Eps. 5 Choi Yebin

622 95 32
                                    

Hallo reader yang baru mampir di book Latte ataupun reader yang setia nunggu Latte!🍵

Update pas puasa siapa tau berkah karna ngasi asupan ke kalian kan walaupun jatuhnya yang dibaca ini sesat sih hehe~

P.S Tenang, adegannya semua family friendly kok, paling keslimpet dikit aja diakhir❤️



.

Happy Reading❤️

.



Choi yeonjun. 

Mungkin jika kalian bertanya dengan mahasiswa sejurusan dengannya mereka akan menjawab sekedarnya saja. Dia bukanlah mahasiswa yang menonjol seperti pada cerita-cerita fantasi.

Akademiknya lumayan bagus, diorganisasi pun dia juga cukup aktif kok tapi tetap dia hanya mahasiswa yang tergolong biasa saja. Mungkin hal yang paling menonjol dari dirinya adalah penampilannya yang terkadang sangat nyentrik.

Hari-harinya pada semester ini terasa begitu berat baginya. Walaupun sudah tidak ada mata kuliah apapun tapi masih ada yang namanya skripsi. Bisa dibilang ini tahap yang paling menyiksa diperkuliahan.

Setelah melakukan bimbingan dengan dosen, lagi-lagi ia harus menelan pil pahit karena banyaknya revisi yang ia terima. Yang membuat terasa semakin berat tidak hanya itu saja.

Hey apa kalian tau rasanya insecure melihat progress teman satu dospem kalian?

Rasa sesak dan berisik di kepalanya membuat dirinya harus mengurung diri di toilet kampus. Ayolah disaat terdesak seperti ini tidak ada tempat lain yang lebih private dibanding toilet kampus.

Disaat dirinya sedang mencoba melawan kegelisahannya, handphonenya berdering ribut.

Sial, siapa yang dengan tidak tau dirinya menelfon berkali-kai seperti itu? Nomor tidak dikenal pula.

Beberapa menit setelah Yeonjun mengabaikan panggilan itu, akhirnya panggilan itu masuk lagi jadi dengan cepat ia angkat. Siapa tau penting kan?

"Yeoboseo, apakah ini benar dengan Choi Yeonjun-ssi buna dari Choi Yebin?"

Yeonjun terdiam dan mengernyit bingung. Dapat ia dengar kalau suara disebrang sana itu seperti suara wanita paruh baya.

Tapi bukan itu masalahnya,

"Buna? Choi Yebin?" tanyanya bergumam

Maklum saja, otaknya masih ngelag akibat serangan panik tadi.

"Ah maaf jika saya tidak sopan, tapi Yebin memberikan nomor ini dan mengatakan ini adalah bunanya. Maaf saya tidak tau jika anda laki-laki"

Jawab wanita itu saat mendengar suara Yeonjun yang seperti kebingungan. Baru saja ia akan menjelaskan situasinya tetapi tidak lama setelahnya terdengar raungan tangis melengking yang suaranya sangat Yeonjun kenali,

"BWUNAAAA HUWAAAAAA"

"Ya! bocah nakal jangan beracting pada bunamu"

"Yebin-ah? Gwaenchanha?" tanyanya panik saat mendengar suara Yebin menangis seperti sedang kesakitan, apalagi bentakan dari seorang wanita lain disana.

"Begini Yeonjun-ssi saya kepala sekolah Yebin. Tadi Yebin bertengkar dengan temannya dan mengejarnya hingga akhirnya jatuh terantuk meja. Ia juga sempat menjambak lalu menampar pipi temannya dengan kotak pensil hingga lebam setelah terjatuh tadi."

Felicity ; soojunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang