INGIN MENGENAL LEBIH JAUH

4.9K 233 1
                                    

Assalamualaikum ..

bismillah..

Nabila berusaha mengabaikan pikiran yang tadi muncul di benaknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nabila berusaha mengabaikan pikiran yang tadi muncul di benaknya. Ia segera meletakkan sejadah dan duduk di atasnya, menunggu iqamah. Tanpa sengaja, Andin melihat Zaki yang sedang berwudhu, lalu menyolek Nabila. Nabila menoleh, mengangkat alisnya.

"Ganteng, ya dia, Mbak?" ujar Andin dengan suara pelan.

"Kamu tahu dia siapa, Ndin?" tanya Nabila, penasaran.

"Lah, dia kan cu—" Andin terhenti tiba-tiba saat melihat seorang gadis duduk di sebelah Nabila.

Gadis itu tersenyum dan menyapa, "Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam," jawab mereka serempak, terkejut.

Nabila tersenyum kecut melihat gadis itu duduk tepat di sampingnya. Dengan lembut, gadis tersebut mengulurkan tangan dan berkata, "Hai, nama aku Zira."

"Nama aku Andin. Salam kenal, ya," jawab Andin, menjabat tangan Zira dengan ramah.

Zira tersenyum dan mengangguk. "Kalau Mbak, siapa namanya?" tanyanya sambil mengalihkan pandangan ke Nabila.

"Nabila, Mbak," jawab Nabila sambil tersenyum kecil.

"Orang baru, ya, Mbak?" tanya Andin lagi.

"Kalau dibilang orang baru, bukan, Mbak. Saya asli orang sini," jawab Zira.

Nabila dan Andin saling bertukar pandang, kebingungan. Jika Zira memang asli orang sini, mengapa mereka tidak pernah melihatnya sebelumnya? Pikiran itu berkecamuk dalam hati mereka.

Saat kelahiran Zira, keadaan ekonomi Adi dan Dira sangat sulit. Mereka memutuskan untuk merantau, meskipun Umi Astutik awalnya melarangnya. Umi Astutik menyarankan agar mereka tidak terbebani secara finansial dan membiarkan dirinya serta Kyai Akbar yang membantu. Namun, Adi menolak saran tersebut. Sebagai suami, ia merasa bertanggung jawab untuk menafkahi istri dan anaknya dengan usaha sendiri. Adi tidak ingin membebani kedua orang tuanya. Setelah beberapa hari kelahiran Zira, Adi memutuskan untuk membawa Zira merantau. Hal itu berbeda dengan Zaki, yang tidak mau ikut orang tuanya. Ia merasa enggan berpisah dengan Umi Astutik, yang menurut Zaki merupakan ibu kedua setelah bundanya. Hingga Zaki berusia enam tahun, ia akhirnya dipaksa untuk ikut orang tuanya. Adi tidak ingin merepotkan Umi Astutik dengan merawat Zaki lebih lama.

"Aku cucu dari Kyai Akbar," ucap Zira, memecah keheningan.

Nabila terkejut mendengarnya. Ia tidak menyangka gadis yang ada di depannya ini adalah cucu dari guru ngajinya semasa kecil. Terlebih lagi, lelaki yang menolongnya itu ternyata adalah menantu dari Abah Akbar.

Kisah Di Masjid Al-Hikmah (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang