𝟎𝟐

28 4 77
                                    

─── ɪɴ ᴏᴍɴɪᴀ ᴘᴀᴛᴀʀᴜꜱ ───

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

─── ɪɴ ᴏᴍɴɪᴀ ᴘᴀᴛᴀʀᴜꜱ ───

"Takdir yang ditetapkan pada kita begitu kejam, jangan berpikir di luar batasmu dan dan jangan mencoba hal-hal yang tidak dapat kau kendalikan. Kau harus menanggungnya seorang diri."

Sejak masih kecil dia selalu memiliki gambaran visual wajah sang ibu yang terdistorsi.

Suaranya terdengar seperti rekaman tergores yang berhasil bernyanyi tanpa campuran vinil dan wajahnya tidak lebih dari gambaran buram. Dia tidak pernah mengerti apa makna kata-kata itu sampai detik terakhir.

Yang dia ingat, ibunya adalah seorang wanita keras yang selalu ingin melindunginya namun kata-katanya seringkali kasar dan mengintimidasi.

"Jangan! Jangan berani-beraninya keluar dari lemari sampai ibu sendiri yang memanggilmu."

Dia masih mengingat tragedi masa lalunya, bahkan yang tidak bisa dia kendalikan. Ketika ibunya menyuruhnya bersembunyi di lemari, dia akan melakukannya tanpa pertanyaan. Bagaimana cengkeraman ibunya di bahu kecilnya begitu kuat dan gemetar, seolah-olah berpegangan mati-matian pada sedikit kendali yang tersisa.

"Diam di sini, jangan sampai membuat suara. Sebelum ibu sendiri yang datang, bertahanlah selama itu."

Sarah ingin mengabaikan peringatan ibunya, tapi dia terlambat. Pintu lemari tertutup rapat, dan dia terjebak dalam kegelapan total. Dia tahu bahwa dia seharusnya diam, tetapi hampir tidak mungkin untuk tidak berteriak ketakutan setelah mendengar kengerian yang terjadi di luar sana, suara-suara manusia bercampur jeritan menyakitkan yang datang tembus sampai ke dalam bilik lemari.

Setiap detik berlangsung satu jam bagi gadis kecil itu yang bersembunyi dalam sesak dan gelapnya kotak kayu. Dia sengaja mentulikan telinganya dari suara teriakan dan permohonan yang bocor. Seolah-olah tak peduli dengan apa yang terjadi di luar sana.

Gadis kecil itu tidak tahu pasti tapi dia yakin satu hari sudah terlewati semenjak dirinya terjebak dalam lemari tua ini. Rasa lapar dan haus menggerogoti tubuhnya yang membutuhkan tapi itu tidak cukup untuk memaksanya melangkah keluar.

Aku lapar... haus... Ibu bilang tidak akan lama tapi sampai sekarang...

Kepala bertumpu lemas di atas kedua lutut, mata ruby hampir tertutup jika saja bukan karena secercah cahaya tiba-tiba menerobos celah diantara pintu lemari bersamaan dengan deritan langkah kaki di atas lantai kayu membuatnya tetap tersadar dalam waspada.

Suara yang bukan milik sang ibu membuatnya memeluk kakinya lebih erat ke dada.

".... saya menduga wanita itu menyembunyikan atau melepaskan putrinya pada saat detik-detik mereka datang."

"Naluri wanita itu cukup kuat bukan? Seperti induk beruang yang menyembunyikan anaknya dari bahaya."

Suara itu berbicara dengan tidak menyenangkan, membuat indera Sarah tergelitik oleh ketakutan dan antisipasi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 22, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Higanbana DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang