PART I

9 2 0
                                    

"Tetaplah menjadi baik, meski tak diperlakukan dengan baik"

Diawal pagi ini aku telah menjalani beberapa rutinitas yang melelahkan namun tak mematahkan semangat ku untuk pergi ke sekolah dan mencari ilmu. Setelah aku menyelesaikan membasuh piring kemudian aku pun pamit kepada kedua orang tua

"ibu Nia pamit ya!", ucapku sembari mencium punggung lengan ibuku.
Lantas aku pergi menghampiri ayah ku yang sedang melihat burung peliharaan nya di teras rumah.

"ayah Nia pamit mau sekolah", ucap ku sembari mengulang hal yang sama.

"iya, belajar yang rajin jadi lah anak yang sukses, sholeh ya", balas ayah ku seraya mengusap kepala ku. Kemudian ibu ku pun menghampiri ku dan membuka resleting ransel ku kemudian memasukan kotak bekal berwarna biru.

"yaudah Nia pamit ya, assalammualikum!" ucapku yang mulai melangkahkan kaki.

"walaikumsalam",balas ibu dan ayah ku bersamaan.i love you ayah dan ibu

                  🌸☀🌸☀🌸☀🌸

Sesampainya aku di sekolah aku bergegas agar segera sampai di kelas ku, kelas IXB. Saat aku hendak memasuki kelas tiba tiba ada yang memanggilku dari arah belakang ku.

"Fania!", lantas aku menoleh ke arah belakang.

"mana uang lo?!", ucapnya

"untuk apa?", tanya ku gugup

"ya apalagi lah, pajak!",

"tapi kan bukannya disini gak ada pajak, lagi pula aku cuma punya 20 rb buat bayar kas OSIS", jawabku yang mulai ketakutan, aku takut jika aku tak memenuhi keinginan nya ia akan memukul ku lagi dan menamparku hingga terluka.

"nah itu lo ada yaudah siniian!",

"tapi Seyna aku gak punya uang lagi",

"pelit amat sih lo!", ucapnya yang kemudian memanggil Chika__teman Seyna__ dan memerintahkan sesuatu kepada Chika.

"Chika!,lo ambil uang nya di dalem tas si bangsat ini!",titah nya yang kemudian dituruti oleh Chika, dan merebut paksa tasku. Ia mengeluarkan semua barang yang ada dalam tasku.

"Please Seyna jangan, aku butuh banget uang itu. Ekonomi keluarga aku lagi susah", pinta ku sambil bertekuk dan menggenggam kedua tanganku

"masa bodo sama keluarga lo, entah mau kaya atau miskin, mati aja sekalian!", hina Seyna sembari tersenyum.

Aku hanya bisa menangis dan memohon, kalian pasti bertanya kenapa tidak meminta tolong pada orang lain?, percuma semua orang yang melihatku hanya bisa diam tak melakukan apa pun.

"Seyna!, ini uang nya sama ada kotak bekel",ucap Chika sembari menyodorkan uang dan kotak bekal ku.

"buat lo aja!", ucap Seyna yang kemudian memberikan kotak bekal tersebut kepada Chika.kemudian ia bertekuk di depanku seraya berkata

"makasih ya!, lain kali bawa lebih dari ini miskin!", hina Seyna sambil menepuk nepuk pipiku yang bercucuran air mata. Dengan rasa puas mereka pergi meninggalkan ku dengan barang barang yang berserakan di lantai.

          Aku pun meraih tas ku, dan memunguti barang barang ku yang berserakan. Kemudian aku pun berdiri dan jalan menuju kelasku dengan mata sembab memerah dan hijab putihku yang berantakan dan basah karna air mataku.
                    🌸☀🌸☀🌸☀🌸
    
          Bel istirahat pun berbunyi. Aku duduk sendiri di kelas, menenggelamkan wajahku ke atas meja. Namun sulit sekali rasanya menahan lapar di perut ini, ya Allah dosa apa yang telah aku perbuat hingga kau menguji ku seberat ini.
Namun tiba tiba seorang perempuan menghampirinya.

"hei, kenapa kamu gak istirahat?", ucapnya kemudian aku mengangkat wajahku dan menatap perempuan tersebut. Aku mendapati sosok perempuan tinggi dengan jilbab segitiga dan memiliki paras yang begitu cantik dan gigi putihnya yang manis sekali.

"hm... Aku lagi gak mau",jawab ku, kemudian perempuan itu duduk di bangku yang berada di hadapan ku.

"kamu kenapa? Kok pucat gitu", tanya nya,

"gak apa apa kok, udah biasa", timpal ku

"eehh.. Nama kamu siapa?",

"nama ku Fania Resya Anindiya",

"nama yang indah, kenalin nama aku Rasya Citra Kinantri. Panggil aja Kinan",ucap nya

"kamu kelas berapa?", tanya ku

"haha.. Aku kan murid pindahan kelas ini, gimana sih kamu", gelak dia

"oh iya hehe.. Sorry lupa",

"dasar, gimana sih. Ngomong ngomong kok kamu sendiri aja?",
Aku terdiam sejenak.

" aku gak punya temen", timpal ku
"kenapa?",

"karna orang orang gak mau berteman sama orang pembawa masalah kayak aku dan miskin ini", keluh ku.

"tenang aja gak semua kayak gitu, aku mau kok jadi temen kamu boleh?", tanya nya
"beneran?",
"iya!".

           Lantas Kinan berlari ke arah meja nya dan mengambil suatu barang dari tas nya. Lalu ia kembali ke meja di hadapan ku dan menaruh benda tersebut yaitu sebuah kotak makan.

"kamu mau gak?, ini ada brownis kita bagi dua makan bareng bareng yuk!", ajaknya.

"gapapa gak usah buat kamu aja, makasih."

"ish anggap aja ini hadiah pertemanan kita, kalau kamu gak mau makan itu artinya kamu gak mau jadi temen aku..", rayu nya sambil cemberut

"oke aku ambil ya", sahut ku yang mengalah.

       Ya Allah terima kasih, kau telah mengganti semuanya dengan yang lebih baik, seseorang yang kau berikan sangat lah berharga.
                  🌸☀🌸☀🌸☀🌸

precious friendshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang