Kita lanjutkan saja.
Setelah insiden selesai mandi itu, tak ada lagi kejadian istimewa antara aku dengan Eni. Aku berkonsentrasi menjadi pemborong sekaligus konsultan bagi proyek rehab mas Danu. Setiap istirahat siang, aku dan mas Danu menyempatkan diri mengawasi tukang yang bekerja.
Eni sesekali ikut nimbrung dengan kami, walau lebih banyak tidaknya karena kesibukan pekerjaan. Aku sebisa mungkin menghindari kontak langsung atau hanya berdua dengan Eni, dan syukurnya Eni juga tidak lagi mengulangi kelakuannya yang selalu menatapku dan senyum senyum gak jelas seperti dulu itu.
Setelah 3 bulan, rehab rumah mas Danu pun selesai. Setidaknya aku kini terbebas dari keharusan untuk selalu bertemu dengan mereka berdua. Bahkan bisa dibilang, aku kini menghindari mereka.
Karena aku tetap terjebak, bahkan makin terperosok dalam pada perasaan indah dan selalu terbayang pada pesona yang Eni tebarkan waktu itu. Aku sering melamunkan Eni, membayangkan pesonanya saat itu.
Aku jatuh cinta pada Eni.
Beneran, aku jatuh cinta padanya.
Jatuh cinta pada istri sahabatku sendiri, yang sudah aku anggap kakakku.
Jatuh cinta pada istrinya yang sudah aku anggap sebagai adikku sendiri...
Kini, Eni bahkan telah menjadi adik kesayanganku. Adikku tersayang, tepatnya, walau hanya aku yang merasakan itu.
Aku gak bisa menyembunyikan perasaan berdebar setiap aku bertemu dengan Eni. Sungguh aku sangat suka pada perasaan berdebar itu. Tapi aku juga gak tahan pada perasaan bersalah setiap bertemu atau teringat mas Danu.
Aaaahhh
Maju kena, mundur kena
Dimakan mati, tidak dimakan juga mati
Eni semakin dalam mengisi hatiku, memenuhi otakku
Mau merem mau melek, Eni selalu hadir dalam benakku, tersenyum senyum ndak jelas menggodaku.
Halah, ini cuma perasaanku sendiri.
Eni tak pernah bersikap seperti itu lagi padaku, kok
Uwaaaseeemmmm
Maboknya orang jatuh cinta Kalian bisa mengerti, kan?************
Eni tersenyum sambil menatapku dalam. Tak ada kata yang diucapkannya, namun tatapannya menusuk ke hatiku.
Aku hanya bisa berdiri kaku, tergagap diam tanpa mampu berbuat apa apa.
Eni maju selangkah ke arahku, aku malah mundur juga selangkah.
Tiba tiba Eni menghambur memelukku, mendorong tubuh kami hingga aku terpepet di dinding. Tinggi kami hampir sama, sehingga dengan mudah Eni mencium bibirku, melumat habis penuh perasaan.
Ciuman orang yang tak tahan menanggung rindu
Begitu dalam, begitu tercurah apa yang dirasakannya, apa yang selama ini ditahannya.
Kak. desah Eni disela ciumannya. Kangeeennn.
Aku lepas kendali, aku balas melumat bibirnya, ikut menumpahkan semua rindu yang aku punya.
Tangan Eni melingkari leherku, sementara tanganku erat memeluk pinggangnya. Tubuh kami menyatu dalam pelukan erat, bibir kami saling melumat. Desah Eni, desahku, bercampur satu dalam kecipak bibir yang beradu. Dada kami saling menekan, seiring dengan kedua kaki yang mencari posisi ternyaman.
Saling mendukung, agar tumpahnya rasa rindu ini bisa maksimal.
Kakak juga kangen kamu, dek. desahku disela ciuman.
Eni semakin ganas melumat bibirku, aku mengimbangi dengan menjilat dan menghisap bibirnya.
Lidah Eni menerobos masuk ke dalam mulutku, langsung aku hisap dan balas mengusapnya dengan lidahku.
Eni semakin mendesah. Tangannya kini memegang kepalaku, semakin membenamkan ciuman kami.
Aku menarik tubuh Eni, membalikkan arahnya hingga kini Eni yang memepet ke dinding. Tanpa bisa kau tahan, kini aku sudah menciumi leher jenjang Eni yang putih mulus. Eni tertengadah, mendesah geli penuh nikmat.
Oh, Kaaaakkk.
Aku semakin bernafsu menciumi leher Eni, bahkan menjilati dan menggigitnya dengan bibirku. Tangan Eni semakin erat memeluk leherku, meremasi rambutku.
Eni semakin gelisah dalam desahannya.
Dari dagunya, aku bergerak turun menciumi batang tenggorokan Eni. Terus turun hingga daguku mengait di kaos yang dipakainya, mendorongnya semakin turun hingga kini bibirku berada di tengah dadanya.
Tubuh Eni melengkung menahan geli, berakibat kepalaku semakin terbenam di tengah belahan dadanya karena tangan Eni semakin erat memeluk kepalaku. Mataku terpejam, berkonsentrasi agar terbenam semakin dalam di sana.
Buah dada Eni, cukup besar dan kencang, hingga lembah yang terbentuk di tengahnya terlihat begitu nyata. Di lembah itulah sebagian besar wajahku terperosok dalam. Hidungku menghirup wangi tubuhnya, bibir dan lidahku mengecap lembut dadanya.
Eni menjerit lirih.
Kakaaaaakkkk Ooohh..
Tak puas dengan lembahnya, kepalaku mulai menggeleng ke kiri dan ke kanan, menciumi satu persatu buah dada lembut berkulit putih yang dihiasi guratan hijau pembuluh darahnya. Sensasi daging lembut semakin nyata aku rasakan.
Harum.
Lembut.
Kenyal.
Geliat tubuhnya yang menahan geli, jerit tertahannya menyembunyikan rasa nikmat yang menderitanya.
Sensasi itu yang aku rasakan, dalam gelap pejaman mataku di tengah lembah dadanya.
Aku mengerjapkan mataku, mencoba mencari cahaya namun tetap gelap menyelimuti pandanganku. Semakin lama, aku bisa menangkap temaram cahaya lampu tidur di kamarku.
Aku menjerit dalam hati
Ini sudah semakin gila!
Jika sudah sampai terbawa mimpi, artinya saat ketiduran tadi sebenarnya aku tak pernah berhenti memikirkan Eni.
KAMU SEDANG MEMBACA
KERESAHAN HATI SEORANG ISTRI
RomanceSebuah kisah tentang keresahan seorang istri disaat rumah tangga dalam kondisi sempurna harus terganggu oleh ungkapan cinta seorang sahabat yang sudah di anggap saudara oleh suaminya. DISCLAIMER ================== CERITA INI HANYA IMAJINASI PENULIS ...