Apakah pantas seorang lelaki yang sudah berkeluarga hanya diam di rumah dengan keadaan sehat, sementara sang istri yang sedang mengandung sibuk bekerja mencari uang?
Hai, namaku Asha. Disini aku akan menceritakan bagaimana kondisi keluargaku saat mengalami gangguan ghaib dari orang yang membenci keluargaku.
Ibuku bernama Mary. Dia memiliki dua adik, yang pertama bernama Eva, dan yang kedua bernama Ina.
Tante Eva, sudah menikah selama dua tahun lebih. Dia memiliki seorang anak laki-laki tampan bernama Nofal yang berusia satu tahun. Dia juga bekerja di sebuah mall.
Suaminya bernama Hari. Dia berhenti bekerja saat pernikahan mereka menginjak sembilan bulan. Entah apa alasan dia berhenti dari pekerjaannya, yang jelas dari saat itu sampai sekarang hanya diam di rumah mengurus anak pertama mereka.
Pada awalnya keluargaku berfikir bahwa Om Hari sedang mencari pekerjaan. Namun setelah diperhatikan, dia hanya bermalas-malasan di rumah.
Jika sudah selesai mengurus Nofal di pagi hari, dia hanya terduduk menatap layar handphone nya dan asik bermain game.
Jika Nofal menangis, Om Hari pasti langsung memanggilku untuk bermain dengan Nofal. Bagaimana dengan Om Hari? Jelas dia melanjutkan aktivitasnya dengan handphone nya.
Seiring berjalannya waktu, tidak ada perubahan diantara mereka. Nenek ku yang merupakan ibu dari tante ku jelas merasa kesal.
Sampai pada waktu Om Hari izin untuk pergi sendiri ke kota Bandung untuk berkunjung ke rumah orang tuanya.
Hari ini semuanya berkumpul tanpa Om Hari di rumah nenek, karena rumah kami bersampingan.
Disini, nenek mulai membicarakan tentang kehidupan rumah tangga Tante Eva bersama Om Hari.
Tentu saja mereka merasa kesal dan sedih melihat anak perempuannya hanya bekerja sendiri untuk menghidupi keluarga kecilnya.
Pada akhirnya Nenek memutuskan untuk datang ke rumah orang tua Om Hari untuk menyelesaikan permasalahan ini.
"Mary, besok kita pergi kesana dan Ibu minta tolong kamu untuk jelaskan apa yang selama ini terjadi di kehidupan Eva dan Hari kepada orang tua Hari."
Ibu terlihat ragu. Namun mau bagaimana lagi? Itu permintaan Nenek dan harus ibu lakukan.
Keesokan harinya, semuanya bersiap untuk segera pergi. Aku pergi ke sekolah dan yang lain pergi ke Bandung.
Aku pulang sekolah pukul empat sore. Sesampainya di rumah, semua sudah kembali ke rumah.
Aku tidak bertanya bagaimana pembicaraan mereka di sana, namun di balik pintu kamar, aku mendengar Ibu dan Ayah membahas itu di ruang makan.
Ternyata orang tua Om Hari terkejut dengan apa yang selama ini Om Hari lakukan. Terutama Ibu Om Hari, dia sampai menangis ketika mendengar hal itu. Dan semua selesai tanpa ada perdebatan sedikitpun.
Tak lama dari situ ada telepon masuk dari Om Jordy yang merupakan kakak dari Om Hari.
Ibu menggunakan pengeras suara agar Ayah bisa mendengar juga.
Dan disitu aku mendengar Om Jordy mengatakan, "Lamun aya nanaon jeung kolot urang, urang sanggup ngala nyawa maneh teu kudu urang nu turun."
("Kalau orang tuaku sampai kenapa-kenapa, aku sanggup ngambil nyawa kamu tanpa aku harus turun.")Lalu Om Jordy menutup teleponnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DENDAM
HorrorMenjadikan ilmu hitam sebagai alat balas dendam yang hampir saja menghilangkan nyawa seseorang. (Based on true story)