5●|| кємвαℓιηуα кєвαнαgιααη кєℓυαяgα

46 12 68
                                    



Kediaman Argiven

Pukul 19.30 Wib

"Mommy, maafin sikap Lya dulu ya,"
ujar Alya pada sang Mommy.

"Iya nak, tapi gimana bisa kamu berubah secepat ini?" tanya Mommy Kinan, pada anak perempuannya itu.

"Jadi gini...,"

"Owh jadi gitu, yaudah baguslah kalau kamu udah berubah dan ga bikin ulah lagi," ucap Mommy Kinan.

"Iya, Mom,"

"Em, Nio mana Mom?" tanya Alya pada Mommynya.

"Ada di ruang bermain, tadi sih sambil minum susu, sekarang ga tau ngapain lagi adek kamu itu," ucap sang Mommy.

"Owh ok, Mom, aku cek dulu ya sekalian mau ajak jalan ke rumah keluarga Winata, biar bisa main sama Nara," ucap gadis itu sebelum pamit pergi meninggalkan ibunya menemui sang adik.

.
.
.

"Dek? Nio masih main? Mau ikut Kak Al jalan ga?" tanya gadis itu pada adik laki-laki nya.

"Em oleh ak, dah ijin ma ommy?" tanya Nio pada kakaknya.

"Udah kok, yaudah sana ke kamar kamu siap-siap dulu," ujar Alya, pada adiknya lalu tak lama pergi dari ruang bermain menuju kamarnya untuk mengambil tas kecil dan beberapa keperluan yang dia bawa.

"Dah ak, et's o,"

"Hm, pamit dulu sama Mommy,"

"Ommy, ade ergi ulu ama akak ya, Accalamuayaikum my,"

"Mom, pamit dulu ya, Assalamualaikum,"

"Wa'alaikumussalam, kalian hati-hati, jangan ngerepotin Nara dan keluarga nya ya," ujar Mommy Kinan, memperingati kedua anaknya itu.

"Iya, Mom,"

Lalu setelah sesi berpamitan, Alya melajukan mobilnya menuju rumah keluarga Winata.

Tak terasa beberapa saat kemudian mobilnya tiba di depan gerbang kediaman Winata.

.
.

"Assalamualaikum, pak tolong buka gerbangnya, iya non Al," ucap satpam penjaga.

"Silahkan masuk non," ucap satpam mempersilahkan mobil Alya Masuk.

Saat mobil Alya sudah terparkir rapi dia pun keluar lebih dulu lalu berjalan memutar membukakan pintu mobil untuk adiknya.

"Ayo keluar, Nio," ucap Alya pada adiknya.

"Iya ak,"

Tingnong... Tingnong...

"Iya sebentar," sahut seseorang dari dalam rumah.

"Assalamualaikum, bi, Nara nya ada?" tanya Alya pada bi Narsih.

"Wa'alaikumussalam, ada non,den silahkan masuk," ucap bi Narsih, mempersilahkan Alya dan Nio masuk.

"Kak Lya, ngapain ke sini kak? Mau ketemu Bang Ar ya?" tanya Nara tanpa jeda.

"Ara, nanya nya satu-satu kakak bingung mau jawab yang mana,"

"Hehe, iya kak maaf, jadi kakak mau ngapain," tanya Nara pada Alya.

"Mau main, dek ayo salim dulu ke kak Nara nya," ucap Alya memberitahu maksud kedatangan nya, dan menyuruh adiknya meyalimi tangan Nara.

"Hai, Nio, mau minum susu ga?" tanya Nara pada Nio.

"Au, api ga apa-apa an?" tanya Nio.

"Ga papa dek, yaudah bentar kak Nara bilangin bibi untuk buatin adek susu dulu," ucap Nara, lalu gadis itu beranjak pergi ke dapur.

.
.

"Bi tolong buatin susu dan anterin cemilan ke ruang tamu, aku mau ke kamar dulu bentar," ucap Nara menyuruh bi Narsih membuatkan minum dan mengantar cemilan.

"Baik non, segera saya buatkan,"

"Bry kamu bisa berubah jadi kucing ga?" tanya Nara pada sistem.

Ting...
Bisa Ar, sebentar

Cling...

Meow

"Nah kalau gini kan lu bisa gue bawa," Lalu gadis itu keluar dari kamarnya dan kembali ke ruang tamu.

"Ara, itu kucing kamu, Namanya siapa ra?" tanya Alya. Gadis itu penasaran.

"Namanya Bry, Kak Lya, Nio mau main sama Bry ga," Nara memberitahu nama kucing di pangkuan nya itu, dan menawari bocah laki-laki bernama Nio itu bermain dengan kucing imutnya.

"Oleh ak, ara,"

"Iya boleh, silahkan main di karpet bulu ini aja ya," ucap gadis itu memperbolehkan Nio bermain bersama Bry, lalu dia mengobrol santai bersama Alya.

"Kak Lya beneran ga mau ketemu Bang Ar?" tanya gadis itu antusias dan dengan nada mengejek.

"Ga, ngapain juga nyari dia, kakak udah males ngedeketin dia yang ga pernah peka itu," ucap nya dengan penuh kekesalan.

"Tuh dengerin Bang, makanya jangan terlalu dingin dan cuek," ucap Nara melalui earpiece yang tersambung ke Hp nya.

"Ra, jadi kamu..., ais ih kamu ini kakak kan jadi malu," Alya tersipu malu saat tau Nara sedang mengerjainya.

"Udah ga usah malu kak, bang Ar juga suka kok sama kak Lya," Gadis itu dengan wajah cerianya tersenyum penuh kemenangan.

"Yaudah aku tinggal dulu bentar lagi bang Ar turun, kak Lya tunggu di sini aja, dah kak, selamat ngebucin ya," Ucap gadis itu berlalu meninggalkan ruang tamu sambil mengajak Nio dan Bry ikut ke taman belakang.

"Ayo Nio, bawa Bry kita ke taman belakang aja," ajak gadis itu lalu segera pergi meninggalkan Alya seorang diri dengan wajah memerah seperti kepiting rebus.

Entah apa yang akan terjadi setelah Arsend menghampiri gadis itu.

Beberapa saat kemudian

"Ekhmm," dehem seseorang menyadarkan gadis bernama Alya itu dari lamunannya.

"Eh, Kak Ar, ngapain berdiri di sana? Udah lama Kak?" tanya Alya pada laki-laki bernama Arsend tersebut.

"Ya,"

"Bisa lo ulangin ga, ucapan lo tadi, gue mau denger langsung," ujar Arsend bertanya dan membuat pipi Alya kembali memerah karena blushing.

"Itu, ga, aku ga bisa ucapin ulang,"
ucap Alya dengan tangan yang terus memilin ujung pakaiannya.

"Hm, yaudah biar gue aja yang ngomong,"

"Ly, sebelumnya gue minta maaf untuk sikap dingin gue ke lo dan temen-temen lo. Gue cuma mau ngomong sekali dan gue minta lo dengerin baik-baik," ucap Arsend,
"Sebenarnya gue udah lama suka dan merhatiin lo Ly, tapi gue ga berani buat ngomong ke lo secara langsung kek sekarang ini, jadi gue minta lo jangan nolak gue," ucap Arsend dengan sekali tarikan nafas dan tegas.

"Hm, aku ga tau harus jawab gimana Kak Ar, boleh beri aku waktu sampai besok malam?" ucap Alya menjawab tak sesuai harapan Arsend.

"Hm, ok gue beri waktu sampe besok malam," ucap Arsend menyetujui.

"Yaudah aku mau nyamperin Nara sama Nio dulu ya Kak," pamit Alya pada Arsend.

"Hm, ya,"

. -

. -

. -

To be continued ...

|ᴀᴅᴀʀᴀ| тяαηѕмιgяαѕι ѕιѕтємTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang