Ochako menggembungkan pipinya dengan kesal, setelah semalaman berada di kamar pemilik quirk explosion ini. Sang pemilik kamar sama sekali tak ada niat untuk melepaskannya bahkan dalam keadaan tertidur sekalipun, alam bawah sadar pria itu seolah melarangnya untuk pergi dan sebentar lagi fajar akan datang. Ia tak ingin teman-teman kelasnya sadar jika Uraraka Ochako tak berada di kamarnya, apalagi Mina, ia tak ingin gadis itu sampai tahu bisa-bisa satu kelas akan heboh. Ia harus segera kembali!
Tapi semakin berontak, tangan yang melingkar di pinggang kecil nya semakin mengerat. Juga dalam kondisi tak ada sehelai pakaian yang menempel di tubuh masing-masing membuat degup jantungnya meningkat drastis, Ochako tak bisa menerima nya. "K-Katsuki....sesakkk."
Katsuki dengan spontan melonggarkannya, bukan berarti ia melepaskan Ochako begitu saja. Lagian juga ini di hari libur dan beberapa orang di asrama memilih untuk pulang, beberapa juga ada yang memilih untuk pergi berjalan-jalan, sementara EraserHead sedang ada misi bersama Present Mic jadilah keadaan asrama kelas 2A begitu sepi. Juga keadaan sedang hujan diluar sana menambah rasa malas Katsuki untuk melakukan sesuatu, setidaknya ia akan libur berlatih dan bermanja bersama sang kekasih.
"Tetaplah disini."
Ochako menegang, "T-Tapi diluar ada teman-teman, kalau sampai aku belum keluar itu akan mengundang kecurigaan mereka dan para guru."
Katsuki gemas melihat wajah takut Ochako ketahuan, padahal baginya tak masalah jika teman-teman tahu. "EraserHead sedang ada misi bersama Present Mic, Kirishima sedang pergi bersama si pikachu, robot dan selotip, sedangkan si kutu buku itu pergi bersama All Might, beberapa perempuan pergi ntah kemana jadi tak ada siapapun di asrama ini selain kita berdua."
Ochako sendiri bingung bagaimana harus bereaksi, lega sih karena teman-teman sedang pergi yang berarti sekarang harusnya memang aman, tapi disisi lain ia tahu bagaimana jalan pikir Katsuki ditambah keadaan diluar sana sedang hujan deras menambah suasana.
Katsuki menarik paksa Ochako hingga kembali terbaring di kasurnya, lalu menopang badannya diatas sembari tersenyum iblis. Inilah yang sudah Ochako tebak, apalagi dengan senyum jahat itu membuatnya merinding bukan main, "K-Katsuki?!" pekik Ochako, mana keadaan keduanya masih tak mengenakan sehelai benangpun.
"Aku masih ingin menghancurkanmu."
Dalam beberapa bulan berpacaran dengan Bakugo Katsuki membuatnya mengerti beberapa sifat, termasuk dalam melontarkan kata, artinya berbanding terbalik seperti barusan,
Aku masih ingin menghancurkanmu = Aku masih ingin bersamamu
Tanpa aba-aba Katsuki menyambar bibirnya, meraupnya begitu rakus membuat Ochako kewalahan mengimbanginya. Bahkan kepalanya mulai pusing ketika tangan Katsuki mulai berulah, pria peledak itu benar-benar menguji batas kewarasannya. Ochako mulai menyerah dengan kewarasannya, membiarkan Katsuki tohi a juga menikmatinya.
"Ugh... sial, kau memberikan banyak sekali tanda, Katsuki." Ochako berseru kecil, ia bingung sekarang bagaimana menutupinya sementara concealer ada di kamarnya. Dasar bocah peledak!
"Lagian kau menikmatinya, gak usah menyumpahiku, round face." Dan Katsuki kembali ke mode lamanya, pemarah.
Lagi dan lagi Katsuki menarik Ochako dan memeluknya begitu erat di ranjang nya, mengendus tengkuk leher sang gadis sembari mencari kenyamanan. "Katsuki... Ini sudah siang."
"Lalu?" Katsuki tetap melanjutkan kegiatannya, mengabaikan gerutuan dari Ochako. "Disini saja, aku sedang malas untuk keluar dari kamar."
"Aku lapar, Bakugo-kun!"
Katsuki mendecih kesal, jika Ochako sudah memanggilnya dengan marga itu artinya gadis itu mulai kesal. "Aku akan memasak untukmu, jadi disini saja, Round Face!" Katsuki juga sama keras kepalanya.
"Ya sudah.."
Ochako akhirnya memilih untuk mengalah, memilih menurut dengan apa yang diinginkan Katsuki. Lagian melihat pria peledak bertempramen tinggi ini manja itu sangat jarang, jadi ia harus memanfaatkan kesempatan dengan baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
ONESHOOT (BNHA)
Fanficsetiap 1 harinya ada satu cerita, entah dari bnha disclaimer