5. Nikmat Hidayah

58 17 0
                                    

"Cukup basahi lisanmu dengan bersholawat, karena orang yang banyak bersholawat ia akan menjadi orang yang dekat dengan Nabi Muhammad ﷺ."

( Al Habib Umar Bin Hafidz )

اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ


HAPPY READING🖤
###

Humaira merasa kalau hari ini adalah hal yang baru untuk dirinya, entahlah semenjak dia bertekad untuk merubah diri dan lebih mendekatkan diri pada sang Pencipta. Humaira merasa ada kelegaan dan ketenangan yang mulai menguasai dirinya.

Bukan berarti sebelumnya dia tidak pernah merasakan hal itu, namun. Sekarang rasanya berbeda.

Satu bulan yang lalu saat di mana dia bertekad untuk memperbaiki diri, saat itu juga dia mulai melakukan mandi taubat dan sholat taubat. Sejak hari itu pula, dia benar-benar langsung berusaha untuk meninggalkan kebiasaan buruknya.

"Assalamualaikum Umma cantik," Humaira memasuki rumahnya dengan tangan kanan yang membawa satu plastik cemilannya.

"Wa'alaikumussalam anaknya Umma," balas Adiba sang Umma, "Sudah jajannya?" tanyanya.

Humaira mendudukkan dirinya di samping sang Umma, saat ini keduanya tengah menonton tv di ruang keluarga.

"Udah Umma, tadi Aira sempat mampir dulu ke rumahnya Khanza. Makanya lama pulangnya hehe," Humaira menjelaskannya sebelum sang Umma menanyakan perihal dia yang pulang lama.

Adiba mengangguk, tangannya terangkat mengelus kepala sang anak. Yang sekarang sudah tertutup dengan hijab yang menjulur panjang hingga menutupi dadanya.

Adiba sangat bersyukur dengan perkembangan putrinya, "Ke kamar gih," pintanya.

"Masih sore Umma, jadi Aira tidurnya nanti ya?" ucapnya.

Adiba terkekeh, "Umma nyuruh kamu ke kamar bukan buat tidur, kan emang biasanya kamu diem di kamar aja."

"Nanti deh Aira mau nonton tv bareng Umma dulu," jawab Humaira menyengir.

"Tadi udah ngaji belum?" tanya Adiba, tatapannya kini tak lagi menatap Humaira. Melainkan fokus menatap layar televisi yang menampilkannya salah satu sinetron.

"Alhamdulillah udah Umma, Abi malem ini pulang enggak?"

"Abi kamu enggak pulang, langsung pergi keluar kota sore tadi."

Humaira menganggukkan kepalanya, dia kini duduk anteng sembari menonton sinetron dengan cemilan yang senantiasa berada di pangkuannya.

Dalam diamnya menikmati tayangan sinetron, dalam hatinya Humaira melantunkan sholawat kepada sang kekasih Allah. Kepada Baginda Rasulullah Saw.

Salah satu hal yang dulunya jarang dia lakukan, namun kini dia melakukannya.

Setiap menjalankan aktivitasnya, Humaira tak lupa untuk berdzikir dan bersholawat.

Dia melakukan apa yang dulu pernah Abi dan Umma-nya ajarkan, yaitu. Memperbanyak sholawat kepada Nabi Muhammad Saw, memperbanyak berdzikir.

"Umma, Aira tiba-tiba udah ngantuk hehe. Aira duluan ke kamar enggak apa-apakan?" ujarnya sembari menatap Umma.

Adiba mengelus kepala putrinya, "Ya sudah sana masuk, jangan lupa Sunnah sebelum tidurnya di laksanakan ya."

"Siap Umma," Humaira mencium pipi kanan Adiba, "Selamat malam Umma cantik."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 15, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HUMAIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang