Yeonjun berjalan kecil menikmati udara segar dipagi hari, halaman halaman yang masih sepi menandakan para penghuni nya belum bangun. Dirinya memasukan tangan pada bajunya yang tebal. Cuaca hari ini cukup dingin walau matahari sudah tampak.
Langkah nya terhenti ketika dirinya menangkap keberadaan orang lain selain dirinya di ujung sana. Pria kecil itu menghampiri dengan riang, setelahnya sedikit memelankan langkah kakinya. Tangannya terulur untuk memberikan sendikit sentuhan di lengan orang depannya itu. 'pencuri kecil sudah sembuh?' ucap nya tanpa menoleh kearah yang dibicarakan.
Bisa dilihat simanis mengomel sekarang. Ingat kan soobin untuk mencatat bahwa yeonjun tidak suka membicarakan soal itu. Yeonjun menyamakan posisinya di samping soobin, ikut memandangi kedepan. 'tuan sedang apa?' tanyanya. 'um memandangi embun mungkin?' jawabnya. Jawaban soobin membuat yeonjun bingung, tapi dirinya enggan mengambil pusing.
Sunyi menemani mereka berdua, hingga akhirnya soobin membalikkan badannya yang membuat yeonjun mau tak mau menghadap soobin. Yang lebih tinggi mengulurkan tangannya kedahi yeonjun, memastikan dengan betul dirinya sudah sembuh. Hal itu membuat yeonjun mengalihkan pandangan nya—apapun asal tidak ke orang di depannya ini.
Soobin melepaskan coat nya untuk dipasangkan ke yeonjun— 'ayo masuk, disini dingin.' ucapnya. Yeonjun mengangguk patuh. Mengeratkan coat yang di pasangkan, dan mengikuti soobin dari belakang.
Sayang sekali angin pagi ini cukup kencang sehingga mampu meniupkan percakapan - perilaku mereka.
***
Yeonjun dengan mukanya yg merah sekarang terduduk kaku di kursi kayu itu. Pasal nya setelah mengikuti tuan nya masuk kedalam, dirinya tiba tiba di tarik ke pemandian. Malu sungguh, matanya bahkan tidak sanggup untuk menatap kedepan, entah sedang apa tuannya itu. 'apa kau tidak melepas bajumu yeonjun?' yeonjun sedikit terkejut dengan intrupsi tiba tiba. 'ah—um.. aku sudah mandi tuan.' ucap nya sambil terus memilin ujung bajunya, seperti anak gadis saja.
'ohh' balas tuan nya. oh apa? Aku harus apa?!' batin yeonjun ingin segera keluar dari ruangan itu. Air yang sebelumnya tenang perlahan mulai meluap keluar setelah soobin masukin. Soobin memposisikan dirinya dengan nyaman. 'mandikan diriku.' yeonjun di serang panik sekarang mengundang kekehan kecil dari tuannya. 'santai saja, yeonjun.'
'—aku. Tidak!' dengan gugup tangan yeonjun menuangkan cairan itu, menggosok nya dan kemudian keluar sedikit busa.
Soobin dengan mata terpejam menikmati setiap sentuhan yang diberikan. Dengan telaten si manis membersihkan tubuh tuan nya itu.
'aku tidak tau tangan mu selembut ini.' ucap soobin 'itu—karena tangan ku terkena sabun.'
'oh ya? Coba ku lihat.' yeonjun mengulurkan kedua tangannya. Digenggamnya oleh soobin tangan itu. 'kecil sekali. Yeonjun, aku meragukan dirimu.' si manis bingung.
Soobin tersenyum nakal. 'kau ini betulan laki laki? Mungkin perlu di cek sekali lagi untuk memastikan.'
Setelahnya wajah yeonjun merah sekali, bercampur antara malu dan marah. Lagi lagi tuan nya bicara omong kosong, awas saja nanti!.
Yeonjun menarik tangan nya dengan kasar. Membuat soobin terkekeh. 'jangan marah aku hanya bercanda.' bercanda mulut mu! Buktinya sekarang masih tersenyum pongah.
'kau bisa keluar sekarang manis, aku bisa bilas sendiri. Kecuali kau ingin melihat—' mata soobin melirik kebawah. Membuat yeonjun mengikuti arah pandangan itu. Seketika dirinya buang muka. Dan pergi dengan segera. Yeonjun yakin tuan nya sekarang sedang menertawakan dirinya sekarang.
'dia, dia!! Agrhh tuan soobin bodoh!'
Sekarang dirinya heran kenapa bisa suka pada pria tinggi itu. hahh lemah kau yeonjun, dia cuman—tampan. lagi lagi dirinya menghela nafas.'aw kau masih terus mengoceh' yeonjun menoleh kearah suara itu. Yahh dia tampan. Sekali lagi menghela nafas. Membuat soobin heran. 'kau, masih marah pada ku?'
'tidak, aku biasa saja.' oh dia marah batin soobin berkata. Yah biarkan saja siapa tau sedang datang bulan. Mungkin soobin harus benar benar sekali lagi mengecek apakah yeonjun bukan perempuan. 'aku dengar kau tinggal di ujung barat perbatasan?'
'iya dulu, waktu kecil sebelum pidah ketengah kota.' yeonjun jadi sedikit mengingat kenangan keluarga kecilnya. Yeonjun tersenyum. 'tuan tau disana ada danau kecil, ayah dulu membuatkan ku perahu agar bisa berkeliling danau itu.'
'oh ya ada apa lagi disana?' soobin dengan tenang mendengar kan cerita yeonjun. Si manis terlihat antusias ketika menceritakan masa kecilnya itu. 'kau ingin kesana?'
Yeonjun kembali tersenyum. ' iya, aku ingin kembali dan tinggal disana—'
'baiklah sudah ku putuskan, besok kita kesana.''—eh?'
'kenapa? Kau rindu ingin kesana kan?' yeonjun panik '—tidak tuan, tuan pasti sibuk. Aku.. tidak ingin maksudku ya aku ingin tapi tidak—'
Soobin mengecup sekilas bibir yeonjun 'bisa diam, kau sangat berisik manis.' yeonjun benar benar terdiam sekarang.
'besok, besok kita pergi kesana bukan untuk tinggal hanya mampir sebentar. Aku masih tidak berani di adili jika menentang dia.'
.
.
.Haii ^^
Gimana chapter ini?
Semoga masih betah baca yaa..
Happy reading semua
See you next chapter
KAMU SEDANG MEMBACA
DAISY OF LOVE - SOOBJUN
FantasyYeonjun si pelayan kecil suatu hari tidak sengaja tertimpa kesialan yang berakhir memiliki hutang kepada tuan muda BXB || SOOBJUN ||