be the best •0.6

124 12 0
                                    


Setelah beradu pandang dengan Yaowen beberapa saat, Jiaxin memilih untuk pergi. Ia tak ingin bertengkar dipagi yang cerah ini. Meski agak kesal, Jiaxin mencoba untuk tidak mengumpati kakak kelas nya itu.

-----

Beralih pada si manis yang tengah duduk di antara para orang orang pejabat. Hari ini, ia diminta untuk ikut ke pertemuan para kolega kolega bisnis oleh orang tuanya, kebetulan ia tak ada hal untuk dilakukan, ya bisa saja kan.

“Wah, ini Hangie? Sudah lama tidak bertemu” Sapa salah satu orang disana.

Zuohang tersenyum ramah, “Senang bertemu Tante lagi, bagaimana kabar Tante? Om juga?”

“Kami baik-baik saja. Sekarang, kamu sudah kelas berapa? Kamu kelihatan seperti masih SD” Tanya orang tersebut.

“Aku sudah kelas sebelas. Tante Liu juga kelihatan sangat muda” Jawab Zuohang lalu tertawa kecil.

“Aoh, kelas sebelas? Berarti kau adik kelas nya Yaowen?” Wanita itu—Nyonya Liu mengusap lembut surai Zuohang.

“Kak Yaowen? Aku sempat melihatnya dirumah Tuan Zhu saat aku dan Zhixin kerja kelompok. Aku tidak menyangka itu dia, sangat berbeda, hahah” Ucap Zuohang.

“Wah, pasti anak itu menemui kekasihnya ya? Kebetulan kekasihnya itu anak dari Tuan Song, saudara Tuan Zhu” balas Nyonya Liu.

“Oh ya, bagaimana kabar adiknya?” Tanya Zuohang.

Senyum Nyonya Liu seketika memudar, “Ah... Dia meninggal dunia sejak tiga tahun lalu..” lirih Nyonya Liu.

Menyadari perubahan drastis pembahasannya, Zuohang mengelus punggung Nyonya Liu. “Maafkan aku, aku tidak tahu itu... Kalau boleh tau, karena apa?”

“Maaf, Hangie. Kasus ini disembunyikan, Tante tidak dapat menjawabnya”

“Tidak apa-apa, salah ku juga membuka obrolan seperti ini”

------

Esok harinya di sekolah, Jiaxin dan Zuohang baru saja kembali dari ruang guru untuk memberikan tugas makalah yang sudah mereka kerjakan pada guru IPA. Mereka berdua langsung duduk di belakang kelas.

“Jia, apa kau tau? Aku dulu punya teman saat kelas tujuh. Ternyata, sekarang dia sudah pergi....” Lirih Zuohang lalu menampakkan raut  yang cukup menyedihkan.

“Ah... Semoga arwahnya tenang di alam sana, kau tau dimana tempatnya di makamkan?” Tanya Jiaxin seraya mengusap punggung Zuohang.

Zuohang menggeleng, “Tidak tau, keluarga nya menyembunyikan semua tentangnya”

“Tenang saja, cukup doakan dia, oke?” Ucap Jiaxin mencoba menenangkan Zuohang.

“Hm...” balas Zuohang.

Berjam-jam berlalu, kini saatnya untuk kembali ke rumah masing-masing. Hari ini Zuohang tak dijemput, ia sendiri yang meminta hal tersebut. Rencananya, ia akan pergi bersama Jiaxin, tapi rupanya Jiaxin memiliki hal lain yang harus dilakukan. Jadinya, ia hanya meminta Jiaxin untuk mengantarnya ke perpustakaan kota.

Saat selesai mengantarkan Zuohang ke Perpustakaan kota, Jiaxin langsung melajukan motornya. Begitu juga dengan Zuohang yang langsung memasuki perpustakaan tersebut.

Zuohang mengambil beberapa buku yang ingin ia baca, setelahnya ia langsung duduk di salah satu tempat di sana.

“Em... Permisi?” Sapa seorang gadis yang juga membawa beberapa buku.

“Ya?” balas Zuohang.

“Bisa aku duduk disini?” Tanya gadis itu sembari menunjuk kursi di depan Zuohang.

be the best || Completed Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang