Pagi hari sebelum matahari terbit Sakura memulai aktifitasnya seperti biasa. Berkutat di dapur kecilnya membuat adonan roti yang akan ia titipkan di beberapa tempat. Sore hari biasanya ia akan ke stadion untuk memulai pekerjaan sampingan nya.
Hari ini ia bersemangat sekali karena Shikamaru untuk pertama kalinya akan hadir di stadion untuk melatih pemain. Ia akan berencana membawa beberapa roti buatannya untuk ia berikan kepada Shikamaru.Menjelang sore hari tiba. Sakura sudah berada di stadion dengan sepedanya . Sebuah sepeda wanita dengan keranjang di depannya. Sebuah peninggalan dari orangtuanya. Setelah memarkir sepedanya ia mulai masuk ke ruangan office girl berganti seragam dengan atasan hem berkerah dengan celana panjang hitam berbahan kain. Ia mulai membawa alat sapu dan pel.
Ia memasuki ruangan khusus pelatih merangkap CEO klub ini. Ia taruh tiga buah roti buatannya berharap Shikamaru akan menyukainya. Setelahnya ia menyapu dan mengepel ruangan tersebut. Ia sangat bersemangat sekali terlihat dari cara kerja Sakura yang gesit dan bersenandung.Setelah ruangan itu selesai,ia berpindah keruangan lainnya. Setelah semua selesai ia membereskan perlengkapannya. Ia mulai menuju dapur umum. Di sana ia menempatkan tiga kardus minuman mineral ke atas troli. Ia dorong troli itu menuju lapangan khusus untuk latihan klub. Ia tata dengan rapi minuman itu. Setelahnya ia pergi ke ruang khusus jersey. Disana ia mengambil handuk kecil berwarna putih sebanyak sekitar tiga puluhan. Ia bawa handuk itu ke lapangan khusu latihan dan ia tempatkan dekat dengan air mineral.
Setelahnya terlihat beberapa pemain sudah mulai berdatangan. Sakura mulai mencari tempat duduk di bangku penonton dekat para pemain.
Pukul sudah menunjukkan pukul tiga sore hari. Semua pemain telah berkumpul dan sedang melakukan pemanasan. Yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Shikamaru datang bersama asisten pelatih dan juga manager klub.Senyum Sakura terkembang. Ini seperti tujuh tahun lalu. Ia serasa kembali ke masa lalu. Menyaksikan pujaan hatinya bermain sepak bola namun bedanya sekarang Shikamaru lebih menjadi seorang pelatih.
Netranya hanya fokus menatap Shikamaru. Seakan hanya Shikamaru yang ada di sana.Bila dulu Shikamaru akan berlari ke sana ke mari pemandangan berbeda terlihat saat ini. Shikamaru banyak memberi instruksi dan arahan. Tak jarang terdengar Shikamaru berteriak memberi arahan pada para pemain.
Ia sungguh berwibawa. Berkharisma. Tak salah bila Sakura begitu menyukainya. Selama Shikamaru belum menikah ia akan tetap berjuang mendekatinya. Tak peduli ia sedang dekat dengan siapa. Tapi bila Shikamaru menikah dan memilih dengan wanita lain maka Sakura akan melepasnya. Merelakannya dengan orang yang dicintainya. Namun biarkan untuk sekarang Sakura berjuang. Memperjuangan apa yang diyakininya.Sesi istirahat pemain. Sakura kembali turun ke lapangan dan mulai membagikan handuk dan air mineral pada setiap pemain. Dan inilah saat nya. Ia mendatangi Shikamaru.
" Ini " kata Sakura sambil menyodorkan handuk dan air mineral.Tanpa kata Shikamaru segera mengambil handuk dari tangan Sakura.
Ia tak begitu kaget dengan kehadiran gadis itu, karena dari awal ia sudah tahu siapa saja pemain dan para staf di dalam kub nya.
Yang ia ingat dari Sakura adalah seorang gadis yang menyukainya dari zaman sekolah menengah ke atas. Seingatnya gadis ini dulu sangat nekad. Ia menjadi suporter garis kerasnya. Ia akan berteriak bernyanyi yel-yel dengan lantang bahkan membawa bendera yang besar untuk mendukungnya.Di sekolah pun di luar sepak bola gadis ini gigih mengejarnya.
Yang ia ingat, Sakura akan datang ke kelasnya hanya untuk memberikan sekedar kue, roti buatannya. Ia juga terkadang memberikannya susu kotak, minuman jahe, kopi yang biasa di letakkan di atas mejanya.
Semua teman sekelas Shikamaru pun sampai hapal dengan kelakuan gadis itu. Maka Shikamaru sering jadi bahan olok-olokan teman sekelasnya. Mereka menjodoh-jodohkan dengan gadis itu.
Itu membuatnya jengkel dan muak.
Itulah sebabnya ia bersikap masa bodoh pada gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
BENCI DAN CINTA
FanfictionSakura mencintainya, memujanya. Menunggu untuk terbalaskan cintanya. Menunggu agar Shikamaru menoleh padanya. Membalas cintanya. Namun di sisi lain pria itu jengah dengan sikap Sakura yang selalu mengejarnya hingga sebuah ide dari temannya untuk mem...