'hei kau tak apa? wajah mu pucat sekali' tanya salah satu wanita itu. 'ah tidak, hanya.. sedikit pusing.' balas yeonjun. 'sini kubantu' tambahnya. 'baik, bertahanlah sedikit lagi.'
hari ini adalah hari peringatan kematian ratu mereka. dan yeonjun harus menyiapkan banyak hal. tapi entahlah tubuh nya ini sangat tidak bisa di ajak kerja sama. sedari bangun tidurnya yeonjun merasa amat sangat pening melanda kepalanya. di tambah yeonjun belum makan apapun. bukannya yeonjun tidak mau. hanya saja perutnya sedari tadi menolak semua makanan yang masuk. yeonjun hanya berharap semoga ini cepat selesai dan dia bisa istirahat dengan tenang.
matahari sudah setinggi langit saat ini. dan keringat yeonjun terus saja membanjiri tubuhnya. 'hahh.. ini terakhir.' ucapnya. yeonjun mengambil lipatan kain kain itu. 'ahh ini baju tuan muda.' yeonjun bergegas mengantar lipatan kain tersebut menuju ruang tuan muda.
yeonjun meletakan tumpukan kain tersebut pada sebuah meja. dirinya hendak melangkahkan kaki nya untuk keluar ruangan ruangan tersebut sebelum interupsi tuan nya itu terdengar. 'yeonjun?' ucap nya.
'ah maaf tuan saya tidak tau kalau tuan muda di dalam.' ucap yeonjun seraya membungkukan badannya. soobin memandangi ruangan nya sebentar. 'kemarilah.' perintahnya pada yeonjun. yeonjun mendekatkan diri pada tuan nya itu. 'tuan butuh bantuan ku?' soobin tidak menjawab pertanyaan yeonjun. dirinya mengulurkan tangan untuk menggenggam tangan si manis. 'tangan mu panas sekali.' ucapnya.
'sedari pagi memang saya sedang tidak enak badan tuan muda. maaf' balas yeonjun. 'ini, ambilah.' sebuah manisan ia berikan kepada si manis. yeonjun hendak mengelak sebelum soobin memotong ucapannya. 'makanlah. rasa manis akan mengurangi pusing mu, kau bisa istirahat sekarang.' ucap nya kembali.
soobin mengecup pelan kening si manis. 'cepat sembuh yeonjun.' dan si manis hanya tersentak kaget dirinya terlalu pusing untuk menampung semua keadaan saat ini. ketukan di pintu menyadarkan kembali yeonjun dan dirinya segera pamit untuk beristirahat.
'taehyun kau mengganggu' ucap soobin dengan sedikit nada kesalnya itu. 'maaf tuan muda. acara akan segera di mulai.' balas taehyun dengan nada datar nya itu.
***
setelah bunga terakhir soobin letakan pada batu itu dan berdoa, soobin melangkahkan kakinya keluar aula. di ikuti taehyun dari belakangnya, soobin bertanya. 'taehyun apa..' sedikit menjeda ucapannya ragu. aneh sekali, taehyun masih dengan tenang mendengarkan setiap kata yg mungkin tuannya ucapkan itu.
'hari ini apa aku ada waktu luang?' jelasnya kembali. 'tidak ada jadwal lagi tuan muda.' ucap taehyun. soobin menghentikan langkahnya dan berbalik. 'pergilah aku ingin sendiri' perintahnya. taehyun agak bingung dengan pernyataan itu, namun segera melaksanakan dengan baik.
soobin kembali menyusuri lorong itu, hingga dirinya tiba pada salah satu bilik kamar. tangannya terulur untuk mengetuk pintu di depannya. senyap.. tidak ada balasan dari penghuni kamar tersebut. dirinya coba membuka pintu itu dan ternyata tidak terkunci.
secara perlahan soobin mendekati tempat tidur di ruangan itu, sangat hati hati— takut membangun kan penghuni nya. pria manisnya terlihat tidur dengan tidak nyaman, keringat yang membanjiri wajah, ditambah kulit putihnya yang semakin terlihat pucat. tangan soobin secara spontan terulur untuk memegang dahi si manis. 'panas sekali..' ucapnya lirih.
Dengan cekatan soobin membasuh keringat yang ada di wajah yeonjun, membasahi handuk yang bersih untuk di letakkan di dahi yeonjun. Berharap hal itu dapat mengurangi demamnya. Pria itu memandang wajah di depannya yg tertidur dengan tenang. 'bahkan dirimu jauh dari kata cantik' ucapnya. dalam ruangan yang sunyi ternyata dirinya mampu mencuri satu kecupan kecil di pipi.
'cepat sembuh aku rindu ocehanmu.' ucapnya lagi yang kali ini lebih lirih, hanya angin yang mampu mendengar. Dirasa yeonjun telah tidur dengan lebih nyaman dari sebelumnya, pria jangkung itu mengundurkan diri secara perlahan dan hilang di balik pintu.
***
S
inar mentari muncul melewati celah jendela memaksa mata yeonjun untuk terbuka. Dirinya merasa lebih baik dari kemarin. Yeonjun dengan pikiran yang waras sekarang mengingat kejadian yang lalu membuat dirinya malu sendiri. Dengan ego yang setinggi langit yeonjun menahan senyumannya. Menggeleng dengan pelan, 'tidak tidak dia hanya pembual ulung'.
Entah apa yang akan dia lakukan jika tau, kalau tuan muda tampan nya itu yang merawat nya ketika sakit. Mungkin hati yeonjun akan terbang. Kita doa kan saja yeonjun tidak mati muda akibat serangan jantung.
***
.
.
.Yapss ini chapter udah nangkring di draf dari sekian lama kayaknya udah berdebu. Akhirnya update juga yaa, makasih yang masih stay baca cerita ini.
Love u dear ~
KAMU SEDANG MEMBACA
DAISY OF LOVE - SOOBJUN
FantasyYeonjun si pelayan kecil suatu hari tidak sengaja tertimpa kesialan yang berakhir memiliki hutang kepada tuan muda BXB || SOOBJUN ||