Happiness for You
Cast(s) : Choi Sulli, Choi Minho
Genre : Angst
WARNING:
Banyak typo berterbangan dan anggap bahwa typo itu adalah bagian dari karya ku. DON’T BASH, DON’T COPY and DON’T BE A SILENT READER
Bahagia itu sederhana, cukup hanya dengan melihat orang yang ku cintai bahagia. Menyakitkan memang pada awalnya, namun jika kita mulai menerima keadaan dan berusaha tidak egois, maka akan indah pada waktunya, asalkan kita tetap percaya.
.
.
Aku menatapnya yang kini tengah memandang kosong hamparan padang rumput yang hijau di depannya. Aku menghembuskan nafasku dengan pelan dan tanpa suara, karena aku takut akan menganggu kegiatan namja itu.
Inilah saatnya, ketika keputusanku sudah mencapai final dan menganggap bahwa ini memang baik, aku mulai berjalan mendekati Choi Minho, namja yang sangat ku cintai dan selalu ada di setiap lantunan doa ku, doa agar ia selalu bahagia.
Beberapa hari yang lalu aku baru disadarkan bahwa bahagianya bukanlah berada di sampingku, dia bisa tersenyum dengan sangat hangatnya ketika ia tidak bersamaku, melainkan dengannya.
“Apakah oppa sudah lama menungguku?” Tanyaku saat aku sudah berdiri di sampingnya dengan tetap menjaga jarakku.
Memang tidak seperti biasanya, aku tidak pernah mau berjauhan dengannya, namun kali ini aku akan berusaha untuk bisa jauh dengannya. Aku harus belajar untuk tidak merasa sakit saat ada jarak yang melintang diantara kita.
“Ada apa? Apa kamu memaksaku untuk berkencan lagi?”
Aku hanya bisa tersenyum miris ketika mendengar kata ‘memaksa’ keluar dari bibirnya. Aku sadar bahwa selama ini aku salah, aku memang yang memulai ini semua dari awal tanpa mempedulikan perasaannya. Aku memintanya untuk jadi kekasihku dengan memanfaatkan kejatuhannya saat itu, itu semua karena aku berharap aku bisa menghiburnya. Bahkan saat kami sudah menjadi sepasang kekasih paksaan, aku juga sering ‘memaksanya’ untuk mengajakku berkencan ke tempat-tempat yang menyenangkan, itu semua ku lakukan agar ia bisa melihat bahwa banyak tempat menyenangkan yang bisa ia kunjungi disaat hatinya sedang sakit. Tempat yang menyenangkan akan menghiburnya. Namun tampaknya apa yang sudah ku lakukan adalah kesalahan besar, apapun yang ku lakukan adalah tindakan yang percuma.
“Aku berjanji tidak akan pernah memaksamu lagi oppa!”
“Baguslah kalau begitu.”
“Namun sebagai gantinya, aku meminta beberapa hal padamu.”
“Sudah kuduga.”
Sakit rasanya ketika mendengar dia berbicara dengan suara tawa yang terdengar meremehkan, seakan-akan dia sedang mengejekku saat ini. Namun aku harus bisa menahan semuanya, aku akan berusaha untuk menyelesaikan ini semua dengan baik.
“Pertama, aku ingin oppa berjanji akan melakukan apapun yang kuminta!”
“Tidak perlu berjanji, aku memang harus menuruti semua keinginanmu itu!”
“Baiklah kalau begitu, lakukan semua yang kuinginkan. Itu memang sudah menjadi takdirmu.”
Sebenarnya sakit saat aku harus mengeluarkan kata-kata yang sangat dingin dan terkesan jahat untuk didengar oleh Minho oppa. Aku minta maaf oppa, namun ini akan lebih membahagiakan bagiku saat wanita yang ada di sampingmu ini kau kenal sebagai apa yang selama ini ada di dalam pemikiran mu.
“Aku ingin oppa selalu tersenyum, aku ingin oppa mengembalikan tatapan penuh cinta milik oppa, aku ingin oppa kembali mencintai..”
“Jadi apa yang akan kamu gunakan untuk mengancamku agar aku melakukan itu semua?”
“Jangan menyela, aku bahkan belum selesai menyeruakan keinginanku!” Tegas ku.
Aku tidak ingin menatapnya, walaupun aku tahu saat ini perhatiannya sedang ia alihkan untuk menatap tajam diriku. Terlalu menyakitkan untuk mengatakan keinginanku yang terakhir, namun aku harus tetap mengatakannya, karena inilah yang terbaik. Ini adalah usaha terbaik yang pernah ku lakukan untuknya.
“Aku ingin oppa kembali pada Lee Shijin. Kembalilah padanya karena aku melepaskanmu! Berbahagialah bersama dengannya!”
Kini aku memberanikan diri menatap matanya yang menatapku dengan tatapan tidak percayanya.
Namun pada detik berikutnya aku mampu untuk tersenyum dengan sepenuh hatiku, karena aku melihat pancaran bahagia di mata Minho oppa, aku merasa bahagia karena ternyata cara inilah yang dapat membuatanya bahagia. Kehadiran orang yang pernah menyakitinya adalah hal yang membahagiakan untuknya.
Choi Sulli kamu sudah gagal untuk menjadi orang yang menghiburnya, karena orang yang bisa melakukan itu semua adalah wanita itu, namun aku bahagia ketika aku sudah memberikan kebahagiaan untuk Minho oppa dengan cara melepaskannya. Memang menyakitkan bagiku saat aku memutuskannya dan mengatakannya secara langsung, namun perasaan bahagia lansung menyelimutiku ketika melihat pancaran bahagia di matanya.
Aku mengulurkan tanganku, berharap kali ini Minho oppa dengan senang hati membalas uluran tanganku. Berharap untuk terakhir kalinya aku bisa merasakan genggaman tangannya, walaupun itu sebagai tanda perpisahan. Bagiku itu sudah cukup.
Dan akhirnya harapanku terkabul, Minho oppa membalas uluran tanganku. Terimakasih untuk kenangan indah ini oppa!
“Berbahagialah oppa.. ah.. bukan! Berbahagialah Minho ssi!”
Aku lebih memilih untuk tidak mengatakan perasaan ku yang sangat mencintainya, karena jika aku mengucapkan kata ‘saranghae’, maka bisa saja itu akan merusak kebahagiaan yang saat ini tengah ia rasakan, aku tidak mau itu terjadi. Biarlah hanya kuucapkan di dalam hatiku saja dan biarkanlah hanya Tuhan yang tahu bahwa aku melakukan ini semua karena rasa cintaku yang besar untuk Minho oppa.
Aku pergi meninggalkan Minho oppa, dengan langkah pasti aku pergi dan meninggalkan orang yang kucintai di belakangku. Tidak ada niat untuk membalikkan badanku lagi kali ini, aku akan benar-benar melepaskannya untuk meraih kebahagiaannya. Aku juga tidak ingin melihat wajah Minho oppa yang mungkin akan membuatku menyesali keputusanku ini. aku tidak boleh menyesalinya, karena ini semua ku lakukan untuk memberikannya kebahagiaan.
Selamat tinggal Minho oppa, selamat tinggal cintaku.

KAMU SEDANG MEMBACA
ONE-SHOT (SULLI)
FanfictionIni isinya ff Sulli baik yang udah pernah dipost di blog ataupun yang baru. Aku berharap dengan adanya ff ini bisa ngobatin kangennya kita sama Sulli. Aku gak akan berhenti nulis ff tentang Sulli.