1. Gadis Galak

106 20 3
                                    

"Cukup basahi lisanmu dengan bersholawat, karena orang yang banyak bersholawat ia akan menjadi orang yang dekat dengan Nabi Muhammad ﷺ."

( Al Habib Umar Bin Hafidz )

اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ


HAPPY READING🖤
###

Sang mentari sudah menampakkan dirinya, kicauan burung menjadi nyanyian di pagi hari ini.

Dering alarm terus berbunyi, mengusik seorang gadis yang masih tertidur pulas dalam ranjangnya.

"HUMAIRA BANGUN! SUDAH PAGI!" teriakan seorang wanita terdengar memasuki gendang telinganya.

Gadis itu membuka matanya, terduduk lalu membaca doa bangun tidur sembari mengumpulkan nyawanya.

"IYA UMMA, AIRA UDAH BANGUN!" serunya membalas teriakan wanita tadi.

Dia bangun dari duduknya, mengambil handuk lalu pergi ke kamar mandi.

Tak butuh waktu lama, dia sudah keluar dari kamar mandi dengan wajah yang jauh lebih segar lagi.

Bergegas memakai seragam putih birunya, hari ini dia harus pergi sekolah.

Namanya Humaira Aliza Al-Husain, seorang gadis yang masih menduduki bangku kelas 8 SMP.

Gadis yang kerap dipanggil Aira ini tidak suka berdandan sejak dulu, dia selalu tampil sederhana.

Lihat saja di meja riasnya, hanya ada satu botol parfum dan juga handbody. Sisir dan juga satu kotak jarum pentul.

Memiliki mata yang indah, alisnya tidak terlalu tebal, wajahnya terlihat jutek dan cuek. Wajah tanpa polesan apapun itu tampak cantik.

"Sarapan dulu nak," ucap Ibu Humaira, Annisa Adiba Al-Husain namanya. Yang biasa Humaira panggil Umma.

"Iya Umma, Abi mana?" tanya Humaira.

"Abi mu sudah berangkat duluan, ada meeting penting."

Humaira hanya mengangguk, lalu memakan sarapannya. Di meja makan hanya ada Humaira dan Ibunya saja.

Humaira merupakan anak kedua dari dua bersaudara, kakaknya sedang menempuh pendidikannya di Universitas Al-Azhar, Mesir.

Ramdan Zaidan Al-Husain, kakak dari Humaira yang kerap dipanggil Zay.

"Umma, Humaira berangkat sekarang ya. Assalamualaikum," Humaira mencium punggung tangan sang Umma.

"Wa'alaikumussalam, hati-hati."

"Iya umma."

Langkah kaki Humaira melangkah keluar dari rumahnya, bibirnya tidak berhenti membaca Ayat Kursi. Sudah menjadi kebiasaannya, setiap keluar dari rumah selalu membaca Ayat Kursi.

"ASSALAMUALAIKUM!" teriaknya, begitu sampai di depan rumah temannya.

Di sana sudah ada teman-temannya yang sedang sarapan nasi uduk, tepat di teras rumah.

"Wa'alaikumussalam," jawab mereka serempak.

Azkiya Zahira Al-Fariz, Halwa Asyira Ghiffari, Agna Halimatus Azhar, Khanza Syaqillah Kinnan. Ke empatnya merupakan teman dari Humaira.

Kini mereka semua tengah berkumpul di rumah Khanza, seperti biasa. Mereka akan berangkat bersama dan saling menunggu di rumah milik Khanza. Sembari sarapan. Ada juga yang sudah sarapan di rumah seperti Humaira.

HUMAIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang