Ep.3: Rain

0 0 0
                                    

HALOWWW~MIAWW😼
PIYE KABARE?

JANGAN LUPA UNTUK KOMEN DAN VOTE 😼

SIAPA DI SINI YANG SUKA GABRIEL ANGKAT KAKI😝

HEHE. CAMDA....

URI OREN
~HAPPY READING~

******

Cuaca tiba-tiba saja berubah menjadi mendung, padahal tadi pagi matahari masih bertengger terang di atas langit. Akibatnya, sebagian murid tidak bisa pulang ke rumah karena hujan tiba-tiba saja turun dengan derasnya. Namun, sebagian dari mereka ada yang memilih untuk menunggu di halte Bus sampai Bus datang. Angin berhembus kencang, hawa dingin pun membuat bulu kuduk berdiri. Hujan deras terus saja mengguyur tanpa ada tanda-tanda akan berhenti.

Dengan penuh harap, Yhonna menunggu di halte Bus agar Bus segera datang dan ia bisa cepat pulang ke rumah. Jika saja handphonenya tidak mati, mungkin ia sudah menelepon sang ibu untuk menjemputnya.

"Kenapa harus hujan disaat gue lagi piket sih! Sekarang malah ketinggalan Bus, kan." Gerutunya, ia merutuki nasibnya yang sangat tidak beruntung hari ini. Sudah tidak membawa payung, handphone mati, ketinggalan Bus pertama dan sekarang bahkan ia lupa membawa sweater.

"Ya Tuhan.....semoga Bus nya cepet dateng." Ia kembali mengusap kedua lengannya yang terasa sangat dingin. Sungguh, dirinya lemah dengan cuaca dingin, pasti ia akan terserang flu saat sudah sampai di rumah.

Kaget, Yhonna dibuat kaget dengan jaket yang melekat sempurna ditubuhnya, terasa hangat.

"Loh!!! Kak Gabriel? Belum pulang?." Dengan cepat ia mengembalikan jaket pemberian Gabriel tadi.

"Udah, pake aja. Lo kedinginan pasti, nanti pulang-pulang malah sakit lagi!." Peringatnya yang akhirnya mendapat tatapan pasrah dari lawan bicaranya ini.

"Jawab dulu dong pertanyaan gue. Kok belum pulang?."

"Tadi ada kerkom. Karena males kerjain di rumah akhirnya kita milih kerjain di sekolah aja. Mumpung sepi." Yhonna hanya mengangguk sebagai jawaban. "Kalo lo? Ada urusan apa?." Lanjutnya.

"Habis piket, gue kira ga bakal hujan karena ramalan cuaca hari ini cerah berawan." Yhonna hanya bisa menghela nafas pasrah.

"Hahahaha masih aja ada orang yang percaya sama ramalan cuaca." Gelak tawa Gabriel membuat dirinya mendapat tatapan galak dari Yhonna, sepertinya Yhonna marah. "Lo marah?."

"ENGGAK!!." Gabriel dibuat tertawa lagi oleh Yhonna yang tiba-tiba berteriak didepan wajahnya.

"Kentara banget lo lagi marah, aduhhh sakit nih perut gue liat muka lo. Jangan galak-galak gitu dong, nanti tambah jelek!."

"Lo ngejek gue kak?! Gelud yok!!." Tatapan galak milik Yhonna membuat Gabriel menetralkan wajahnya dan seketika berubah seperti biasa.

"Maaf. Habisnya reaksi lo lucu, jadinya gue makin suka goda lo."

"Nyebelin. Lo kakel yang nyebelin ternyata."

"Baru tau?? Hm?." Ucap Gabriel sambil mengangkat sebelah alisnya.

Bus datang, menandakan ucapan mereka harus berhenti sampai disini.

Our SummerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang