NEVER TOO LATE II

1.7K 246 3
                                    


Billy dan Amber berpandangan cemas, tapi membiarkan Freen mengamuk di gudang tempat mereka biasa berlatih. Freen menendang apapun yg dilihatnya. Amber segera menahan tubuh Freen saat dia mengincar drum milik Amber. Billy segera turun tangan membantunya.

"Freen, tenang!" sahut Billy yg bersusah payah mencegah Freen menghancurkan speaker.


Freen tak mendengar apa pun. Dia hanya mendengar dengingan keras di kepalanya, yg membuatnya pusing berat, dan ingin menghancurkannya.


"Freen, berhenti BERHENTI!!" teriak Amber, lalu memegangi kedua tangan Freen yg telah memukul-mukul kepalanya sendiri dengan kalap.


Freen tidak berhenti menggeliat dan berusaha melepaskan diri dari kedua temannya. Freen tak tahu lagi harus melakukan apa selain bunuh diri. Untuk sesaat selama beberapa hari yg lalu, Freen menemui kenyataan bahwa tak ada setitik pun kebahagiaan yg ditakdirkan padanya.


"FREEN!" seru Amber lagi, lalu detik berikutnya merasakan pelipisnya terhantam keras. Amber baru saja memukulnya, nafas nya terengah-engah.


Freen terdiam sebentar, memengangi pelipisnya yg terasa berdenyut-denyut, lalu terduduk lemas diatas speaker. Matanya kosong. Fikirannya entah menerawang kemana.


"Sorry," kata Freen lemah.


Amber dan Billy berpadangan, lalu bersama-sama menghampiri Freen. Billy menghempaskan dirinya ke sebelah Freen, lalu menghela nafas.


"Jadi, mau cerita sesuatu?" tanyanya tanpa memandang Freen.


Amber tersenyum menatap kedua temannya itu, lalu ikut mengambil tempat disamping Freen.


*****


"Bec, sudah. Jangan menangis terus," Rose berusaha sekuat tenaga menghibur Becca yg sudah menangis semalaman.


Becca tidak menjawab. Dia tetap menangis tanpa suara sambil memandang keluar jendela, berharap Freen memanjat jendela itu dan tersenyum kepadanya.


"Kamu harus makan, Becca. Sudah semalaman kamu tidak makan," kata Rose lagi sambil menyodorkan sepiring nasi bistik kepada Becca.


Becca bergeming, membuat Rose semakin putus asa. Semalam Freen tak pulang, dan yg dilakukan Becca hanyalah menangis sambil menatap jendela seperti ini.


"Becca," Rose menarik dagu Becca sehingga menghadapnya.


Rose terkejut melihat wajah Becca yg pucat dan matanya yg bengkak. Tubuh Becca juga terasa seperti bara. Becca demam.


Becca menatap kosong Rose sebentar, lalu kembali menatap jendela. Rose bangkit dari tempat tidur, lalu melangkah besar-besar menuju mobilnya setelah memberi tahu Ibu soal keadaan Becca.


Hanya satu tempat Freen biasa bersembunyi. Dan Rose bersumpah akan mengakhiri ini sekarang juga.

*****


Freen sudah merasa lebih baik dari semalam, setelah menceritakan semua permasalahannya kepada Billy dan Amber. Freen mendapat banyak masukan dari mereka. Dan Freen memutuskan untuk tetap meneruskan cita-citanya, entah itu akan membuat bangga siapa pun atau tidak.

Baru ketika Freen merasa lebih baik, pintu gudang mendadak terbuka, dan Freen mendapati Rose berdiri disana. Seketika darah ditubuh Freen menggelegak.


"Apa yg-"


Belum sempat Freen menyelesaikan kata-katanya, Rose sudah menyerangnya. Freen dapat merasakan pelipisnya berdenyut keras. Amber dan Billy hanya diam melihat kejadian yg berlangsung sangat cepat ini.


THAT SUMMER BREEZE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang