Esok paginya aku terbangun dari salah satu tidur terenak dalam hidupku karena semalam aku memimpikan hidup bersama Kak Intan.
"Dah siap belum?" Tanya mas Adam
"Udah, bang."
Sehabis bersiap siap aku diantar oleh Mas Adam ke kantor kelurahan."Panggah, Jeki chen nih, bos! Senggol dong!" Ujar Pak Sutris.
"Iya, pak."
"Kamu kerja kantoran dulu hari ini, nyatet keluhan warga yang masuk, nih komputer udah canggih nih beli borongan, spek game paling mutakhir bos."
"I...ini kamu bantu nanganin dulu yang kemarin, banyak ini keluhan dan pengarsipan kita kurang rapih itu dokumen dokumen."
"Siap, mang."Aku lanjut bekerja dari pagi hingga pada siang hari datang seorang wanita dari keluarga Tandjung asal Semarang. Parasnya sungguh aduhai, kecantikannya tidak bisa diutarakan bahkam oleh rangkaian kata para pujangga sekalipun.
"Kak Thia!!" Sapa para karyawan wanita. Sepertinya ia merupakan orang yang cukup terkenal.
Para karyawan pria mulai membicarakan hal-hal yang kurang pantas dan pemikiran serupa mulai merambah ke otakku."Anak baru, ya?" Sahut Kak Thia.
"I...iya kak, salam kenal."
"Wah, oke banget nih seumur kamu udah kerja serius gini, lanjutkan." Ucap kak Thia yang kemudian memberi gestur menghisap pen di meja.Sepulangnya, aku langsung bergegas menuju kamar mandi dan mengusir benih-benih birahi dari tubuhku. Ahh, begitu nikmat membayangkan apa yang kita berdua dapat lakukan. Bagaimana tidak, dalam dua hari sudah bertemu dua orang supermodel.
Aku hendak pergi tidur saat tiba tiba saya mendengar orang mereparasi sambil bergumam kata-kata kasar. Orang itu adalah Mbah Arto, tetangga kami.
"Bodat, gak bener bener ini."
"Mbah, sabar mbah, ada apa?"
"Ini Radio sudah saya arahkan kabelnya ndak jalan."
"Coba sini saya bantu."
Saya pernah belajar mengenai komponen radio sehingga untuk ini saya dapat membantunya."Wah, nyala, hebat kamu. Si lanang bermotor aja ndak bisa ngebantu aku."
"Ahh, biasa ini, mbah, pernah cari di internet."
"Naon?"
"Internet."
"Inter?"
"Internet, yang bisa diakses dari komputer itu buat nonton dan cari informasi itu, mbah."
"Ohh, saya sudah tua, ndak paham begituan. Coba tanya anak bungsuku aja, Ania kalau soal begituan."
"Yaudah, mbah, saya tinggal dulu ya."
"Iya, nggih den."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Pilu Di Desa Penakmawon
Mystery / ThrillerAdam Dananto, seorang pria yang baru saja menyelesaikan studinya diutus oleh bapaknya untuk bekerja di Kelurahan desa Penakmawon di Yogyakarta. Tetapi ada yang sedikit janggal dari diri Adam, yang membuat nya mencolok, dan bahkan tidak dapat disamb...