penjahat, popularitas agensi Ryukyu semakin meningkat seiring banyaknya permintaan juga. Dan inilah yang terkadang membuat Uraraka cepat lelah, apalagi sebentar lagi waktu kelulusan akan tiba.
Walau begitu Uraraka masih berlatih keras dalam melatih fisiknya, semenjak festival olahraga dulu ia selalu bekerja keras melatih otot fisiknya yang masih lemah menurutnya.
Ini semua berkat Bakugo yang saat itu menjadi lawan tandingnya, jika bukan karena dia mungkin sampai sekarang ia hanya tetap fokus mengembangkan quirk saja. Semenjak hari itu pula Uraraka diam-diam mulai menaruh rasa kagum juga pada Bakugo, meski dia tahu seperti apa watak pria itu, tak meluruhkan rasa kagumnya. Bertambah lagi orang yang ia kagumi, Bakugo dan Deku.
Uraraka juga sering mengobrol dengan Kaminari, Kirishima, & Sero yang selalu berdekatan dengan Bakugo, hanya demi bisa melihat pria tempramen tinggi itu dan mengobrol ringan. Terkadang juga membahas kelemahan masing-masing dengan hadiah ejekan dan sindiran pedas dari Bakugo, tapi Uraraka tahu jika Bakugo sebenarnya mengungkapkan hal yang berkebalikan, pria itu hanya tak mau jujur saja.
Juga berkat omongan pedas itu, ia akhirnya mengetahui kelemahan lainnya, tapi mau gimanapun tetap saja belum ada satu kali pun ia dan Bakugo berkomunikasi satu sama lain.
Bahkan sampai kelas 3 pun belum ada satu obrolan dengan Bakugo, menjengkelkan memang tapi Uraraka juga sedikit gemetar. Nyalinya sama sekali belum kuat untuk berhadapan dengan pria julukan peledak itu, meski begitu Uraraka tahu bahwa Bakugo sesekali mencuri pandangan padanya. Ia sama sekali tak risih, hanya saja sedikit salah tingkah.
Dan malam ini ia baru selesai dari tugas magangnya, jam sudah menunjukkan pukul 12 malam dan asrama 3A sudah terlihat begitu sepi & gelap. Pertanda semua penghuninya sudah tidur, ia sedikit lapar tapi tak ada tenaga untuk memasak saking lelahnya dengan magang hari ini. Juga sudah muntah sebanyak 3 kali karena terlalu berlebihan menggunakan quirknya, memang sudah kuat sekarang tapi efek sampingnya akan tetap ada meski tak sesering dulu saat pertama kali magang di agensi GunHead.
Matanya memicing tajam, melihat ada sosok laki-laki di ruang tamu sedang duduk sambil menyilangkan kedua tangannya di dada, menatapnya dengan begitu tajam. "Bakugo-kun?"
Bakugo Katsuki, laki-laki itu berjalan dengan langkah besar mendekati Uraraka,masih dengan tatapan tajamnya, membuat Uraraka sedikit bergidik ngeri sekaligus heran. Tak biasanya pria peledak ini berada di ruang tamu di tengah malam begini, "Kenapa kau baru pulang di jam segini, wajah bulat?!"
Uraraka tersentak, nadanya memang tak sekeras biasanya tapi bentakan itu membuatnya kaget. Bahkan tak menyangka nada yang digunakan Bakugo seperti tertahan. Mungkin karena Bakugo tak ingin membangunkan anggota asrama lainnya yang sudah tertidur lelap. "I-Ituu, aku..." Ya Tuhan Uraraka bingung bagaimana menjawab.
"Si Kodok itu satu agensi denganmu, tapi dia sudah tidur di kamarnya. Kenapa kau baru pulang sekarang, heh?!" Bakugo kembali mengulang pertanyaan nya.
"I-Itu...." Uraraka benar-benar takut, ini pertama kalinya Bakugo memarahi nya mengingat selama ini sama sekali tak ada komunikasi. Jarinya memutar kesana-kemari mencoba menghilangkan kegugupannya. "Ryukyu menahanku untuk pulang karena dia membutuhkan kekuatan gravity milikku"
KAMU SEDANG MEMBACA
ONESHOOT (BNHA)
Fanfictionsetiap 1 harinya ada satu cerita, entah dari bnha disclaimer