Welcome, Jovian!

28 12 15
                                    

Cw: alcohol, drunk, nightlife

***

Minuman pesanan mereka jadi juga. Heksa masih setia dengan Bourbon Whiskey-nya. Pria itu sangat menyukai jenis minuman keras yang satu itu. Sedangkan, Jovian sibuk mengamati segelas White Russian yang tampak seperti kopi dengan topping whipped cream di matanya.

"Ini benaran alkohol?" herannya.

Heksa yang mendengarnya langsung mendecak. "Itu alkohol buat pemula. Gue yakin lo nggak pernah minum ginian. Kalau langsung gue kasih Whiskey ntar lo sekarat ngerepotin gue doang."

Jovian memutar bola matanya malas. Namun, akhirnya dia coba menyesap minumannya juga. Dia pikir, mungkin minuman itu akan menyakiti tenggorokannya, tapi rupanya minuman ini sangat mirip dengan kopi susu. Rasanya seperti tidak ada alkohol di dalamnya, melainkan kopi dan cream susu.

Segelas habis dia tenggak, bersamaan dengan kedatangan teman-teman Heksa. Atlas yang sadar akan entitas seorang Jovian langsung menyenggol siku tangan Heksa untuk bertanya lebih banyak.

"Dia join circle kita. Lumayan, nambah member," ucap Heksa santai meninggalkan keheranan di benak yang lainnya.

"Kenalin, Bang. Gue Jovian Arkasa Wailendra. Panggil gue Jovian atau Jovi aja." Jovian menyapa teman-teman Heksa dengan ramah. Sejujurnya dia masih sangat asing dengan wajah-wajah mereka, kecuali Atlas. Tapi, namanya juga masuk ke circle baru. Wajar kalau diperkenalan pertama ini terasa asing dan canggung.

Gamma lantas menggaruk tengkuknya yang tak gatal sembari berdehem demi memecahkan suasana. "Oke, Bang Jovi. Kenalin, gue Gamma."

Tak lama satu per satu dari mereka mulai memperkenalkan diri. Membuat Jovian merasa senang karena mereka mau menerima Jovian dalam circle-nya.

"Anyways, hari ini gue traktir kalian minuman, mumpung gue lagi kaya raya," ujar Asa yang mendapat sambutan senang dari teman-temannya. "Puas-puasin mabuk sampai teler, Jov!" ujarnya ke arah Jovian.

***

Pria dewasa itu terlihat sibuk mengotak-atik ponselnya, berusaha menelepon seseorang yang sedari tadi tak kunjung mengangkat teleponnya.

"Kurang ajar anak ini, rekeningnya diblokir pun dia masih bisa kelayapan," kesalnya ketika memperhatikan jam telah menunjukkan pukul 12 malam.

Sebetulnya dia bukan tipikal ayah yang selalu mengekang anak-anaknya, apalagi dia tahu bahwa anak sulungnya sebebas apa hidup dan prinsipnya. Dia juga mengerti bahwa si sulung sudah cukup dewasa untuk mengurus hidupnya sendiri. Namun, entah kenapa, Tuan Katmajaya mulai merasa cemas ketika sore tadi dia menerima telepon dari seseorang, tepatnya seorang wanita yang tak ingin dia hubungi lagi.

'Wisnu, aku ingin ketemu kamu.'

Kalimat jelas yang diungkapkan wanita itu pada sang pria.

'Kita bicarakan soal anak-anak,' imbuh sang wanita yang notabenenya adalah ibu kandung Heksa dan Piona.

"Apa yang mau dia bicarakan?" gumam Tuan Katmajaya bermonolog.

***

Benar saja, Jovian sudah mulai mabuk setelah menenggak 3 gelas White Russian. Bicaranya melantur, jalannya sempoyongan, dia bahkan tanpa sadar ikut menari seperti orang lainnya di lantai dansa. Tidak hanya Jovian, melainkan juga Gamma, Asa, dan Muga total mabuk dan menari bersama-sama dengan Jovian. Mereka terlihat bersenang-senang.

Cigarette Before Home | EnhypenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang