Chapter 8 : Anxiety

10 3 0
                                    

●○●○●○●○●○●○●○●○●○●○●○●○●

Anxiety

○●○●○●○●○●○●○●○●○●○●○●○●○

☆ Yooa PoV ☆


Tiupan angin membuat lamunanku semakin dalam, walau saat ini guru di hadapanku tengah menjelaskan pelajaran, tetapi hal itu sama sekali tidak membuyarkan lamunanku. Mungkin saat beliau mengetahui aku tak memperhatikannya, maka aku akan berakhir di kantor guru.

Sungguh, aku ingin sekali fokus dengan semua ini.. tetapi kehidupanku sedang dalam fase kebimbangan. Akh... ayolah Yooa.. kau harus menghilangkan keresahan di hatimu ini.. kau harus fokus pada ujianmu!
Ya, itu yang dikatakan otakku, tetapi tidak dengan hatiku.

Hari-hari bahagia yang kunantikan saat Jaebum ingin mengubah hubungan kami, ternyata tidak seindah yang kuharapkan.
Walaupun kami sedang berdua, tetapi Jaebum kadang masih memikirkan perasaan Yugyeom.
Contohnya saat kami duduk bersama, saat makan siang, atau saat aku mencoba merangkul lengannya.. ia menyuruhku untuk tidak melakukannya karena takut Yugyeom akan melihatnya..

Jika begitu, lalu untuk apa hubungan ini?

Aku juga merasa bersalah pada Yugyeom karena mengabaikannya, tapi.. apa aku juga tidak berhak bahagia?
Aku hanya ingin melewati hari-hari bahagia lagi bersamamu Jaebum..

Apa.. aku harus mengalah saja?
Apa.. sebaiknya aku menerima Yugyeom saja?
Jika aku melakukannya.. apa aku akan bahagia?
Apa Jaebum akan bahagia?
Dan Yugyeom?

Lagi, kuhela nafasku berat..
Fikiran yang seharusnya kuisi dengan pelajaran malah terisi dengan beban-beban fikiran yang membuatku resah.

"Apa kau masih marah?"

Sebuah pesan dari Jaebum sehari yang lalu masih terus kupandangi, aku bahkan belum membalasnya sampai detik ini.

Jika ditanya apakah aku marah? Tentu saja..
Tetapi, jauh dari seorang Im Jaebum juga membuat hatiku sakit..
Apa sebaiknya hubungan kami kembali seperti dulu lagi?
Apa.. itu bisa terjadi?

Aku memang egois untuk memilikinya..
Tetapi, apa tidak ada yang memikirkan bagaimana perasaanku juga?

☆ Yooa PoV end ☆

○●○

☆ Jaebum PoV ☆

Yooa masih belum juga membalas pesanku. Terakhir kali kami bertemu, Yooa menangis dan tak mengatakan apa-apa pdaku.
Apa aku terlalu egois hingga tak memikirkan perasaan Yooa maupun Yugyeom?

Aku memilih menjalin hubungan dengan Yooa dimana hal itu membuat hubunganku dan Yugyeom menjauh.
Tetapi saat aku mencoba tidak memperdulikan hal itu, di satu sisi aku juga menyakiti perasaan Yooa.
Apakah memang seharusnya tidak boleh ada rasa cinta diantara teman?

Jika disuruh memilih, aku ingin memilih keduanya.. apakah hal itu sangat egois?

Perhatian manik mataku tertuju pada Yooa yang saat ini melamun diantara teman-temannya yang sedang makan siang.
Lagi, rasa bersalah menghampiriku.
Kucoba untuk mendekatinya, mungkin aku bisa minta maaf duluan?

FOCUS ON ME [[Yugyeom, Jayb]]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang