4. BERTEMU KEMBALI

102 108 11
                                    

Halo everyone!! Aku kembali lagii

Jangan lupa baca sambil dengerin musiknya yaa!

Selamat membaca!!

-⁠ᄒ⁠ᴥ⁠ᄒ⁠-

-Bandung, 22 November 2019

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


-Bandung, 22 November 2019.-

Seorang gadis menatap teduh sang rembulan di pinggir danau yang dihalangi oleh pagar kayu hitam. Matanya tidak teralihkan dari bulan, terus-terusan mengamati bulan dan bintang di atas langit gelap. Ia sangat menyukainya, apalagi sampai membayangi ia mengunjunginya ke luar angkasa. Atau berceloteh tentang kesehariannya, seolah sang rembulan mendengar dan menanggapinya.

Gadis itu tersenyum tipis. Poninya tidak diam, selalu terbawa angin malam. Pipinya semakin dingin, matanya juga memerah akibat dinginnya suhu malam ini.

"Rasanya masih tetep sama," gumamnya pada bulan. "Tetep sakit, bulan."

Gadis itu terdiam, lalu menghela napasnya kasar, "Masih keinget juga sama kejadian waktu itu, kapan lupa nya?" tanya nya seolah bulan menanggapi celotehannya.

Entah dorongan dari mana, ia mengedarkan pandangannya. Lalu matanya menangkap satu objek dimana seorang pria sedang memperhatikannya dari kejauhan. Gadis itu tepuk jidat, era lamun lalaki eta titadi nempo aing ngomel sendiri, pikirnya dengan bahasa yang dicampur.

Gadis itu menutup wajahnya dari sebelah kiri, supaya pria itu tidak melihat wajahnya lagi. Ia menggigit bibirnya menahan malu.

Tanpa sadar, pria itu menghampiri dan menepuk pundaknya. Ia melihat terkejutnya gadis itu.

"Ngapain ngomong sendiri? Gila?" tanya pria itu.

Gadis itu tersenyum kikuk, "Biasa, anak perempuan," jawabnya.

"Anak perempuan nggak semua kayak gitu. Cuma kamu aja," ujarnya sambil menatap bulan, tanpa melihat lawan bicaranya.

"Banyak kok yang gitu, walaupun nggak semua perempuan. Berarti bukan cuma aku doang dong?" kilah gadis itu.

"Iya, iya. Ternyata bawel juga ya," ujarnya tertawa kecil.

"Kamu jangan saka," kata gadis itu jutek. "Apa tuh?"

"Sok asik kamu anj*ng," hardiknya.

Pria itu mengelus dada sabar, "Astaghfirullah, kasar."

"Berhubung kamu aneh, kita kenalan deh," sela pria itu seraya berdehem pelan. Tetapi, tanggapan lawan bicaranya ini sangat diluar dugaan. "Cakep!"

MANGATA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang