Part Five.

739 19 0
                                    

Terdengar langkah terburu-buru milik seorang wanita setengah baya. Ia berjalan seorang diri menuju suatu tempat yang tak pernah orang lain ketahui dan jarang sekali di kunjungi. Tanpa Ia sadari ternyata sebuah pasang memperhatikannya dari arah kejauhan, pemilik mata itu mengikutinya dari belakang karena curiga wanita itu akan melakukan apa yang di katakannya waktu itu. Dan benar saja perempuan itu berhenti pada sebuah tempat yang sepi, hanya dikelilingi pohon-pohon besar yang sangat tinggi hingga menyebabkan menghalangi sinar matahari siang itu. Menimbulkan suasana yang agak gelap dan cukup mencekam, apalagi kalau malam hari. Wanita itu mendongakkan kepalanya melihat ke segela penjuru sambil berputar.

"Aku tau kau pasti ada disini. Aku ingin menawarkan sesuatu padamu."

Lelaki yang tadi mengikutinya pun bersembunyi tak jauh dari tempat tersebut. Ia mengerutkan kening dan nampak gelisah.

"Ternyata dia benar-benar melakukannya. Aku harus mencegahnya sebelum terlambat dan segalanya akan fatal." Gumamnya

Laki-laki itu keluar dari persembunyiannya dan segera meraih tangan wanita itu lalu menariknya dan membawa pergi dengan langkah cepat.

"Hey, lepaskan tanganku." Ucapnya sambil berusaha melepaskan tangannya. Pria itu tidak mendengarkannya dan tetap memegang tangannya untuk dibawa pulang ke rumah.

Sesampainya di rumah pria itu baru melepaskan tangan perempuan tersebut.

"Kau sungguh tidak waras!" Ucapnya setengah membentak

"Mengapa kau menggagalkan rencanaku?"

"Aku tidak akan membiarkanmu memberikan darah daging kita kepada iblis itu!"

"Dia hanya membawa sial dan mengganggu Laura!"

"Dia tidak mengganggu Laura, itu hanya opinimu karena kau membencinya."

"Terserah, aku tak perduli. Pokoknya aku akan tetap melakukannya."

"Sampai hati kau lakukan, aku tidak akan segan membunuhmu!"

"Aku yakin kau tidak akan tega seperti itu kepadaku, sayang."

"Tapi bukan hal yang sulit jika kau benar melakukannya, istriku."

***

Sementara itu nampaknya Laura lupa akan buku harian yang hendak dibacanya waktu itu, bahkan Ia sendiri lupa dimana meletakkannya. Dan kini Ia mencari-carinya

"Kemana buku itu? Seingatku ada di meja waktu terakhir kali aku hendak membacanya. Tapi kenapa sekarang tidak ada?" Ujarnya bertanya-tanya

"Ah, sudahlah. Nanti juga ketemu sendiri."

Kemudian Ia berlalu pergi meninggalkan kamarnya dan menutup pintu. Lalu pergi berangkat sekolah.

"Laura.." Terdengar suara bisikan lembut seorang perempuan.

"Hey, aku disini."

Ia mencari asal suara itu.

"Tarrrraaa..!!"

"Aaaaaaaaaaaaaakk..!"

"Hahahaha"

"Marsha, kau ini! Senang sekali berlaku seperti itu."

"Hehehe, kau mau ke sekolah ya?"

"Iya, kenapa?"

"Boleh aku ikut?"

"Eh? Memangnya kamu tidak sekolah?"

"Tidak."

"Kenapa?"

"Karena aku tidak mau."

"Hah?"

"Sudahlah, ayo. Nanti kita terlambat."

KembarWhere stories live. Discover now