Uraraka tak tahu lagi harus beralasan seperti apa agar tak menghadiri reuni SMA, ketika mantan ketua kelas: Iida Tenya atau dikenal sebagai Ingenium mengatakan bahwa reuni kali ini wajib dan tak boleh ada penolakan, ia mencoba membuat alasan sibuk dengan kegiatan nya sebagai pahlawan professional. Namun Iida Tenya berhasil membantah alasan tersebut dengan alasan sudah mengosongkan semua jadwal Uraraka pada Ryukyu, ditambah Ryukyu meyakinkan nya untuk tetap hadir di reuni membuatnya dengan terpaksa hadir di acara tersebut.
"Akhh! Kenapa sih Iida-kun sekarang suka seenaknya?!"
Yah, mau bagaimana lagi? Ryukyu sudah mengosongkan jadwalnya dan jelas berada dirumah pun akan menjadi sangat bosan. Lebih baik mencoba menuruti keinginan ketua kelasnya, lagipula hanya sekali. Setelah itu Uraraka tak akan datang lagi. Ya, hanya sekali.
"Ugh, lebih baik aku bersiap-siap saja."
Sekarang tak ada gunanya ia membeli gaun, bahkan sejujurnya ia masih menyimpan gaun lama yang dulu sempat dibeli bersama seseorang. Mengingat itu membuatnya sedih, masa-masa sulit itu masih menjadi bayangan nya. Dan waktu dimana semuanya berakhir, masih menjadi mimpi buruk yang terputar setiap malam. Uraraka benci itu.
Dan tak ada gaun lain yang pantas kali ini, mau tak mau ia menggunakan nya untuk menghadiri reuni itu, reuni yang sebenarnya tak ingin ia hadiri.
Karena disanalah, sumber lukanya.
Selesai membersihkan diri, Uraraka segera berias menggunakan make up yang dia punya, lalu terakhir ia memakai gaunnya hingga terbalut sempurna di tubuhnya yang ramping.
Menarik nafasnya sebentar, lalu dikeluarkan. Matanya menatap kaca dengan mantap, "Hanya sekali, setelah itu aku tak akan mendatanginya lagi."
Taksi yang ia hubungi sudah tiba, sekarang tujuan nya adalah Gedung SMA Pahlawan U.A.
Ada banyak orang yang mulai berubah, namun ada kilat sedih yang mendalam di matanya, karena ada beberapa guru dan pahlawan yang ia kenal tak ada disana. Seperti Midnight-sensei, pahlawan R-18 yang gugur dalam pertempuran pertama melawan Shigaraki saat baru menerima quirk All For One. Kehilangan itu masih menjadi luka lain dalam hatinya, dan ada banyak pahlawan yang meninggal dalam insiden itu.
Mengingatnya saja sudah membuatnya sedih bukan main, insiden itu sukses memporak-porandakan Jepang beserta sistem pemerintahannya. Dimana para pahlawan yang dulu selalu dipuji, diagungkan, saat itu menjadi seonggok sampah bagi para masyarakat yang membuat mereka merasa tak aman. Meski Best Jeanist dan Hawks tetap berusaha meminimalisir keadaan para anti-hero dan villain yang kabur dari tartarus, tak membuat para warga senang dan justru semakin memaki tiang kokoh pahlawan ini.
Tapi sekarang, hal tersebut sudah berhasil direbut. Sistem pemerintahan berhasil dikembalikan seperti semula berkat kerja sama para pahlawan didunia, termasuk All Might yang sudah pensiun, beliau masih membantu dengan menjadi penyusun strategi. Meski tetap memakan korban, tapi kebebasan Jepang yang sebelumnya terrenggut, berhasil direbut kembali. Setimpal dengan nyawa-nyawa para pahlawan lainnya.
Ya, dan hari ini adalah peringatan sekaligus tanggal reuninya, 5 tahun sudah berlalu.
"Uraraka-san!"
Kepalanya menoleh, tersenyum melihat seseorang yang selalu menjadi teman bicaranya dulu saat masih SMA, "YaoMomo!" ia segera berlari memeluk gadis berambut hitam itu dengan erat, "Astaga aku rindu padamu, bagaimana kabarmu?"
Yaoyorozu Momo, wakil kelas yang begitu tegas dan anggun, itu tak berubah sampai sekarang. "Kabarku baik, Uraraka-san. Bagaimana denganmu?"
Uraraka tersenyum, "Aku baik sekali! Meski ada beberapa hal yang membuatku menangis saat sampai disini."
KAMU SEDANG MEMBACA
ONESHOOT (BNHA)
Fanfictionsetiap 1 harinya ada satu cerita, entah dari bnha disclaimer