PROLOG

28 5 0
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh

Salam hangat untuk kalian sahabat-sahabat ku yang baru bergabung 🤗 gimana kabar kalian, baik kan? Semogah kalian sehat selalu yah aamiin

Cerita ini adalah karya tulis pertamaku, untuk itu aku mengucapkan banyak-banyak terimahkasih untuk kalian yang ingin menjelajahi kisah dari karya ku ini, saya mohon maaf apabila banyak typo dan bikin kalian bosan, sebab saya juga masih pemula dan baru belajar.

Dengan kalian mendukungku itu sudah membuatku bersyukur, aku harap kalianlah jadi saksi atas perjalanan kisah ini sampai selesai..

Selamat menjelajah kalian semua, semogah kalian suka dengan kisah nya yah🤭

Jangan lupa vote, komen dan share ke teman-teman kalian jika suka dengan cerita

***

"Assalamu'alaikum" salam nya tepat di depan pintu utama rumah ini

Beberapa menit kemudian, terdengarlah sahutan dari dalam rumah.

"Wa'alaikumsalam, siapa–" jawab Mahira yang baru saja membuka pintu.

"Maaf, ini kunci motor kamu. Alhamdulilah motor nya sudah  selesai di perbaiki" ujar Fayad sambil menyodorkan kunci motor itu pada Mahira.

Dengan gugub, Mahira mengambil kunci itu.

"Terimakasih, kak Fayad"

"Iya sama-sama"

"Kalau begitu saya pamit, as–"

"Tunggu, kak Fayad!" Tahan Mahira.

Fayad mengangkat sebelah alisnya, sambil menunggu apa yang akan dikatakan wanita itu kepadanya.

"Kak, jaket kak Fayad insyaallah akan segera ku kembalikan, saya tidak enak menyimpan barang seseorang" jelas Mahira pada maksud dan tujuannya.

Fayad berdehem.

"Maaf sebelumnya. Jika saya sudah memberikan suatu barang kepada seseorang, maka saya tidak ingin apa yang saya berikan di kembalikan lagi. Kamu paham?" Jawab Fayad dengan nada dinginnya.

Mahira tiba-tiba menjadi kikuk mendengar jawaban dari Fayad.

"Aaa i-iya baik lah. Tapi apa alasannya? Bukankah itu jaket kesayangan mu?" Tanya Mahira.

Mengapa ia tahu, Batin Fayad.

Tiba-tiba saja Fayad merasakan desiran yang aneh dalam hatinya.

"Intinya, kamu tidak perlu mengembalikan barang itu ke saya. Walaupun itu jaket kesayangan saya, jika suda kuberikan padamu, maka itu sudah menjadi hak milik mu" jawab Fayad mencoba untuk kembali biasa-biasa saja.

"Kalau begitu, saya pergi dulu, assalamualikum"

"Wa'alaikumsalam" jawab Mahira sambil memikirkan perkataan laki-laki itu.

Badan Mahira terasa kaku, ia merasa ada sesuatu yang terasa hangat menjalar di sekujur tubuhnya. Yah, Tiba-tiba saja, hatinya menghangat.

Maksudnya tadi apa coba! Kenapa ia mengatakan barang miliknya adalah barang milik ku juga.

Batin Mahira.

"Huaaa!! Bunda!!, Hira gak bisa diginiin" pekik Mahira sambil berlari masuk kedalam rumahnya.

Ia memegang kedua pipinya yang terasa panas karena sudah di pastikan wajahnya saat ini pasti sudah memerah seperti tomat. sungguh Mahira hanya bisa beristigfar dengan apa yang ia alami beberapa menit yang lalu.

***

Gimana dengan prolog nya? Salting? Atau jungkir balik?-,- maaf kalau tanggapan kalian sebagian kurang menarik...

Lanjut gak nih?

Kuy Lanjut🤭😆

Pantengin terus kelanjutan kisahnya yah!!

Imam Terakhir Untuk MahiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang