Permulaan bab 2

75 12 0
                                    

Sinar matahari mulai menyingsing, menandakan jika hari hampir usai. Dan aku disini seolah masih dengan semangat yang membara sembari menggotong tas ku, aku mulai memasuki tempat tinggalku yang tak lain adalah House of Lamentation. 

Walau seharian ini aku dihadapkan oleh Mammon yang menanyakan kartu kreditnya, tentunya aku tak akan membocorkan apapun terlebih dahulu pada iblis itu. Toh rencana ini melibatkan Levi juga. Aku tak akan membiarkan Levi tak melihatku berhasil dalam rencana ini!

Seperti biasanya, suasana tempat ini terdengar sunyi. Sepertinya hanya Levi saja yang berada dirumah. Tak selang beberapa lama, lagi-lagi aku ditemui oleh suara yang tak asing. 

"Hei- apa kau mendengarku?" suara yang sama seperti waktu itu. Tetapi sama seperti saat sebelumnya, aku tak menemukan wujud dari sumber suara.

Langkahku terhenti, pandanganku menatap sebuah koridor yang lumayan panjang seolah koridor yang tenang itu akan melahapku dengan kesunyian yang dibuatnya. Tetapi, sebuah pintu tiba-tiba terbuka tak jauh dari tempatku berpijak.

Sesosok pria dengan surai ungunya terlihat mengintip dari celah pintu yang ia buka. Sepertinya Levi juga tak sabar dengan apa yang ku dapat. Sehingga ku mengubah langkahku dan berjalan mendatanginya. Senyum lebar hinggap di wajahku kala melihat raut wajah Levi yang terkejut dengan sikapku yang mungkin mengejutkannya dengan tiba-tiba muncul.

"K-kau?"

"Oh? Kau menungguku?"

Wajah lawan bicaraku memerah, sedikit bingung dengan reaksinya aku mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Aku rasa kau sudah bisa meminta sesuatu ke Mammon sebentar lagi"

"Huh? Benarkah?!" Sahut Levi dengan mata yang bersinar-sinar layaknya seorang anak kecil yang akan mendapat mainan baru. Tentunya aku benar-benar takkan membiarkan kesempatan ini sia-sia untuk dekat dengan Levi.

Tak selang beberapa lama, aku saling bertukar pandang dengan Levi sebagai tanda siap melancarkan rencana di posisi masing-masing. Sehingga kita berdua mulai berjalan ke ruang tengah House of Lamentation.

Seperti yang direncanakan, Levi akan bersembunyi sebelum Mammon sampai disini. Dan tak lama setelah aku mengirim pesan padanya, sang korban telah tiba ditempat. Dengan nafas yang terengah-engah, jelas terlihat jika Mammon melakukan yang terbaik untuk sampai disini.

"Berikan padaku manusia! Jangan kau kira aku akan memaafkanmu jika kau berbohong pada Mammon-sama!"

Mulailah omongan besar Mammon, dan aku tetap tenang sembari mengambil barang yang Mammon maksud dari dalam tas ku.

"Apa yang kau maksud adalah ini, Mammon-sama?~" 

Senyumku melebar dikala melihat ekspresi terkejut yang Mammon miliki ketika melihat kartu kreditnya. Ia maju beberapa langkah tetapi aku menghentikannya.

"Tunggu dulu, tetap ditempat jika kau ingin mendapatkannya."

Sang Mammon berhenti ditempat memasang tampang curiga, sepertinya ia tau jika aku takkan melepaskan barang miliknya dengan mudah.

"Apa yang kau mau, manusia-"

Kini berganti aku yang maju beberapa langkah menghampiri pria yang tampak menyerah demi kartu yang sangat berharga baginya itu. 

"Kau harus melakukan 2 perintah yang aku katakan"

"2? Bukankah biasanya 3?"

". . . oh- kau menginginkan 3?"

"B-bukan begitu!!"

Ku terdiam sejenak, aku tidak menolak jika harus memberikan 3 perintah pada Mammon. Toh dia sendiri yang menawariku.

UnTouchable : 7Prince & MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang