16. Menjauh

312 20 0
                                    

Malam hari nya Al terbangun dengan linglung dan tak lama ia menangis kembali, dada nya sesak begitu mengetahui fakta yang membuatnya hancur bertahun tahun.

Ia yang sedari kecil melihat anak anak seumuran nya bermain dan tertawa bersama Ayah nya dan ia hanya bisa duduk terdiam menyaksikan hal yang membuatnya menangis dan hanya bisa merengek meminta Ibu nya untuk membawakan Ayah kandungnya namun slalu di tentang keras oleh Ibu nya sebab ia tak mau Putri satu satu nya diambil paksa oleh mereka.

Hal itu membuat Al tumbuh menjadi sosok yang keras agar ia tak diremehkan oleh anak anak yang slalu mengejek nya tak punya Ayah.

Namun meskipun begitu keluargana tetap menyayanginya dan melimpahkan banyak kasih sayang untuk nya namun tetap saja sosok Ayah kandung dan Ayah sambung adalah hal yang berbeda.

Ia bangkit dan mulai turun ke bawah untuk minum, sesampai nya di bawah ia lekas minum dan beberapa detik kemudian bel di rumah nya berbunyi lantas ia mulai berjalan untuk membukanya.

Saat membukanya ia melihat semua keluarganya ada di depannya. "Boleh kami masuk ? " tanya Ayah dan diabals anggukan Al.

Mereka semua masuk dan duduk di hadapan Al. "Papa mu sudah memberitahukan hal yang terjadi pada Papa dan kamu, dan Ayah rasa apa yang Papa mu katakan benar kamu harus menginap di rumah kami untuk saat ini dan kami tak mengijinkan kamu untuk pergi kesembarang tempat juga jika kamu ingin pulang ke rumah ini maka kamu harus memberitahu kan hal ini pada kami" Ucap Ayah membuat Al mendongak menatap Ayahnya itu dengan marah.

"Kenapa ? Memang nya ada apa sih sampai kalian tidak memperbolehkan aku tinggal di rumah ku sendiri ? Lagian aku sudah tinggal sejak lahir " Maraha Al membuat mereka menghela nafas lelah.

"Bukan itu maksud Ayahmu, kami hanya ingin mentoleransi hal hal yang kemungkinan akan terjadi padamu, bukan berarti kami tak mengijinkanmu untuk pulang, Papi hanya ingin kamu mendengarkan kami untuk saat ini" penjelasan Papi membuat Al semakin tak habis pikir.

"Lebih baik kalian beritahu aku sebenarnya apa yang terjadi" Dingin Al menbuat mereka saling menatap satu sama lain.

"Apa ini tentang kembalinya Ayah kandungku? " Tanyanya dengan nada bergetar membuat mereka menegang.
Degg

"TIDAK, bu-bukan itu" Panik Mama membuat Al semakin yakin dengan dugaannya.

Apalagi saat ia tau kaka kembar nya ada di sekolah yang sama dengannya dan ia pernah berkata bahwa orang tuanya pindah kerja ke sini.

"Hahaha mau sampai kapan ? MAU SAMPAI KAPAN KALIAN MENYEMBUNYIKAN FAKTA BAHWA AKU MASIH PUNYA KELUARGA! kenapa kalian semua menyembunyikan semuanya dariku ! Bahkan Mommy juga ?! " Teriak Al frustasi membuat Bunda segera memeluk Al yang sudah menangis kembali.

"Kenapa ? Kenapa dia tak mencariku Bun ? Kenapa Ayahku tak mencariku ? Padahal dia masih hidup" tangisnya membuat mereka diam.

"Apa kamu membaca Diary milik Ibumu nak ? " Lirih bunda terus menangis sambil memeluk Al.

"Ya, aku membacanya ! Aku membaca semuanya DAN AKU MEMBENCI MEREKA SEMUA HIKS" Pekiknya sungguh dadanya bagai tersayat sayat pisau, ini menyakitkan.

Mereka mendengar itu sontak menahan tangis nya dan Mama serta Bunda semakin histeris menangis, kedua nya memeluk Al yang kian histeris.

Rafli melihat ketiga bidadari nya menangis lantas ikut menangis sambil memeluk abang keduanya.

Setelah beberapa saat kemudian tangis mereka mereda dengan Al yang masih sesenggukan di pelukan kedua wanita itu.

"Kamu tau pemuda yang berdebat dengan Papa adalah Abang pertamamu" Ujar Papa.

"Kami tak ingin kehilangan mu jadi kami memutuskan untuk menyembunyikan kamu dari mereka" lanjutnya membuat Al melepaskan pelukan mereka.

"Aku setuju, tapi biarkan malam ini aku tidur disini" Balas Al membuat mereka mengangguk setuju dan mereka memutuska  untuk menginap disana menemani Al.

Al pergi meninggalakan mereka dan kembali ke kamar.

****

Pagi harinya semua aktifitas berjalan normal seperti biasanya.

"Kami pergi sekolah dulu" pamit Dimas dan segera keempat nya berdiri menyalimi satu persatu orang tua disana.

"Ingat jaga adik dan kakak kalian, dan  Al beri tau kami jika ingin mampir kemanapun" Ujar Ayah dan di balas anggukan mereka.

Mereka pergi tak lupa mengantarkan Rafli kesekolahnya terlebih dahulu dan kemudian pergi kesekolah mereka.

Sesampainya disekolah Al langsung memarkirkan motor miliknya dan bergegas pergi. "Aku pergi" Ucapnya lalu pergi meninggalakn keduanya yang masih terdiam.

"Stt, mereka kembali bang" Ucap Candra sebari meringis kesakitan.

"Tenang saja aku takan membiarkan mereka menyentuh nya seinci pun" balas Dimas lalu pergi di ikuti Candra du belakangnya.

Disisi lain Al terus berjalan sambil melamun hingga teriakan seseorang membuatnya berhenti.

"EZRAAAA" panggilan itu sontak membuat si empu menoleh ke sumber suara dan setelah tau siapa yang memanggilnya sontak wajahnya semakin gelap lalu pergi.

Melihat itu si pemanggil lantas berlaru sekuat tenaga dan.

Happ.

Plakk.

Ia menyentuh pundak Al namun segera di tepis oleh si empu. "Jangan mengentuhku" dinginnya membuat ia terdiam.

"Lo kenapa ? " tanya orang itu yang tak lain dan tak bukan adalah si kembar Galang dan Gilang.

"Menjauh dariku dasar sialan" Umpat Al lalu pergi meninggalkan keduanya yang terdiam kaku, ada rasa sesak yang memenuhi hati mereka.

"Kenapa ? Emang kita salah apa bang ? " tanya Gilang linglung.

"Entah" balas Galang.

"Ia terlihat sangat membenci kita" lirih Gilang.

"Yah dan dia menjauhi kita" sahut Galang.

"Dadaku sesak saat Ezra menatapku dingin seperti itu apalagi saat dia mengumpatiku entah kenapa hatiku sangat sakit" Cicit Gilang sambil memegangi dadanya yang berdenyut sakit.

"Ayo pergi kita akan mencari tau nya nanti" balas Galang dan segera menyeret kembarannya ke arah gedung kelas dua.

"Ada apa denganmu? " batin Galang.

🐤🐤🐤🐤🐤🐤

Btw si kembar itu juruan IPA kelas 2 ya dan Iqbal dkk kelas 1 dan soal kenapa mereka bisa barengan sebab rahasia awokwok. Nanti di kasih tau yo.

Cowo Tapi Cewe ? {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang