~ Part 18 ~ Pergi

42 7 9
                                    

Sierra harus menahan isakan tangis yang keluar dari mulutnya, tak ingin Jericho yang baru pulang itu mendengarnya walaupun kini keberadaannya di dalam kamar dengan pintu tertutup.

Tok tok tok

"Gue masuk ya?" teriak Jericho dari luar.

Sierra berdecak kesal, padahal sedang tak ingin bertemu siapapun malam ini.

"Masuk aja." jawabnya lalu ia berpura-pura menatap laptop yang ada di depannya yang memang sedari tadi dibuka.

Jericho menempati ujung kasur dan menghadap Sierra yang membelakanginya.

"Sierra, nengok sini."

"Mau ngapain?"

"Ada yang mau gue omongin."

Terpaksa Sierra membalikkan kursi yang di dudukinya menghadap Jericho.

"Lo nangis?" tanyanya setelah melihat jelas wajah Sierra yang masih terdapat sisa air mata.

"Biasalah abis nonton film tragis, ada apa?" alibinya.

"Emm, sebentar lagi kan ulang tahun lo, mau hadiah apa dari gue?"

"Kak Jer, tumben banget."

"Ya anggap aja sebagai ucapan terima kasih gue karena sering banget nyusahin lo."

"Baru sadar?"

"Makin ngelunjak ya lo sama kakak lo sendiri."

Akhirnya Sierra tertawa kecil dengan mata sembabnya, "Gue mau tiket pesawat aja kak," ujarnya tanpa memikirkan hal lain.

"Lo mau kemana?"

"Jerman."

"Ketemu mama sama papa?"

"Iya, gue kangen mereka sekalian liburan juga di sana."

"Jangan bilang lo mau ngomong soal Dasha?"

"Kepikiran aja enggak, gue kesana cuma mau tenangin diri aja."

"Ra, gue mohon jangan bilang dulu tentang gue ke mama papa, gue yang bakal bilang langsung."

"Iya lo tenang aja."

"Kapan lo pergi kesana?"

"Lusa kalau bisa."

"Kuliah lo gimana?"

"Seminggu aja Kak, gue mumet."

"Ohiya Ra, beberapa hari yang lalu Airin nemuin gue."

"Mau ngapain dia?"

"Dia mau ambil Dasha."

"Seenaknya gitu? Dia udah lepas anaknya dan sekarang main ambil aja, gak bisa!"

"Gue juga bilang kayak gitu ke Airin, lagipula dia kan seorang public figure, mau bilang apa nanti ke media kalau tahu dia udah punya anak."

"Terus tanggapan dia?"

"Seperti janjinya yang akan ambil Dasha kalau kontrak filmnya habis, dia bilang ini yang terkahir setelah itu dia akan fokus ngurus anaknya."

Sierra nampak berpikir sejenak, teringat obrolannya dengan Airin terakhir kalinya, "Iya sih dia pernah bilang kayak gitu ke gue, tapi tetap aja gue masih kecewa sama dia."

***

Jericho mengurus keberangkatan Sierra ke Jerman, gadis itu serius dengan ucapannya, sebenarnya Jericho menyimpan kecurigaan pada adiknya yang akhir-akhir ini sering menangis dan terlihat tidak semangat seperti biasanya, diam-diam ia memantau sang adik dan tak ingin melihat Sierra terus bersedih.

UNSEEN TRUTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang