Selamat membaca!
.
.
.
.
.
"Chen Yu, seseorang datang untukmu."
Chen Yu yang pada saat itu duduk sembari menenggak minuman mulai tersedak. Air mineral membasahi kaos putihnya hingga membuat bidang pada dada tercetak dengan jelas. Wajah dipenuhi oleh tanda tanya ketika menatap ke asal suara. Menemukan bahwa sang pelatih berada di ambang pintu dengan sikap tidak sabaran selagi menunggu dia bangkit dan bergegas ke ruangan yang ditunjukkan.
Tidak berselang lama, bisikan kecil mulai mengeras di ruangan latihan, menatap iri kepada punggung Chen Yu yang perlahan menjauh. Seorang lelaki bernama Yan Er berkata, "Lagi-lagi … dia mendapatkan perlakuan khusus."
Anggukan dari banyak orang membuktikan kebenaran dari pernyataan lelaki tadi. Kemudian, Yu Long menambahkan, "Benar, ibuku datang dan selalu ditolak dengan alasan tidak menerima kunjungan dari siapa pun. Lalu, kenapa Pelatih Sheng menerima tamu Chen Yu? Ini benar-benar tidak adil."
Setelah kalimat itu selesai, Yu Long bangkit bersamaan dengan botol air mineral yang dilempar ke tanah secara kasar.
"Tidak heran jika Chen Yu mendapatkan perlakuan khusus. Jika aku adalah anak dari pasangan kaya raya Wang, mungkin aku juga mendapatkan perlakuan khusus," sahut Zhao Yun.
Senyum remeh mengembang di wajah Yan Er. "Setidaknya kita tidak lahir dari pasangan gay."
Suara tawa memenuhi setiap sudut ruangan, hampir semua dari penghuni ruangan ikut tertawa mengejek. Rasa iri mulai bermekaran di hati mereka ketika semua murid mendapatkan hukuman berat, tetapi tidak dengan Chen Yu. Pelatih Sheng tidak pernah mengemukakan alasan kenapa dia membebaskan Chen Yu dari hukuman sehingga pikiran mereka diserbu oleh hal-hal yang berbau negatif. Salah satunya adalah keluarga Wang telah menyuap, bahkan ada juga yang berpikir bahwa Pelatih Sheng dan Chen Yu menjalin hubungan gelap, mengingat latar belakang keluarga Wang yang merupakan pasangan gay. Tidak menutup kemungkinan jika Chen Yu juga bagian dari kaum gay.
Satu per satu murid menjauhi Chen Yu, tetapi dia sama sekali tidak peduli sebab memang terbiasa sendiri. Ada dan tidak adanya teman tidak juga mempengaruhi lelaki tampan itu. Dia justru bisa lebih fokus belajar dan berlatih jika tidak mendapatkan gangguan dari teman. Ketika berada di bangku sekolah pun dia tidak memiliki teman selain adiknya sendiri, Xiao Sa.
Pelatih Sheng menyuruh Chen Yu masuk ke dalam ruangannya, sementara lelaki tampan itu merasa bingung kenapa seseorang ingin bertemu di dalam ruangan tersebut. Jika dia tidak salah ingat, gedung itu memiliki ruang tunggu yang akan lebih sopan jika bertemu di sana. Memutuskan untuk berhenti menebak pertanyaan di dalam kepala, Chen Yu masuk ke ruangan Pelatih Sheng demi menjawab semua kebingungannya.
Ketika pintu terbuka, Chen Yu terkejut melihat seseorang yang tengah mengangkat pandangan ke arahnya. Segera setelah itu, senyum manis terpancar di wajah lelaki manis yang berusaha keras dia lupakan. Kemudian, di tangan lelaki manis itu terdapat kotak bekal yang tampak familier. Mereka membeku di tempat dalam waktu yang cukup lama, saling memandang tanpa mengeluarkan sapaan basa-basi. Pada akhirnya, Chen Yu memutuskan untuk pergi, tetapi kalah cepat dengan Gu Wei yang sudah melompat ke arahnya. Menahan segala pergerakan dan memohon dengan menyedihkan, "Jangan buru-buru pergi, ada yang harus aku bicarakan denganmu."
Chen Yu menghela napas berat, membuat Gu Wei merasa tidak nyaman. Namun, dia tetap memaksa agar lelaki tampan itu mau menetap untuk membicarakan permasalahan di antara mereka, atau sekedar menikmati bersama bekal makan siang yang dia bawa. Tidak memiliki alasan untuk menolak, Chen Yu pun memasrahkan diri ketika dituntun ke arah sofa. Tidak ada percakapan yang melumpuhkan keheningan dalam waktu yang lama hingga sampai pada titik di mana Gu Wei berusaha menyodorkan makanan ke depan bibir tebal pihak lain. Baru di saat itulah Chen Yu bereaksi, tetapi reaksi yang dikeluarkan cukup menumbuhkan rasa bingung di hati Gu Wei.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE GLOOM S.2 (YIZHAN)
FanfictionThe Gloom Season 2, jangan lupa mampir ke The Gloom Season 1 dulu. Tentang perjalanan hidup si kembar, Chen Yu dan Xiao Sa, dalam menggapai impian. Kebersamaan Chen Yu dan Xiao Sa harus terhalang oleh cita-cita. Keinginan untuk menjelajahi negeri or...