Part. 4

104 14 0
                                    

Part. 4

Author POV.

Lu Jiyun meremas tangannya lebih keras saat mendengar bisik-bisik kedua pelayan yang tidak jauh berdiri dari tempat duduknya.

'Ck... memang apa bagusnya Shen Yui itu, gadis manja yang hanya tahu memberontak dan marah. Bahkan reputasinya saja sangat jelek di kalangan nona muda' pikir Li Jiyun.

Dia muak mendengar gosip buruk tentang nona muda keluarga Shen ini.

Jika bukan karena permintaan ibunya dia tidak akan pernah mau datang kesini, ibunya saja yang bersikeras untuk dia menjalin hubungan baik untuk memperkuat kedudukan di istana dan memperlancar jalannya untuk mengambil kedudukan putra mahkota yang saat ini di pegang Li Rujin.

"Maaf atas keterlambatan saya menyambut yang mulia pangeran agung" kata Shen Yuan.

Dia langsung duduk di sudut yang kanan dan menjaga jarak dengan Li Jiyun.

Xia He dengan cepat menuangkan teh untuk tuan muda itu, semua pelayan di sini tahu jika pria-pria di keluarga Shen sangat tidak suka meminum arak saat bertemu dengan tamu.

Kening Li Jiyun menyergit tidak suka saat melihat Shen Yuan lah yang menyambutnya bukan Shen Quan kepala klan Shen saat ini.

Li Jiyun tersentak kaget dan buru-buru merubah ekspresi tidak sukanya saat melihat tatapan tajam Shen Yuan.

"Tidak masalah jika tuan muda Shen yang menyambut ku, tapi di mana tuan penasehat agung ?" Tanya Li Jiyun berusaha bersikap ramah.

"Ayah ku sedang ada urusan dan ini juga karena tamu yang tiba-tiba saja datang tanpa pemberitahuan terlebih dahulu" jawab Shen Yuan yang tanpa mau repot-repot menyembunyikan ketidak sukaannya pada Li Jiyun.

Sudut mulut Li Jiyun sedikit berkedut tidak suka saat mendengar sindiran terang-terangan yang di lempar Shen Yuan padanya.

'kesombongan keluarga Shen ini sudah menyentuh langit' pikir Li Jiyun tidak suka.

"Aku meminta maaf jika kedatangan ku di saat yang tidak tepat, tapi aku hanya ingin bertukar sapa dengan tuan penasehat agung" balas Li Jiyun.

Mata tajam Shen Yuan langsung menyipit dengan halus dia tahu maksud dari kedatangan pangeran agung, pria ini pasti ingin mendekati Yui mereka dan menjadi Yui sebagai batu loncatan untuk naik keatas tahta kaisar.

'Ibu dan anak sama liciknya seperti rubah, mereka berpikir bisa menjadi keluarga Shen sebagai pendukung mereka untuk tahta' pikir Shen Yuan yang terlalu malas berhubungan dengan klan Wei yang tidak pernah kedudukan di politik kekaisaran.

"Tidak masalah anda bisa mengirim surat jika ingin datang kembali" kata Shen Yuan yang bermaksud menyuruh Li Jiyun untuk pulang.

Li Jiyun semakin merasa terhina dengan maksud kata-kata Shen Yuan yang tidak ingin dia tetap ada di sini.

Tapi lagi-lagi Li Jiyun menahan rasa tidak sukanya dan memilih untuk menebalkan kulit wajahnya sambil tetap tersenyum lembut layaknya bangsawan terhormat.

"Oh iya dia mana Tuan menteri muda dan nona muda pertama" kata Li Jiyun yang mulia menunjukan maksud kedatangannya.

Ada riakan halus yang terlihat di bola mata tajam Shen Yuan yang tidak di sadari Li Jiyun atau Xia He hanya Paman Dong Huan yang melihatnya.

'Gawat tuan muda pertama sudah mulai marah' pikir paman Dong Huan.

Ya pikiran paman Dong Huan benar, sekarang Shen Yuan sedang berusaha mati-matian menahan tangannya yang sudah ingin menarik pedangnya dan menusuknya tepat ke jantung Li Jiyun.

Senyum dingin Shen Yuan membuat semua orang di sana merinding kecuali Li Jiyun yang senang melihat Shen Yuan marah.

"Anda tidak perlu mencari adik-adik saja, bertemu dengan saya saja sudah cukup" balas Shen Yuan sambil meminum tehnya.

'Jadi maksud mu aku tidak pantas bertemu dengan adik perempuan mu itu' pikir Li Jiyun sambil meremas cangkir araknya.

"Baiklah karena aku hanya datang untuk menyapa tuan penasehat agung aku akan pergi sekarang, tolong sampaikan salam selir agung pada tuan penasehat agung" kata Li Jiyun dengan maksud agar Shen Quan datang ke kediaman selir Wei Yueyin.

"Terima kasih atas kunjungannya ada yang mulia pangeran tapi ayah ku sangat sibuk dengan pekerjaannya jadi tolong sampaikan permintaan maaf keluarga Shen pada selir agung Wei" balas Shen Yuan yang langsung memberitahu Li Jiyun bahkan keluarga mereka tidak akan mendukung Li Jiyun untuk naik tahta.

'Para bajingan sombong ini, aku bersumpah tidak akan melepaskan kalian semua' geram Li Jiyun marah.

Li Jiyun tidak membalas kata-kata Shen Yuan dan keluar dari aula tamu dengan hati suram dan langkah kesal.

"Paman Dong mulai sekarang jangan isinya keluarga Wei masuk kedalam kediaman kita" perintah Shen Yuan.

"Baik tuan muda" kata paman Dong patuh.

Bagaimana pun juga Shen Yuan akan menjadi kepala keluarga Shen selanjutnya yang memang sudah di akui oleh para tetua keluarga Shen.

Jadi tentu saja perintah sama pentingnya dengan perintah kepala keluarga saat ini.

Shen Yuan buru-buru keluar dari aula tamu barat dan berjalan kearah kamar adiknya perempuan yang masih belum sadarkan diri.

"Ayah bagaimana keadaan Yui ?" Tanya Shen Yuan saat masuk kedalam kamar adiknya.

Shen Yuan langsung prihatin saat melihat tatapan lelah dan khawatir ayah dari mata ayahnya.

"Tabib bilang Yui baik-baik kecuali demamnya yang tinggi, tapi sampai saat ini dia belum bangun juga" kata Shen Quan.

"Bagaimana ini Yuan ayah khawatir adikmu akan berakhir sama seperti ibu mu, bagaimana jika Yui tidak bangun lagi tubuhnya menjadi dingin seperti Nana" kata Shen Quan.

Lu Nana adalah nama mendingan istrinya sekaligus ibu dari anak-anaknya.

"Suami ku bagaimana kamu bisa bicara seperti itu tentang Yui kecil kita ? Yui tidak akan kakak Nana, jadi jangan bicara seperti itu lagi" kata Wi Cenglin.

"Aku minta maaf istriku, aku hanya khawatir pada Yui" balas Shen Quan.

Wi Cenglin tidak bisa menahan air matanya dia menangis dengan keras setiap mengingat kakak seperguruannya yang menitipkan semua anak-anaknya sebelum dia menghembuskan nafas terakhirnya.

"Aku benar-benar minta maaf istriku jangan menangis tidak seharusnya aku membahas Nana di saat seperti ini"kata Shen Quan.

"Ibu, ayah jangan khawatir Yui pasti akan baik-baik saja" kata Shen Yuan meyakinkan kedua orang tuanya itu.

Kelopak mata Shen Yui berkedut dengan perlahan dan mulai muka matanya dengan perlahan dan melihat ibunya menangis di dalam pelukan ayahnya.

"Ibu, ayah, kakak" panggil Shen Yui dengan lemah.

Kepalanya masih berdenyut sedikit, dia tidak tahu kenapa tiba-tiba saja kenangan di kehidupan pertama tiba-tiba muncul kembali.

Padalah dia sudah berubah mati-matian melupakan setiap kenangan buruk dengan Li Jiyun di kehidupan pertama dan ingin memulai kehidupan baru dengan keluarganya sekarang.

......

TBC

Shen YuiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang