Chapter 8

4 3 0
                                    

"Mahira!!" Panggil lelaki itu dari kejauhan.

Mahira dan lelaki yang ada di hadapannya itu sama-sama menoleh pada pria yang baru saja meneriaki nama Mahira barusan.

"Itukan–" gumam Mahira dengan keterkejutan nya.

Seorang lelaki dengan stelan Jaz kantor nya kini berjalan mendekat pada kedua manusia yang salah satunya adalah seseorang yang sangat membuat diri seorang 'Arkanza Fayad Al Varendra' merasa emosi saat ini.

Sorot matanya yang tajam serta aurah tegas yang kini nampak di diri Fayad, membuat siapa saja yang melihatnya akan merasa segan untuk menegur atau sekedar menyapanya.

Fayad mencekram kuat kerah baju milik seorang lelaki yang sedari tadi membuatnya sangat marah.

"Apa maksud anda mengatakan hal yang menjijikkan itu kepada calon istri saya hah!" Bentak Fayad pada lelaki itu dengan sorot mata yang tajam.

Sontak hal itu membuat Mahira sangat terkejut mendengar apa yang dikatakan Fayad barusan.

Lelaki itu melepas kasar kedua tangan Fayad dari kerah bajunya sembari menyunggingkan senyum sinis dari balik helm full miliknya itu.

"Ck! Masih calon istri Bro!, belum jadi istri Lo beneran. By the way calon Lo cantik banget. Gue suka" ujarnya dengan tawa yang terdengar mengerikan.

Mendengar jawaban dari lelaki itu Fayad benar-benar di buat emosi oleh pria ini, baru saja Fayad ingin membalas perkataan lelaki itu dengan pukulannya, tiba-tiba saja Mahira langsung menahannya.

"Kak Fayad cukup! Udah, gak usaha berantem lagi, bisa gak!" Ujar Mahira dengan suara yang Sedikit keras.

Fayad menoleh ke arah Mahira, ia menatap wanita itu dengan tatapan datar nya.

Mahira yang dilihat seperti itu, hanya bisa diam dan menunduk.

"Mahira! Saat ini waktu sudah terus berjalan. Apakah kamu ingin menunggu motor mu selesai di perbaiki tapi kamu akan lambat untuk pergi mengajar, atau kamu ikut dengan saya sekarang. Kamu tidak usah khawatir dengan motor mu, karena itu akan jadi urusan saya. Bagiamana?" Pinta Fayad menawarkan.

Mahira tertegun, baru kali ini Mahira mendengar Fayad berkata panjang lebar seperti ini.

"Heh! Lo itu seharusnya gak usah maksa dia untuk pergi sama Lo! Karena pastinya, dia akan menunggu motor nya selesai di perbaiki!"

"Bukan urusan anda!" Sentak fayad

"Bagaimana Mahira?" Tanya Fayad lagi memastikan.

Mahira nampak berpikir, jika ia menunggu motor nya sudah di pastikan ia akan terlambat untuk pergi ke tempat mengajar.

Mahira tak mau menyia-nyiakan kesempatan yang ada ia pun meng'iya'kan saja ajakan Fayad barusan.

Sebenarnya.. alasan Mahira untuk meng'iya'kan ajakan fayad yaitu ia ingin menghindari lelaki aneh di hadapannya saat ini.

"Baiklah, kalau begitu saya ikut dengan kak Fayad aja" balas Mahira.

Lelaki yang berada dihadapan Mahira itu terlihat sangat tak suka pada pria yang berhasil mengajak wanita yang ia sukai saat ini.

Fayad yang mendengar jawaban Mahira, iapun langsung beranjak dari tempat tersebut dengan Mahira mengikut di belakang nya.

Belum beberapa langkah Mahira berjalan, tiba-tiba tangannya di cekal oleh lelaki aneh itu, sontak Mahira langsung memekik dengan kuat.

"Astagfirullah'halaazim, lepasin tangan saya!" Pekik Mahira.

Fayad yang mendengar teriakkan dari Mahira ia langsung menoleh dan betapa terkejutnya ia saar melihat tangan Mahira di cekal oleh lelaki kurang ajar itu. Fayad tak tinggal diam, ia mendekat pada pria itu dan langsung melepas paksa tangan lelaki itu dari pergelangan tangan Mahira.

Imam Terakhir Untuk MahiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang