"Freen ada yg mencarimu dibelakang kampus." seorang wanita tiba-tiba mendekati Freen saat dia baru beranjak ingin pulang. Freen menghabiskan sepanjang hari dengan berbaring di kursi taman kampusnya sambil menghabiskan satu bungkus rokok.
Freen menatapnya heran.
"Siapa?"
"Tidak tahu." kata wanita itu, lalu pergi begitu saja, seolah tak mau berurusan lebih lanjut dengan Freen.
Freen menatap kepergian wanita itu, lalu berjalan menuju belakang kampusnya. Dalam hati, dia merasakan adanya ketidakberesan.
Benar saja, ada segerombolan laki-laki yg tampak marah sedang menunggunya disana.
"Ada apa mencariku?" tanya Freen begitu dirinya sudah berjarak tiga meter dari gerombolan itu. Salah satu dari mereka maju, tampak nya yg paling kuat. Wajah nya hitam legam dan memiliki banyak bekas luka.
"Freen?" tanyanya dengan suara berat, khas perokok. Sama seperti Freen.
"Bisa dibilang begitu." jawab Freen dengan nada menantang.
"Apa kamu mantan narapidana?"
Laki-laki itu mendengus.
"Besar juga nyalimu."
"Mau apa kalian? Suruhan siapa?" tanya Freen ringan. Dirinya sudah terbiasa akan hal-hal seperti ini. Orang yg membencinya tidak bisa dibilang sedikit. Malah orang yg menyukainya yg luar biasa sulit dicari.
"Tidak penting suruhan siapa. Yg jelas, kamu pastinya sudah tau kami mau apa." jawab seorang laki-laki lainnya.
Freen menarik nafas, lalu mengambil sebatang rokok dan menyalakannya. Diisapnya dalam-dalam lalu dihembuskannya tepat tepat ke wajah si hitam.
"Aku tahu." katanya singkat.
Laki-laki itu segera melayangkan tinjunya pada Freen, yg dapat dihindari dengan mudah. Secepat mungkin Freen meraih tangannya, memelintirnya, lalu mematikan rokoknya pada tengkuk laki-laki itu, yg langsung berteriak kesakitan. Teman-temannya memandang Freen geram.
"BAJINGAN!" seru gerombolan itu, lalu menyerbu Freen dengan membabi buta.
=============================
Suara Rose terdengar ketika Freen memasuki rumah. Freen menarik nafas sebentar, menghembuskan nya, lalu meneruskan langkahnya melewati ruang tamu. Ayah, Ibu, dan Rose sedang duduk disana. Benar-benar sial. Pertemuan keluarga tepat disaat keadaannya berantakan. Freen memutuskan untuk bergerak cepat ke kamar, bermaksud menghindari pertemuan itu. Tapi rupanya tak cukup cepat, karna semua keluarganya menyadari keadaan Freen dan tubuhnya yg kotor dan wajahnya yg lebam.
"Freen! Kamu berkelahi lagi?!" teriak Ayah berang.
Feen tidak berhenti untuk menerima lebih banyak pukulan lagi. Dia segera masuk ke kamarnya dan membanting pintu itu tepat didepan hidung Ayahnya.
"FREEN! FREEN! BUKA PINTUNYA! DASAR ANAK KUR-" suara Ayahnya teredam oleh suara Kurt Cobain dengan 'Smell Like Teen Spirit'-nya.
Freen membanting tubuhnya keatas ranjang, lalu terduduk karna rasa sakit luar biasa yg menyerang perutnya. Gerombolan sialan tadi berhasil memukulnya sekali pada perut dengan sebuah balok kayu besar. Rupanya tadi Freen bergerak kurang lincah. Biasanya dia tak pernah terluka separah ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
THAT SUMMER BREEZE (END)
RomanceCINTA TIDAK PERNAH SALAH Freen Sarocha Chankimha as Freen Preman kampus. Banyak musuhnya. Skeptis dan emosional. Seumur hidup dicap bodoh oleh semua orang. Hubungan dengan Ayahnya kian hari kian buruk. Bagi keluarganya, masa depan Freen gelap, sege...