Part. 3

80 11 0
                                    

Part. 3

Author POV.

"TUAN BESAR...TUAN BESAR"

Kening Yui menyergit bingung saat melihat paman Dong Huan pelayan pribadi ayahnya itu berlari sambil berteriak panik.

"Yuyi ada apa yang terjadi ?" Tanya Yui pada pelayan pribadinya itu.

"Saya tidak tahu nona" jawab Yuyi jujur.

Yui mengangkat bahunya sambil berjalan kembali kearah ruang kerja ayahnya sambil membawa gelas teh dengan teko teh yang pegang Yuyi.

"Ayo kita bawa ini ke ayah dan kakak ku sebelum menjadi dingin" kata Yui lembut.

Yuyi tersenyum sambil mengikuti Yui dari belakang.

Langkah ringan Yui yang tadi awalnya ingin masuk kedalam ruang kerja ayahnya langsung berhenti saat mendengar nama yang begitu dia benci.

"Tuan besar.... Putra Selir agung Li Jiyun datang kesini " kata Dong Huan.

PRAK....

Yui jatuh terduduk dengan kalinya yang lemas, seluruh tubuhnya bergetar ketakutan bahkan teriakan dan panggilan khawatir dari ayah, kakak dan para pelayannya tidak mampu membuat Yui sadar.

Ingatnya kembali saat mengingat kembali kehidupan pertamanya perlakuan dan hinaan serta pengkhianatan yang dia rasakan masih terasa nyata baginya.

"Nona....nona muda kumohon sadar"

"Yui ini Ayah apa yang terjadi padamu sayang"

Shen Yui meremas rambutnya dengan kasar saat kepalanya terus mengingat kata-kata Li Jiyun di kepalanya.

'kau tidak lebih dari bidak untuk agar bisa naik tahta'

'jangan terlalu bodoh Shen Yui aku tidak pernah mencintai mu, yang aku cintai hanya Qi Shua'

'bukan aku yang menghancurkan keluarga mu kau sendiri yang membuat keluarga mu menjadi bidak ku'

"HENTIKAN... HENTIKAN KU MOHON BERHENTI, AKU TIDAK MAU INI SEMUA TERJADI"

Semua orang di sana semakin panik saat melihat Shen Yui yang terus berteriak sambil memukul kepalanya berulang-ulang kali.

"PANGGIL TABIB PANGGIL SEKARANG JUGA, TENANG PUTRI KU TIDAK AKAN ADA ORANG YANG MENYAKITIMU, AYAH BERSUMPAH ATAS NAMA KLAN SHEN YANG KITA PEGANG LEBIH DARI 150 TAHUN"

Shen Quan memeluk putrinya dengan erat, hatinya saat melihat putri satu-satunya menyakiti dirinya sendiri.

Wi Cenglin buru-buru berlari keruang kerja suaminya saat mendengar teriakan panik para pelayan.

"AKU MINTA MAAF IBU, AYAH, KAKAK, KARNA AKU BODOH AKU MENYAKITI KALIAN SEMUA AKU KEHilangan kalian semua karena keegoisan ku" gumam tidak sambil terus berteriak dan semakin pelan di akhir kalimatnya.

"Suami ku apa yang terjadi sama Yui ?" Panik Wi Cenglin saat melihat putrinya sudah jatuh pingsan.

"Aku tidak tahu tiba-tiba saja Yui sudah seperti ini" jawab Shen Quan sedih.

"Ayah jangan khawatir aku yang akan bertemu dengan pangeran Agung Li Jinyu, ayah bawa Yui ketabib yang sudah menunggu di kamar Yui" kata Shen Yuan berusaha untuk mengendalikan keadaan yang kacau.

Shen Quan menganggukkan kepalanya pada anak pertamanya sambil menggendong putrinya Yui di ikuti istrinya dari belakang yang terus menangis.

"Tenang saja Yui pasti baik-baik" kata Shen Yuan pada adik laki-lakinya.

Kata-kata yang dia buat untuk adiknya sebenarnya juga untuk menghibur dirinya sendiri, dia juga takut terjadi sesuatu pada adiknya perempuannya itu.

Tapi dia berusaha untuk tetap tenang, jika dia sama kacaunya dengan keluarganya siapa akan yang akan menangani keadaan di rumahnya.

"Kakak aku takut" gumam Shen Liu.

Walaupun dia kurang menyukai adiknya itu tapi Shen Yui tetap adik kandungnya, bahkan sekalipun dia berbuat salah dan memberontak tapi dia tetap menyanyi adiknya itu.

"Jangan khawatir Yui pasti baik-baik saja, ya pasti baik-baik saja" kata Shen Yuan yang berusaha menyakinkan dirinya sekali lagi.

"Paman Dong tolong bawa pangeran agung ke ruang jamuan tamu akan datang kesana setelah ganti pakaian" kata Shen Yuan.

"Baik tuan muda tertua" balas Dong Huan yang langsung cepat pergi untuk menyambut tamu yang tidak di undang oleh keluarga Shen.

"Dan kamu Liu suruh bibi Zu bawa makan dan minum keras terbaik milik ayah"kata Yuan.

"Baik kak" balas Shen Liu yang langsung pergi melaksanakan tugas dari kakaknya.

Shen Yuan menarik nafas dalam-dalam berubah mengendalikan emosi dan perasaan, agar tetap tenang dan rasional di saat seperti ini.

........

Li Jiyun menatap kediaman keluarga Shen yang begitu besar, dari generasi ke generasi keluarga Shen terkenal sebagai keluarga perdana menteri yang netral dalam urusan politik dan tidak pernah memihak kepada siapapun.

Mereka juga keluarga yang sangat kaya dengan banyak Bisnis dan perkebunan serta tambang yang berlimpah.

Bahkan pada bangsawan di kekaisaran memanggil keluarga Shen sebagai keluarga yang paling berkuasa lebih dari keluarga kaisar.

Li Jiyun meremas tangannya dengan keras saat mengingat kata-kata itu dari bangsawan.

Bagaimana bisa keluarga bangsawan yang melayani kaisar lebih hebat dari kaisar.

Tapi harus dia akui keluarga Shen memang lebih untuk dalam politik atau militer, dan itu benar-benar penghinaan baginya.

"Mohon menunggu sebentar yang mulia, tuan muda pertama akan datang menemui anda nanti" kata Dong Huan sambil menundukkan kepalanya dengan tanpa datar.

Dia tidak pernah melihat orang-orang mengikuti selir agung Wei Yueyin.

Li Jiyun menelan dalam-dalam rasa tidak suka saat mendengar jika bukan Tuan Shen Quan sendiri yang menyambutnya melainkan putra pertama Shen Yuan.

Li Jiyun "....." Berani sekali orang-orang rendahan ini meremehkan ku.

Li Jiyun sangat marah tapi dia memilih untuk tersenyum dengan lembut dan menelan pahit-pahit semua protesnya.

Bagaimana pun juga dia hanya putra selir agung, bukan pangeran mahkota saat ini.

Jika dia berani menyingung klan Shen bukan hanya Shen Quan yang di kenal sebagai penasehat agung kerajaan dan kepala keluarga Shen.

Tapi semua kerabat Shen Quan juga pasti akan maju dan protesan mereka cukup mampu untuk membalikkan keadaan kekaisaran hanya dalam satu malam.

"Baiklah aku akan menunggu di sini" kata Li Jiyun.

Seorang pelayan wanita menuangkan segelas arak ke gelasnya dengan perasaan penuh kebencian.

Karena pria ini nona muda mereka jatuh pingsan dan berteriak.

"Xia He jangan memasang wajah seperti itu di pangeran" bisik Dong Huan pada gadis muda di depannya.

"Karena dia nona muda kami yang baik-baik saja jadi jatuh sakit, aku dan semua pelayan di sini sepakat untuk pergi ke Dukun untuk memberi kertas merah untuk pria itu" balas Xia He dengan penuh keberanian.

( Kertas merah di sini itu seperti kutukan ya, biasanya di kubur mirip kaya santet gitu lah tapi buat bikin sial gitu )

"Demi leluhur ku di langit jangan lakukan itu jika tuan dan nyonya besar tahu mereka bisa terkena sakit jantung, nona muda juga akan marah pada kalian jika dia tahu" kata Dong Huan berusaha membuat para pelayan mengurungkan niat mereka dengan sengaja membawa-bawa nama Yui.

Wajah manis Xia He langsung berubah keruh saat mendengar kata-kata paman Dong Huan.

"Baiklah aku tidak akan melakukannya tapi ini murni karena nona muda bukan karena takut pada leluhur mu yang ada di akhirat paman" kata Xia He.

Dong Huan "....." Terserah untuk siapa pun asal mereka tidak mengirim kutukan ke istana pangeran.

......

TBC

Shen YuiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang