"Lamun aya nanaon jeung kolot urang, urang sanggup ngala nyawa maneh teu kudu urang nu turun."
("Kalau orang tuaku sampai kenapa-kenapa, aku sanggup ngambil nyawa kamu tanpa aku harus turun.")Apa maksudnya itu? Apakah dia akan mengirim penjahat ke rumahku?
Itu yang aku pikirkan pada saat itu.
Beberapa minggu kemudian, alhamdulillah rezeki datang ke keluarga ku. Hari ini Ibu beli mobil baru, dan beberapa interior rumah.
Hari ini adalah hari pertama aku masuk pesantren, dan juga hari pertama menginjak bulan Ramadhan. Rasanya tidak sabar sekali ingin merasakan bermalam disana.
Satu bulan pertama semuanya berjalan lancar, tidak ada masalah sama sekali. Namun, ketika bulan Ramadhan sudah selesai, masalah itu muncul.
Entah mengapa yang aku rasakan hanya sesak di dada. Setiap hari aku menangis karena merindukan orang tuaku, dan juga adikku.
Aku pikir dengan bertemu sebentar akan menghilangkan rasa sedihku. Namun ternyata rasa sedih itu tidak kunjung hilang selama tiga bulan lamanya.
Yang aku inginkan adalah setiap hari orang tuaku harus datang menemuiku. Meskipun begitu, di malam hari aku tetap menangis sampai waktu subuh tiba.
Sampai pada satu waktu, aku dipanggil oleh penjaga kamar asramaku untuk datang ke rumah pemilik pesantren ini.
Aku datang kesana dengan mata yang masih bengkak, lalu dipersilahkan untuk duduk dan menunggu.
Lalu, aku disuguhkan air minum dalam sebuah botol dan harus meminumnya sampai habis. Setelah itu, aku diantar kembali ke kamar asrama.
Entah kenapa, disitu aku merasa tenang dan langsung tertidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
DENDAM
HorrorMenjadikan ilmu hitam sebagai alat balas dendam yang hampir saja menghilangkan nyawa seseorang. (Based on true story)