be the best •0.1

437 23 1
                                    


Langit malam gelap bergemuruh, angin angin bertiup kencang, pemuda kekar itu justru mengurung diri dikamar dengan memeluk kakinya yang di tekuk. Rasa trauma menghantuinya, dimana cuaca seperti sekarang adalah masa masa terkelamnya. Dimana cahaya? Adakah cahaya yang akan datang menyinarinya?

Isakan tangis mulai terdengar seiring butiran air hujan mulai turun dengan derasnya. Tangisan itu semakin kencang saat petir mulai berbunyi nyaring.

Masa masa dimana penyesalan di dalam dirinya mulai datang. Sebuah penyesalan yang tak kunjung hilang sejak tiga tahun lalu, tepatnya saat pemuda itu masih menginjak kelas delapan SMP.

----

Pagi hari tiba, matahari mulai menampakkan dirinya di langit yang biru.

Pagi seorang Deng Jiaxin diawali dengan sarapan roti lapis yang sudah di siapkan oleh nyonya Deng. Dan tentu saja ditemani oleh Tuan Deng. Menjadi anak tunggal dari Nyonya dan Tuan Deng memang sangat indah dimata.

Setelah menyelesaikan sarapannya, Jiaxin berpamitan dengan kedua orang tuanya, ia menaiki motor yang menjadi favoritnya sejak memasuki SMA, tepatnya tahun lalu.

Setelah menempuh lima menit perjalanan, Jiaxin akhirnya sampai di SMA tempatnya bersekolah, SMA Biru Laut.

Saat masuk ke kelas, ia sudah di suguhkan oleh senyuman si manis yang menjadi kekasihnya. Zuohang.

“Hangie, bagaimana? Apa kau tidur dengan nyenyak?” Tanya Jiaxin lalu mengusap pucuk kepala dari kekasihnya.

“Ya, tentu saja. Meski agak dingin, tadi malam hujannya cukup deras. Bagaimana dengan mu? Tidur mu juga nyenyak?” Zuohang balik bertanya.

“hm, tentu” setelahnya, Jiaxin menarik Zuohang menuju bangku miliknya.

“Aku punya hadiah untuk mu!” Ucap Jiaxin yang membuat mata Zuohang berbinar penasaran.

“Tada!!” Jiaxin memegang sebuah boneka beruang kecil berwarna pink serta dua coklat.

Zuohang tersenyum kegirangan, memang cukup sering Jiaxin memberinya hadiah semacam ini meskipun bukan hari hari spesial. Namun, ia tahu bahwa Jiaxin memberikan itu semua untuk menyenangkan dirinya. Zuohang cukup beruntung memiliki kekasih yang setia, peka, dan baik seperti Jiaxin. Itu juga membuatnya tidak ingin tahu soal masa lalu Jiaxin dan hanya fokus pada masa sekarang.

Zuohang mengambil coklat dan boneka beruang itu, ia memotret nya sebagai kenangan. Tak lupa juga ber selfi dengan pacar terbaiknya.

Terhitung sudah enam bulan mereka berpacaran, dan belum ada yang namanya pertengkaran, disebabkan karena Jiaxin yang suka mengalah dan tahu semua tentang Zuohang.

Serta dengan sifat dewasa dari Jiaxin membuat Zuohang benar benar berpikir, Dimata letak kekurangan dari pemuda itu. Sosok Jiaxin benar benar sempurna dimatanya.

---

Jam istirahat tiba, Jiaxin dan Zuohang sedang berjalan menuju kantin. Jiaxin menggenggam erat tangan mungil milik kekasihnya.

Saat di perjalanan, iris matanya menangkap iris mata milik seseorang yang menatapnya tajam. Rasa takut akan trauma nya mulai datang, jantungnya berdegup sangat kencang, genggamannya pada sang kekasih kian mengerat, membuat sang empu kesakitan.

“A-aduh... Jia? Ada apa denganmu?” Tanya Zuohang yang begitu khawatir dengan wajah pucat pasi Jiaxin.

Jiaxin mulai sadar, apa yang ia lakukan, ia menyakiti tangan pemuda mungil disampingnya.

“Ma-maaf, aku tidak sengaja, apa kau tidak apa apa?” Ucap Jiaxin yang panik.

Dibanding itu, Zuohang malah heran. “Harusnya kau bertanya pada dirimu sendiri”

be the best || Completed Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang