Curiga?

7.7K 215 9
                                        

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Gus Adzhar membuka pelan pintu kamar, netra coklatnya mengamati setiap sudut ruangan, tak lama mata itu terpaku pada istrinya yang sudah tertidur lelap sembari memunggungi tempat tidur Gus Adzhar.

Gus Adzhar berjalan pelan, lalu menutup pintunya, ia menyimpan jas di tempat cucian kotor, ia melihat jam yang sudah menunjukan pukul 10 malam, ia kebablasan.

Laki laki itu masuk kedalam kamar mandi lalu mengisi Beth up dengan air hangat, ia ingin berendam untuk menjernihkan pikiran nya.

Laki laki itu menyandarkan kepalanya, matanya terpejam menikmati harum nya lilin aromatic milik istrinya, berbau lavender.

Pikiran nya sedang kalut sekarang, masalah rasanya datang bertubi tubi hari ini, ia bahkan belum sempat mengobrol santai dengan istrinya. Rasanya Gus Adzhar ingin resign dari kantor.

"Jika saja dulu aku nggak pergi kamu bakalan sama aku kan Malik?! Iya kan?!!  Jika kamu dulu bilang kamu ingin sama aku, aku nggak akan pergi buat menuhin permintaan kakek aku!"

"Percuma Selsa! Mau kamu sekolah di Indonesia pun saya nggak disini, jadi untuk apa? Kamu tidak begitu penting dihidup saya!"

Gus Adzhar memijat pelipisnya, perempuan itu meminta maaf btuntal di kantor dengan tidak senonoh menurut Gus Adzhar. Selsa dengan nekat memeluk Gus Adzhar yang padahal Gus Adzhar sendiri sudah berontak.

Tapi jujur saja didalam lubuk hatinya ia merindukan perempuan itu, bagaimanapun juga Selsa menemaninya dari kecil. Apa salah jika dirinya merindukan gadis itu?

Jika mungkin Gus Adzhar masih lajang apakah ia bisa meminang perempuan itu? Gus Adzhar terkekeh hambar, telat. Ia sudah memiliki istri, ia tidak bisa menduakan Tasya, ia yakin bahwa dirinya tidak akan bisa adil.

Gus Adzhar menggelengkan kepalanya, daripada memikirkan itu terus ia pun langsung membasuh tubuh nya, setelah beberapa menit laki laki itu keluar dari kamar mandi dengan setelan piyama lengan pendek celana panjang.

Gus Adzhar mengeringkan rambutnya dengan hair dryer milik istrinya, agar cepat kering. Setelah itu laki laki itu membaringkan tubuh nya disamping Tasya.

Ia pun memeluk Tasya sembari mendaratkan beberapa kecupan di leher wanita itu tak lupa kening Tasya.

Tasya yang merasa terganggu mengerjapkan matanya lalu matanya menoleh melihat suaminya yang memeluknya erat sembari menyembunyikan kepalanya di ceruk leher Tasya.

"Mas? Kamu udah pulang? Maafin aku, aku ketiduran." Tasya merasa tak enak dengan suaminya.

Gus Adzhar tersenyum lalu menggeleng. "Gapapa, aku tahu kamu capek. Udah mending bobo lagi. Aku usap usap ya? Perut nya," ujar Gus Adzhar dengan suara serak, tangan kekar Gus Adzhar perlahan mengusap perut buncit istrinya.

GUS ADZHAR [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang