02. dimana?

1.2K 69 2
                                    

Mata itu mengerjap menatap atap kamar yang mendominasi biru putih membuat si empu terlonjak kaget dan segera duduk lalu melihat sekeliling dengan raut terkejut.

"Dimana ?" lirihnya.

10%.

20%.

30%.

40%.

50%.

60%.

70%.

80%.

90%.

100%.

Dingg.

"Hallo tuan rumah" Sapaan tersebut membuat Al terlonjak kaget.

"Siapa ?" tanya nya waspada sambil menatap sekelilingnya dengan linglung.

"Tenang tuan,saya ada di pikiran Anda" balas Sistem membuat Al bingung.

"Hah ? Maksudnya gimana ?" tanya Al.

"Tuan Anda bertransmisi ketubuh seorang gadis bernama ALEZRA INDIARI A" balas Sistem membuat Al shock.

"APAA ? Trus tubuhku bagaimana ? Dan apa yang harus aku lakukan disini ?" tanya Al panik.

"Tenang tuan, tubuh Anda sudah di kuburkan tuan dan tugas Anda adalah mencari tau dalang dari kematian orang tua si pemilik tubuh".

" Beberapa Minggu yang lalu ibu si pemilik tubuh meninggal sebab tabrak lari dan si pemilik tubuh depresi hingga meminum obat penenang hingga overdosis dan akhirnya Anda yang harus menggantikannya " penjelasan sistem membuat Al harus memijit pelipisnya sakit.

"Kali begitu kirimkan ingatan si pemilik tubuh agar aku tau semuanya" perintah Al.

"Baik nona,tolong tahan sebentar" balas Sistem dan segeralah sistem memberikan memorry si pemilik tubuh membuat Al meringis kesakitan.

Setelah beberapa saat ia mulai bisa mengontrol hingga ia bisa pulih dan mulai normal kembali, sampai suara ketukan di pintu membuat ia menoleh dan segera membuka pintu kamarnya.

Dan bisa ia lihat seorang wanita paruh baya tersenyum kearahnya. "Udah jangan sedih terus nak,ayo makan Papamu dan yang lainnya sudah ada di meja makan menunggu kamu" Ajaknya membuat ia terdiam lalu mengangguk.

"Iya MA" balas Al yang tau bahwa dia merupakan isteri dari Papa yang merupakan kakak kedua dari almarhum mamanya.

Mama hanya tersenyum sembari membawa Al menuju ruang makan dan terlihatlah mereka yang sudah ada di sana menunggu.

"Akhirnya kamu mau keluar nak,Ayo duduk duduk" Ucap Bunda saat melihat Al.

Bunda ini istrinya Ayah yang merupakan kakak tertua almarhum mamanya.

Mendengar itu sontak mereka semua menatap Al yang mana membuat Al menjadi gugup sendiri namun berusaha terlihat biasa saja.

Al duduk di tengah tengah  Bunda dan Mama dan di sebelah bunda ada Ayah lalu Papa dan Papi selaku adik bungsu almarhum Mama diteruskan oleh anak Ayah (Dimas),Papa (Candra) dan Papi(Rafli). (Papi itu duda ya).

"Ayo makan" Ajak Ayah dan segera mereka mulai menyiapkan makanan mereka.

"Nak setelah ini Ayah dan yang lainnya ingin berbicara denganmu" Ucap Ayah dan dibalas anggukan Al.

Skipp, setelah selesai mereka akhirnya kumpul bersama di ruang tamu. "Nak, Ayah harap kamu tidak berlarut larut dalam kesedihan seperti kemarin membuat kami semua ikut khawatir" Ucap Ayah membuat Al terdiam menunduk.

Bunda mengelus rambut pendek Al membuat si empu menoleh dan hanya dibalas senyuman oleh Bunda. "Ayah pikir lebih baik kamu ikut tinggal bersama kami agar kamu tidak sendirian" lanjutnya membuat Al menoleh kearah Ayah.

"Aku tidak mau" balas Al membuat mereka ingin protes.

"Ini adalah rumahku dan ibuku,aku tak mau meninggalkan kenangan bersama ibuku" lanjut nya membuat mereka bungkam.

"Apa kamu serius ? atau begini saja kamu bisa tinggal untuk beberapa hari lalu tinggal bersama kami bergantian beberapa hari, bagaimana ?"usul Papa membuat mereka mengangguk setuju.

" Ya itu lebih baik dari pada kamu harus tinggal sendirian,dan selagi kamu tinggal disini abangmu akan ikut menginap disini"Ucap Ayah.

"Dan ini perintah Al bukan Pertanyaan" lanjutnya saat melihat Al yang akan menolak membuat Al mengangguk saja.

"Baiklah dan ini tas ibumu yang mana di dalamnya terdapat beberapa berkas penting yang waktu itu sempat ia bawa dan ada dompet yang isinya bisa kamu pakai, dan kalo kurang kamu bisa memintanya pada kami" Ucap Ayah memberikan tas milik ibunya.

"Dan kamu tak perlu khawatir tentang Resto, Papi akan membantu untuk mengurusnya nanti" Lanjut Papi dan diangguki Al.

"Terima kasih" Lirihnya lalu memeluk bunda sambil menangis membuat mereka semua ikut  menangis melihat Al yang terlihat sangat memilukan.

"Al gak tau harus balas kebaikan kalian dengan apa hikss" Tangisnya.

"Kau tak perlu membalas apapun nak kau hanya perlu pokus pada pendidikanmu saja" balas Papi.

"Itu benar,lagi pula kau adalah anak kami juga jadi jangan berkecil hati dan jangan ragu untuk meminta apapun dari kami" lanjut Ayah membuat Al semakin terharu dan semakin menangis.

Cowo Tapi Cewe ? {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang